Berita Berau Terkini

Antisipasi Penyebaran PMK, Distanak Berau Lakukan Penandaan dan Pendataan Ternak

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau melakukan penandaan dan pendataan ternak di Kabupaten Berau buntut penyebaran kasus Penyakit Mulut dan

HO/DISTANAK BERAU
Penandaan dan pendataan pada hewan ternak di Kabupaten Berau untuk antisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). HO/DISTANAK BERAU 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Dinas Pertanian dan Peternakan atau Distanak Berau melakukan penandaan dan pendataan ternak di Kabupaten Berau buntut penyebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Meskipun di Kabupaten Berau sendiri belum terdapat kasus tersebut.

Kabid Peternakan Distanak Berau, Eko Wahyu Harianto menjelaskan, penandaan dan pendataan dilakukan dengan cara memasang ear tag atau pemasangan label pada telinga ternak, terutama sapi di Kampung Harapan Jaya dan Pandan Sari, Kecamatan Segah.

"Tujuannya untuk mendapatkan data riil populasi ternak dengan pemasangan ear tag itu," jelasnya kepada TribunKaltim.co, Rabu (2/11/2022).

Adapun hasil penandaan dan pendataan tersebut sebanyak 47 ekor sapi di Kecamatan Segah.

Baca juga: Status Zona Merah PMK Belum Dicabut, Kepala DP3 Balikpapan Beber Kondisi Sudah Aman

Data tersebut kemudian diinput dalam aplikasi yang bisa mengetahui status ternak sapi di Kabupaten Berau. Sebab, pemasangan ear tag berfungsi seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB) terhadap ternak. Merupakan paket pelaksanaan kawin buatan atau inseminasi buatan yang sudah kerap dilakukan sebelumnya.

Pelaksanaan PKB dengan aplikasi perekaman yang ketat di tingkat peternak diharapkan dapat memperoleh anakan sapi dalam satu tahun untuk satu anak melalui kawin buatan.

"PKB dilakukan pada ternak-ternak yang sudah dikawinkan baik kawin alami maupun kawin buatan. Melalui perlakuan gertak birahi dengan menggunakan hormon birahi," bebernya.

Tujuan penggunaan hormon tidak lain agar dapat dilakukan kawin buatan secara serentak.

Baca juga: Perlu Dukungan untuk Bangkit pasca Wabah PMK, Swasta Diminta Bantu Peternak Sapi Perah

Sehingga diharapkan dapat memperoleh anakan sapi dengan kualitas yang lebih baik daripada menggunakan sistem kawin alami dan dapat memperoleh anakan sapi yang seragam umurnya.

PKB dilakukan pada 34 ekor induk sapi, berdasarkan hasil pemeriksaan sebanyak 8 ekor sapi bunting, 1 dibius dan sisanya belum bunting.

"Penandaan dan pendataan ternak ini dilakukan lantaran dampak kasus PMK yang masih ditemukan di Indonesia. Walaupun di Kabupaten Berau belum tercatat adanya kasus tersebut," ungkapnya.

Dengan itu, dapat memperpendek jarak kelahiran. Sehingga, jangka panjangnya bisa memberikan sumbangan peningkatan populasi ternak besar di Kabupaten Berau.

Program itu juga salah satu bentuk dukungan terhadap program nasional yakni Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan).

Baca juga: Kedatangan Vaksin PMK Lagi di Berau, Capaian Sudah 50 Persen


"Awalnya respons peternak menolak kegiatan penandaan itu karena adanya proses pelubangan pada telinga ternak, ditakutkan susah proses penjualannya. Tapi, setelah dilakukan sosialisasi akhirnya mereka mau dan pemasangan ear tag berjalan lancar," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved