Berita Kubar Terkini

Masyarakat Diminta Waspada, Kasus Malaria di Kutai Barat Kembali Meningkat

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat menghimbau seluruh masyarakat, agar lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Fogging yang terus digencarkan oleh Dinas Kesehatan Kutai Barat hingga menyasar lingkungan sekolah sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit malaria.TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR- Pemerintah Kabupaten Kutai Barat menghimbau seluruh masyarakat, agar lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka. 

Hal ini lantaran kasus malaria di Kutai Barat saat ini dilaporkan kembali mengalami peningkatan. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinskes) Kutai Barat, kasus malaria tersebut pertama kali terdeteksi di Kampung Dilang Puti, Kecamatan Bentian Besar.

Wakil Bupati Kutai Barat H. Edyanto Arkan mengatakan dalam penangan kasus malaria ini, harus melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dan saling membangun koordinasi. 

"Walapun 2020 hingga awal 2021 menurun tapi tren kembali meningkat, yakni 18 kasus di Puskesmas Dilang Puti, Kecamatan Bentian Besar.

Hal ini yang juga melatarbelakangi perlunya tindaklanjut yang komprehensif dan sinergitas terkait penanganan kasus eliminasi malaria,” kata Wabup Kubar Edyanto Arkan, Rabu (1/6).

Baca juga: Titik Lokasi Rencana Kemah Presiden Jokowi di IKN Nusantara, Daerah Endemis Malaria

Baca juga: Lengkap Perbedaan Nyamuk Aedes Aegypti dan Anopheles yang Menularkan DBD dan Malaria pada Manusia

Baca juga: Tren Kasus Malaria di Penajam Paser Utara Menurun, Kini Lokasi Baru Penyebaran Ada di Titik Nol IKN

Dia juga mengatakan, pemkab Kubar dan Dinas Kesehatan telah menyampaikan langkah-langkah pencegahan malaria, melalui rapat koordinasi (rakor) Percepatan Eliminasi Malaria di Kubar, di Ruang Diklat Lantai 3 Kantor Bupati Kubar beberapa waktu lalu. 

Dimana dalam rakor tersebut, turut dihadiri Desriana Elizabeth Ginting, bersama tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Perwakilan WHO Indonesia.

Sampai saat ini kata dia, kasus malaria menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena malaria termasuk ke dalam penyakit menular tropis (tropical diseases) yang banyak terdapat di negara-negara beriklim tropis.

Secara global Indonesia telah menyatakan komitmen dalam menanggulangi penyakit malaria dimana Indonesia menargetkan terbebas dari malaria dan mencapai eliminasi malaria secara nasional pada 2030.

Terkait langkah pemerintah, Wabup meminta puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat agar dapat menjalankan tiga fungsinya dengan baik.

Tidak saja sebagai tempat pelayanan kesehatan, surveilans melainkan juga harus mampu sebagai penyuluh kepada masyarakat.

Sehingga penanganan malaria di tiap wilayah kerja puskesmas dapat terlaksanakan secara maksimal.

Baca juga: Cegah Penyakit Malaria, Pemkab Paser Akan Lakukan Pemeriksaan yang Bekerja di Hutan

"Demikian pula, dalam penanganan malaria, bukan hanya menjadi tugas dari sektor kesehatan saja, melainkan kerja sama dan sinergitas lintas sektor untuk mencapai tujuan tersebut, dengan koordinasi dan pemahaman yang sama dari semua sebagai pemangku kebijakan untuk mewujudkan Kubar bebas malaria pada 2023 mendatang," ungkapnya.

Wabup menambahkan, apabila diperlukan tambahan obat-obatan, vitamin-vitamin segera dikonsultasikan dengan pusat pelayanan kesehatan terdekat" pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved