Berita Nasional Terkini
Hanya Lewat TikTok Lalu Daftar Jadi TKW ke Malaysia, Endang Terpaksa Gadai BPKP untuk Biaya Pulang
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia ini bersyukur bika kembali ke Indonesia dan berkumpul kembali bersama keluarganya
TRIBUNKALTIM.CO- Endang Sunarsih kini bisa bernafas lega.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia ini bersyukur bika kembali ke Indonesia dan berkumpul kembali bersama keluarganya.
Perjuangan untuk kembali ke Indonesia harus berliku-liku setelah menjadi korban penipuan agen atau sponsor PMI Ilegal yang membawanya ke Malaysia belum lama ini.
Ia bahkan rela menggadai BPKB kendaraannya agar bisa kembali ke tanah air.
Namun beruntung dari pihak KJRI Johor membantu Endang melarikan diri dari majikan yang menahan paspornya akhirnya per Selasa (11/10/2022) malam tadi tiba di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) dalam kondisi sehat.
Baca juga: Jadi Dalang Penyelundupan Pekerja Migran Indonesia, Seorang Warga di Nunukan Jadi DPO
Baca juga: 14 Pekerja Migran Indonesia Ilegal Diamankan di Nunukan, Rencana Berangkat ke Tawau Malaysia
Baca juga: Konsul RI Minta Para Majikan di Malaysia tak Menahan Paspor Pekerja Migran Indonesia saat Cuti
Perempuan berusia 45 tahun ini akhirnya bisa bernapas lega usai dipulangkan dari Malaysia.
Endang dengan wajah sumringahnya menyambut kedatangan awak media, Rabu (12/10/2022) siang tadi sekitar pukul 12.30 WITA di kediamannya, Kelurahan Pamusian Kota Tarakan.
Endang Sunarsih, tiba di Kota Tarakan tepatnya Selasa (11/10/2022) malam tadi. Ia baru saja tiba dari Malaysia usai dibantu dipulangkan KJRI Johor di Malaysia.
Ia bercerita awalnya menjadi TKW ke Malaysia dan melihat Tiktok. Ada agen yang menyediakan jasa memberangkatkan orang dan ia tertarik saat itu.
“Saya komunikasi di Tiktok untuk ikut berangkat mau keluar negeri. Pas sampai di Surabaya saya ditampung 10 hari dan katanya majikan saya sudah ada disuruh jaga orangtua majikan,” urainya.
Kemudian berangkatlah Endang Sunarsih pada 25 Agustus 2022 kemarin ke Surabaya. Sampai di sana, ternyata sang majikan dimaksud masih berada di London dan akhirnya ada permintaan mengganti majikan lainnya. Kemudian sampai di sana menjalani interview dengan majikan yang baru.
“Majikan saya ngomong ini mau jaga anak laki-laki, dia ada cacat pendengaran, saya bilang oke, boleh.
Tapi dia tidak kasih tahu anak itu ada penyakit bawaan autis super hyper aktif.
Nah, setelah interview saya oke, karena saya tahunya bisu tuli saja, yang lainnya normal biasa.
Ternyata saya diberangkatkan tanggal 5 dari Surabaya ke Jakarta dan Pekanbaru lalu ke Dumai naik travel 4 jam,” ujarnya.