Berita Kaltim Terkini

Faktor Melahirkan di Luar Layanan Faskes Tinggi, Jadi Salah Satu Risiko Kematian Ibu Hamil di Kaltim

Risiko kematian ibu hamil di Kaltim diakui sudah ditekan meski ada faktor kecenderungan masih adanya ibu yang melahirkan di luar layanan faskes.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, dr Jaya Mualimin. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Risiko kematian ibu hamil di Kalimantan Timur diakui sudah ditekan meski ada faktor kecenderungan masih adanya ibu yang melahirkan diluar layanan fasilitas kesehatan yang dinilai tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, dr Jaya Mualimin menjelaskan jika melihat Puskesmas di Benua Etam dengan ketersediaan SPA untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar pada Ibu Hamil, standar treshold 75 persen.

Jika bicara terkait kematian, kematian apa pun. Ibu, bayi dan neonatal ada sebab tidak langsung seperti pendarahan, atau kematian karena hipertensi, dan juga infeksi.

Diakuinya hal tersebut secara tidak langsung memang tak serta merta bisa dikontrol.

Baca juga: Penyebab Kematian Ibu dan Anak, Dinkes Kaltim Sebut Rendahnya Pelayanan pada Bayi Baru Lahir

Tetapi jika faktornya pendarahan, pihaknya justru telah melakukan berbagai tahapan sebelum ibu melahirkan.

"Kami ada antenatal care terpadu, kita mulai K1, K2, K3, K4, K5, sampai K6 itu ada, ini dinamakan kunjungan ke ibu hamil namanya. Kalau sampai K6 itu ibu hamil juga sudah bisa diprediksi apakah berisiko atau tidak, kalau berisiko dirujuk dan harus melahirkan di faskes," jelasnya.

Angka pada data Dinkes Kaltim sendiri antenatal care sudah cukup bagus dengan rerata 86 persen dan ini sudah tinggi.

"Tapi tidak bisa bicara kuantitas saja, meski target di tahun 2022 hanya 85 persen, realisasinya berarti kan bagus. Namun, secara kuantitas sudah tetapi kualitas belum," sambung dr Jaya.

Baca juga: Dinas PUPR Kaltim Anggarkan Rp1,2 Triliun untuk Rekontruksi 86 Kilometer Ruas Jalan di Kaltim

Penyebabnya banyak yang seharusnya dirujuk dan tidak dirumah melakukan proses persalinan.

Masyarakat bisa saja jika tidak ke Rumah Sakit atau Puskesmas menuju ke Bidan praktek swasta.

Dinkes Kaltim selalu meminta agar ibu hamil melalui proses persalinan minimal melahirkan di Puskesmas atau Bidan yang praktek swasta (masuk dalam kategori faskes).

"Kita menghendaki ibu yang memiliki risiko bisa ke faskes lengkap, tujuannya agar tidak terjadi permasalahan dalam melahirkan saat persalinan," tegasnya.

dr. Jaya sendiri juga menerangkan, dari hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Kaltim, Persalinan di fasilitas kesehatan (PF) sebesar 94.86 persen.

Baca juga: Dinkes Kaltim Tegaskan Deteksi Dini DBD Melalui Rapid Test Sangat Penting Percepat Proses Penanganan

Artinya masyarakat memilih persalinan di fasilitas kesehatan sudah cukup tinggi yaitu 94,86 persen.

Namun masih ada persalinan diluar fasilitas kesehatan sebesar 5,14 persen yang berarti masih terjadi persalinan di bantu oleh dukun, tercatat 580 persalinan dari 61.723 total persalinan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved