Breaking News

Ibu Kota Negara

Muncul Kasus Malaria, Otorita Pastikan Asalnya Bukan dari IKN Nusantara, Penjelasan Kemenkes

Muncul kasus malaria di Penajam. Otorita pastikan asalnya bukan dari IKN Nusantara, simak juga penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
Ilustrasi. Pembangunan hunian pekerja di IKN Nusantara. Muncul kasus malaria di Penajam. Otorita pastikan asalnya bukan dari IKN Nusantara, simak juga penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 

TRIBUNKALTIM.CO - Di wilayah Penajam Paser Utara (PPU) muncul kasus malaria, namun Otorita IKN memastikan kasus tersebut bukan berasal dari kawasan IKN Nusantara

Kasus malaria yang ditemukan di wilayah IKN Nusantara ini disebut bukan berasal dari IKN melainkan berasal dari luar wilayah IKN.

Simak penjelasan dari Otorita IKN Nusantara dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kasus malaria

 “Beberapa waktu yang lalu ditemukan kasus malaria.

Begitu pelacakan ternyata itu bukan dari IKN melainkan pekerja dari luar IKN yang kebetulan bekerja di situ,” ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/5/2023) dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, OIKN melakukan sosialisasi dan koordinasi untuk mencegah penularan malaria di IKN.

Alimuddin mengatakan, tahun depan ketika pemerintah daerah khusus diberlakukan, maka organ pelayanan dasar kesehatan harus berfungsi maksimal dan modern.

"Maka mulai saat ini sedang dirancang termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang menjadi salah satu bidang layanan transformasi hijau,” tutur Alimuddin.

Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) Ponco Waluyo yang sudah sejak tahun 1992 terlibat dalam penanganan kasus malaria mengatakan, kasus terakhir yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi IKN terjadi di bulan November tahun 2018.

"Itu kami temukan kasus indigenous terakhir yang di situ dan sampai sekarang tahun 2023 tidak pernah lagi kita temukan kasus indigenous,” terang Ponco.

Baca juga: Porsi Pembiayaan IKN Nusantara dari APBN Tidak Berubah, Rincian Pendanaan Proyek Ibu Kota Negara

Beberapa kasus malaria yang ditemukan di wilayah IKN merupakan kasus impor dari tempat lain.

Misalnya kasus di Persemaian Semoi kemarin, ternyata bukan kasus asli dari yang digarap IKN saat ini.

"Itu kasus dari luar yaitu beberapa kasus yang positif dari pekerja daerah aliran sungai yang menanam sepanjang jalur yang ada di IKN,” ungkap Ponco.

Tim Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) telah melakukan survei untuk kelompok pekerja yang berisiko.

"Kemarin kita sudah lakukan sampel yang di pekerja konstruksi. Itu kita lakukan pemeriksaan hingga saat ini belum ada yang terpapar kasus malaria jadi sebenarnya itu aman," jelas Ponco.

Tim Kerja Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Helen Dewi Prameswari tidak menemukan malaria di IKN.

Temuan yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa di kawasan IKN khususnya KIPP tidak ditemukan adanya malaria.

Menurut Helen permasalahan malaria di wilayah IKN sebenarnya karena berasal dari wilayah lintas batas yang berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.

Tingginya angka kasus malaria di Kabupaten PPU merupakan muara kasus dari wilayah lintas batas kabupaten tersebut, di mana pada Kabupaten PPU terdapat satu Puskesmas Rawat Inap yang menjadi rujukan dari wilayah perbatasan tersebut, yaitu Puskesmas Sotek di Kabupaten PPU.

Hal tersebut disebabkan akses jalan yang bisa dilewati dari perbatasan hanya ke Kabupaten PPU.

Baca juga: Belum Ada Realisasi Investasi, Potensi IKN Nusantara Mangkrak, Dana APBN Juga Diperlukan Sektor Lain

Sebagai informasi, wilayah daratan IKN seluas kurang lebih 256.142 hektare, yang terletak pada dua kabupaten eksisting, yaitu Kabupaten PPU dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kawasan IKN beririsan dengan enam kecamatan, yaitu Kecamatan Sepaku, Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Sanga-Sanga.

Berdasarkan informasi yang didapatkan OIKN, wilayah endemis malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku kurang lebih 40 kilometer.

Sementara nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya satu sampai dua kilometer.

Kemenkes akan Skrining Pekerja

Dikutip dari TribunKaltim.co, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi mengatakan, pihaknya perlu melakukan koordinasi dengan berbagai sektor lintas program untuk bisa mengatasi permasalahan malaria ini dalam pembangunan di IKN Nusantara.

Untuk itu, akan dilakukan beberapa hal untuk membebaskan IKN Nusantara dari penyakit Malaria.

Diantaranya, melakukan survey migrasi untuk mengetahui seberapa besar endemisitas di daerah tersebut. Dengan membasmi jentik nyamuk dan memeriksa pendatang.

"Kita juga akan melihat seberapa banyak jentiknya dan akan membasmi jentik-jentik tersebut," tuturnya.

"Kita juga melakukan survey migrasi. Kita akan memeriksa apakah orang yang terkena malaria ini pendatang atau asli penduduk sini," ujarnya.

Baca juga: Semua Masih APBN, Swasta Belum Ada Membangun di IKN Nusantara, Alasannya Soal Lahan

Kalau pendatang akan melakukan karantina untuk orang-orang ini, tapi kalau penduduk asli, akan dicari sumber penularannya. "Tentunya akan melakukan pengobatan,"jelasnya.

Selain itu, akan dilakukan pula skrining terhadap semua pekerja di wilayah IKN. Hal ini sebagai upaya memutus rantai penularan malaria di kawasan IKN Nusantara.

"Kita perlu melakukan screening untuk semua pekerja yang ada di wilayah IKN.

Karena banyak juga ditemukan, yang di dalam darahnya mengandung malaria namun tidak bergejala atau yang biasa disebut carrier.

"Itu harus kita temukan dan kita obati sampai tuntas," ucapnya.

Skrining Pekerja dari Luar

Untuk itu, Pihaknya menggandeng Kantor Kesehatan Pelabuhan kota Balikpapan dan Samarinda untuk melakukan skrining terhadap para pekerja yang datang dari luar daerah.

Juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan juga melakukan skrining pada pekerja lokal, ataupun pekerja pendukung.

"Jadi kita akan melakukan pendekatan yang terintegrasi. Mungkin sekarang lead nya adalah malaria, tapi kita tidak boleh melupakan penyakit lainnya. Terutama masalah vektor," jelasnya.

Selain itu, obat malaria dan Diagnosis test juga akan disediakan secara gratis juga menyiapkan fasilitas kesehatan untuk tanggap mengenai gejala malaria.

Tinggal bagaimana fasilitas kesehatan disana bisa mendeteksi malaria. Karena malaria kan tidak umum didaerah sini.

"Maka kita perlu siapkan fasilitas kesehatan di daerah sini agar mereka juga paham tentang bagaimana gejala malaria," pungkasnya.

Baca juga: Lokasi Pembangunan IKN Nusantara Zona Merah Malaria, Tim Transisi IKN Gelar Pertemuan Koordinasi

(*)

Update Ibu Kota Negara

Berita IKN Nusantara

 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved