Berita Samarinda Terkini

KTNA Sebut Kaltim Suplus Padi Namun Faperta Unmul Ungkap Hal Lain

Dalam diskusi juga banyak membahas terkait sumber pangan serta apa yang dapat dikembangkan untuk energi baru di Kaltim

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Diskusi seminar nasional bertema ketahanan energi dan pangan digelar Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) bekerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul), Rabu (23/11/2022).TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Seminar nasional bertema ketahanan energi dan pangan di gelar Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), bekerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul), Rabu (23/11/2022).

Beberapa narasumber dihadirkan, Dekan beberapa Fakultas di Unmul, Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Ahli Geologi serta dihadiri mahasiswa dari Unmul dan beberapa universitas yang ada di Kota Samarinda.

Dalam diskusi juga banyak membahas terkait sumber pangan serta apa yang dapat dikembangkan untuk energi baru di Kaltim.

Tetapi, yang menariknya terkait pangan, rupanya Kaltim jumlah produksi padi yang disebut KTNA surplus secara nasional, namun paparan Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Unmul mengatakan minus di Kaltim, yang tentu kontradiktif.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Terima Perwakilan KTNA untuk Bahas Pengembangan Sektor Pertanian 

Baca juga: Jelang Ramadhan 2022, Cabai dan Bawang Merah Melimpah, KTNA Ingatkan tak Perlu Impor

"Memang terkait pertanian kami tidak bicara beras saja untuk swasembada, tetapi menjaga pangan kita," kata Ketua KTNA M Yadi Sofyan Noor dalam diskusi.

Secara nasional KTNA menilai produksi padi sangat surplus secara nasional dengan lahan pertanian sebanyak 10 juta hektare se-Indonesia.

Serta adanya dorongan menciptakan petani-petani muda potensial, bahkan yang sudah berumur pun tetap melakukan kegiatan pertanian.

"Petani kita saat ini juga pada kisaran 30-40 tahun. Memang ada di Sumatera saya temui berusia 84 tahun masih bertani, tetapi untjk petani milenial atau berusia muda, kita dorong juga agar ikut dalam sektor ini," terangnya.

"Dengan produksi padi pertahunnya pada 2021, 32 juta ton," imbuh M. Yadi Sofyan Noor.

Turut dibahas juga terkait pemanfaatan lahan pasang surut di Indonesia serta khususnya Kaltim.

M. Yadi Sofyan Noor menilai, para pihak yang bertanya terkait hal ini juga harus mengetahui bahwa hal tersebut juga terus dilakukan sedari dahulu.

Yang kini dikenal dengan food estate dengan memanfaatkan lahan pasang surut atau gambut, tepatnya.

Beberapa pihak menilai bahwa food estate zaman Presiden Soeharto gagal, lalu dilanjutkan saat ini pada Pemerintahan Joko Widodo dengan pengelolaan dibawah kementerian pertahanan juga dirasa ada kegagalan.

Namun KTNA menilai, tidak ada yang gagal dalam proyek food estate , kementerian pertahanan memfasilitasi kegiatan ini juga dicatatnya tahun 2022 telah mencetak hampir 60ribu hektare lahan food estate.

Baca juga: Pekan Daerah KTNA XI-2021 Kaltim di Kubar Terancam Batal

Di daerah pulang pisau, kapuas bahkan beberapa daerah tercatat ada peningkatan produksi padi selama musim panen, 2-4 ton.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved