Berita Kaltim Terkini

Dinas Perkebunan Dorong Potensi Komoditas Kopi Lokal Kaltim Agar Tumbuh Pesat

Potensi komoditas kopi lokal Kalimantan Timur didorong Dinas Perkebunan agar tumbuh pesat

TRIBUNKALTIM.CO/HO
LIBERICA BORNEO- Kopi ini ditanam di Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur. Kopi berasal dari perkebunan Agrowisata Kopi Goacullang. Kebun berada pada ketinggian 50 s.d. 300 mdpl. TRIBUNKALTIM.CO/HO/Kilo Kopi Borneo 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Potensi komoditas kopi lokal Kalimantan Timur didorong Dinas Perkebunan agar tumbuh pesat.

Kopi yang kini juga sudah banyak menjamur di kedai dan kafe tentunya sudah terbukti menjadi peluang bisnis.

Namun demikian, pertumbuhan komiditi kopi lokal belum sepenuhnya berkembang di Bumi Mulawarman.

Komoditi kopi, sejatinya telah lama ada dan dikembangkan masyarakat pedesaan di Kaltim.

Kepala Bidang Pengembangan Komoditi Dinas Perkebunan Kaltim, Zuraida Hapsari mengungkapkan, areal tanaman kopi sendiri terdapat hampir merata di beberapa wilayah pedesaan Kabupaten.

Baca juga: Resep Kopi Susu Panas Kayumanis, Minuman Panas Beraroma Rempah Nikmat untuk Malam Ini

Baca juga: Sindir Posyandu, Jokowi Heran Polisi Cepat Tengok Ibu Cekoki Bayi dengan Kopi Sachet

"Kopi masih berkembang di Kaltim meskipun perkembangannya sangat lambat tidak pesat seperti komoditas yang lain," sebutnya, Jumat (27/1/2023).

Lebih jauh dijelaskan Zuraida, kopi lokal Kaltim memang belum termasuk sektor unggulan.

Meski, tren kopi yang kini terus berkembang memiliki potensi pasar yang berkelanjutan serta dianggap mampu memperkuat ekonomi regional dan kerakyatan.

Pihaknya sendiri masih belum menetapkan kopi sebagai komoditas unggulan.

Tetapi ke depan bisa menjadi komoditas unggulan supaya bisa diprogramkan pengembangan kopi di Kaltim.

"Terdapat tiga jenis kopi yang ada di Kaltim yakni jenis robusta, liberika dan arabika. Untuk robusta dan liberika berada di dataran rendah, sementara untuk arabika ada di dataran tinggi lebih dari 400 meter," terangnya.

Menanam kopi sendiri, disebut Zuraida sama dengan tanaman perkebunan yang lain, seperti kakao.

"Hampir sama dimana per hektarnya 1.600 serta populasi cara tanamnya 2,5 x 2,5 meter," lanjutnya.

Menyinggung terkait kendala pengembangan kopi, Zuraida menyebut masalah modal.

Pasalnya, membangun kebun perlu modal yang tidak sedikit.

Benihnya saja di harga Rp9.000, kemudian dikali per hektarnya 1.600 ini sudah sekitar Rp5 juta untuk membuka lahannya.

Baca juga: Promo J.CO Hari ini Selasa 24 Januari 2023, Minum Kopi Signature Beli 1 Gratis 1 hanya Rp 40.000

Menurutnya, umur ekonomi kopi sampai 18 tahun dan harus diremajakan lagi, hal ini dikarenakan sudah banyak kopi yang rusak dan tua.

"Untuk itu Pemerintah Provinsi Kaltim juga telah memberikan bantuan kepada para petani untuk mengembangkan usahanya," tandas Zuraida. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved