Berita Kutim Terkini

Kekerasan Seksual di Kutai Timur Tahun Ini Meningkat, Januari Ada 9 Kasus

Belum lama ini, di Kutai Timur terdapat kasus kekerasan terhadap anak hingga menyebabkan korban meninggal dunia

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
Kepala DP3A Kutai Timur, Aisyah menyebutkan bulan Januari 2023 ada 9 kasus kekerasan seksual, Jumat (28/4/2023).TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Aisyah menyebutkan kasus kekerasan seksual pada bulan Januari 2023 sudah ada 9 kasus.

Belum lama ini, di Kutai Timur terdapat kasus kekerasan terhadap anak hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

Hal itu tidak dapat ditelusuri lebih lanjut sebab korban dalam keadaan meninggal dunia.

Menjadi catatan bahwa kekerasan terhadap anak di Kutai Timur tidak banyak, Aisyah menyebutkan justru kasus kekerasan seksual jauh lebih banyak ketimbang kekerasan pada anak.

Baca juga: DPO Kekerasan Anak di Kutai Barat Berhasil Diamankan, Tersangka Diciduk Saat Transaksi Narkoba

Baca juga: Hingga Juli 2022, Ada 38 Kasus Kekerasan Anak di Kukar, Dominasi Pelecehan Seksual

"Kalau kekerasan pada anak nggak banyak, kemarin aja itu tidak bisa kami tindak lanjuti soalnya korban meninggal dunia, tapi justru kasus kekerasan seksual malah lebih banyak, bulan Januari kemarin saja sudah ada 9 kasus," ungkapnya, Jumat (28/4/2023).

Ia menyebutkkan kasus kekerasan seksual justru didominasi oleh hubungan saudara, misalnya ayah kandung/tiri terhadap anak kandung/tirinya sendiri.

Jarang ia menemukan kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang eksternal atau bukan dari keluarganya korban.

Adapun lokasi yang sering terjadi kekerasan seksual diantara Kecanatan Kongbeng, Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Sangatta Utara.

"Faktor kekerasan seksual itu banyak, seperti faktor iman, pola asuh, ketahanan keluarga yang kurang, peran orang tua, sama gadget kan semua bisa diakses," ucapnya.

Ia selaku leading sektor dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual maupun kekerasan terhadap anak berupaya untuk memberikan penyuluhan terkait pola asuh anak, pemenuhan hak-hak anak, pemahaman ketahanan keluarga.

Baca juga: DPPKB Bontang Sebut Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Selama 3 Tahun Terakhir Masih Tinggi

"Kalau pola asuh anaknya benar, misalnya orang tuanya melakukan kekerasan seksual dia (anak) bisa teriak, tapi kebanyakan kan justru malah pasrah," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved