Wisata Religi Masjid Tertua di Paser, Berusia 172 Tahun dan Selalu Dipadati Pengunjung Pasca Lebaran

Masjid Jami Nurul Ibadah atau biasa disebut sebagai Masjid Tua Keraton merupakan masjid tertua di Kabupaten Paser.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Diah Anggraeni
Tribunkaltim.co/Syaifullah Ibrahim
Masjid Jami Nurul Ibadah atau biasa disebut sebagai Masjid Tua Keraton yang merupakan masjid tertua di Kabupaten Paser. Saat ini masjid di Kecamatan Pasir Belengkong ini berusia 172 tahun. 

Mimbar tepat berada di bagian tengah masjid, sebelum dipindahkan lebih ke depan pada 2010 serta 2012 lalu.

Kali itu, Masjid Tua Keraton hanya memanfaatkan lampu pelita tanpa semprong, sebelum berkembang menggunakan lampu penerangan teknologi saat ini, yang diperkirakan masuk pada tahun 1969 silam.

Depan areal masjid juga terpasang plang bertuliskan cagar budaya dan dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010.

"Untuk perawatan Masjid Jami Nurul Ibadah, bisa dilakukan, jika Museum Sadurengas dilakukan pemeliharaan," tambah Baharuddin.

Konon katanya, selain tempat ibadah, Masjid Tua Keraton juga kerap digunakan berkumpul (musyawarah), membahas berbagai persoalan masyarakat.

Baca juga: Banjir di Paser Berangsur Surut, Warga Bersihkan Rumah Ibadah

Bukti sejarah pun masih terpampang jelas di Masjid Jami Nurul Ibadah, ornamen-ornamen khas kerajaan yang berhiaskan kaligrafi masih bertahan.

"Masih ada hiasan-hiasan dinding peninggalan zaman dulu, apalagi mimbar khotbahnya yang ukirannya khas Paser," sebutnya.

Untuk mempermudah jamaah maupun masyarakat dari luar daerah Pasir Belengkong yang hendak melakukan wisata religi, terdapat jam digital yang dilengkapi dengan tulisan berdirinya rumah ibadah tersebut.

"Biasanya ada masyarakat yang ke sini bertanya tahun berapa berdirinya, jadi kami tinggal menunjuk ke arah jam digital di atas mimbar," urai Baharuddin.

Berbagai kegiatan keagamaan juga aktif dilakukan saat bulan Ramadan, seperti salat 5 waktu, tadarus, buka puasa bersama, ceramah, tarawih dan aktivitas ibadah lainnya.

Bahkan, selepas salat Magrib tabuhan bedug yang terbuat dari kulit akan terus terdengar hingga masuknya waktu salat Isya yang kemudian dilanjutkan dengan tarawih.

"Saat shalat Idul Fitri ada sekitaran seribu jemaah yang memenuhi masjid ini baik di dalam maupun luar masjid, bahkan kami sampai sewa tenda karena tidak cukup menampung jamaah," sebutnya.

Tak hanya sampai di situ, perkembangan syiar Islam masih begitu kental dirasakan, dibuktikan dengan keberadaan Masjid Jami Nurul Ibadah sebagai bukti sejarah peradaban Islam di Kabupaten Paser.

Baca juga: Taman Siring Kandilo Paser Jadi Perbincangan Masyarakat, Pertanyakan Soal Lokasi Parkir 

Pembangunan masjid pada zaman kekuasaan Sultan Ibrahim Khaliluddin, yang masih terjaga sampai sekarang dan diperuntukkan sebagaimana mestinya.

Pada areal masjid Jami Nurul Ibadah, juga terdapat jam matahari.

Terdapat 1 batang besi yang menancap di tengah lempengan batu marmer.

"Tancapan besi itu terdapat 6 ruas, dari situ penentuan waktu dilihat dari bayangan besi tembaga di atas marmer," tutup Baharuddin.

Sekedar diketahui, saat ini Pemerintah Kabupaten Paser terus melakukan pengembangan di sektor pariwisata dalam rangka mewujudkan Paser yang Maju, Adil dan Sejahtera (MAS).

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved