Berita Balikpapan Terkini

Kepala DP3AKB Balikpapan Sebut Pola Asuh yang Salah Jadi Alasan Terjadinya Kasus Eksploitasi Anak

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Balikpapan, sebut pola asuh yang salah jadi sebab awal kasus eksploitasi

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Alwiati menguraikan latar belakang adanya kasus eksploitasi anak di Balikpapan. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKAPAPAN - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Balikpapan, sebut pola asuh yang salah jadi sebab awal kasus eksploitasi anak.

Kepala DP3AKB Balikpapan Alwiati mengatakan, terkait kasus eksploitasi anak itu, sebagai bentuk intervensi terhadap orang tua, pihaknya sudah turun ke RT-RT di Kota Balikpapan Kalimantan Timur untuk mengumpulkan keluarga berisiko, atau terlibat dalam kasus eksploitasi anak.

Sehingga, kata Alwi, tidak hanya anak yang dirawat. Melainkan orang tua juga harus diedukasi, untuk mencegah praktek kasus eksploitasi anak meluas.

Baca juga: Komitmen Turunkan Stunting, DP3AKB Balikpapan Launching Program Satu Hari Satu Telur

"Jadi kita turun bersama dengan psikolog. Mereka kita sosialisasi, kemudian sekalian konsultasi terkait bagaimana pola pengasuhan terhadap anaknya. Karena eksploitasi ini berawal dari pola asuh yang salah," jelasnya.

"Seperti itu sudah dijalankan. Nah sekarang ini kan memang justru ada keluarga nakal yang susah diimbau," lanjutnya.

Menghadapi keluarga tersebut, Alwi menuturkan harus ditanggapi dengan langkah serius, yang disikapi dengan ketegasan oleh pihak Kepolisian yang merupakan wewenangnya.

Di sisi lain, anak yang menjadi korban eksploitasi oleh orang tuanya tidak boleh dilepaskan begitu saja kepada orang tuanya.

"(Anak) tidak bisa kita (dilepaskan). Kalau diserahkan ke orang tuanya begitu saja, tidak akan tuntas permasalahan eksploitasi ini," ucap Alwi.

Baca juga: DP3AKB Balikpapan Catat Ada 50 Anjal Dieksploitas Orangtuanya, Tegaskan Akan Usir ke Daerah Asal

"Jadi anak harus ditampung oleh negara, dirawat dan harus betul-betul dididik, kemudian orang tua ditindak tegas. Karena anak harus memiliki hak untuk hidup," tandasnya.

Diungkapkan Alwi, waktu yang dibutuhkan dalam mentreatment anak tergantung tingkat kerusakan psikis, atas apa yang sudah ditanamkan oleh orang tua.

"Karena kita bukan mengobati fisik, melainkan mengobati jiwanya. Setelah dilepas sikapnya juga belum tentu baik, karena faktor lingkungan juga harus diperhatikan lagi," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved