Link Vote Pilih Logo IKN Nusantara, Jokowi: Seluruh Masyarakat bisa Memilih, Hadiah Motor Listrik

TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan IKN Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Caranya adalah dengan memberikan suara atau vote logo IKN Nusantara yang dapat dilakukan secara online dengan mudah.

Untuk link vote logo IKN Nusantara tersedia di artikel ini, tinggal klik dan pilih satu dari 5 pilihan logo yang telah disiapkan.

Dari sayembara pilih logo IKN Nusantara ini, nantinya bakal ada 10 pemenang yang akan dipilih mendapatkan motor listrik. 

Sayembara pilih logo IKN Nusantara ini terbuka untuk seluruh masyarakat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat memilih logo untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ajakan ini disampaikan Jokowi unggahan di akun resmi Instagram miliknya @jokowi pada Rabu (5/4/2023).

"Ibu Kota Nusantara sebagai bagian dari visi Indonesia emas 2045 yang akan menjadi pusat perkembangan inovasi dan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia," ujar Jokowi seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com. 

Baca juga: Warga Tersingkir dari IKN Nusantara, Uang Ganti Rugi Rumah dan Kebun tak Cukup untuk Beli Lahan

"Seluruh masyarakat Indonesia dapat mengambil bagian dalam pembangunan ibu kota #NusantaraKita dengan ikut memilih salah satu dari lima logo untuk Ibu Kota Nusantara," katanya.

 Jokowi menjelaskan, pemilihan logo bisa dilakukan dengan membuka tautan website https://www.ikn.go.id/pilihlogonusantara.

Atau bisa langsung klik link >>>

Pemerintah membuka kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pada 4 April sampai dengan 20 Mei 2023.

"Pemenangnya akan saya umumkan secara langsung nanti pada akhir waktu pemilihan," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menjelaskan bahwa saat ini sudah ada lima logo yang dapat dipilih oleh masyarakat.

Kelima logo berasal dari lima desainer yang sudah terseleksi dari 500 pengirim desain logo IKN.

Baca juga: Uang Ganti Rugi Lahan yang Masuk Kawasan IKN Nusantara terlalu Rendah, tak Ada Opsi Lahan Pengganti?