Balita Positif Narkoba

Balita di Samarinda Positif Sabu, BNNK Balikpapan Sebut Interaksi Sosialnya Bisa Terganggu

Seorang balita laki-laki di Samarinda dinyatakan positif mengonsumsi narkotika jenis sabu setelah menjalani pemeriksaan urine

Kolase TribunKaltim.co
Ilustrasi hasil pemeriksaan balita di Samarinda positif narkoba - 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang balita laki-laki di Samarinda dinyatakan positif mengonsumsi narkotika jenis sabu setelah menjalani pemeriksaan urine.

Menurut pengamatan orangtuanya, balita tersebut memperlihatkan gelagat tak wajar.

Seperti tak tidur, makan, atau minum hingga 2 malam berturut-turut.

Meski minim asupan dan istirahat, nyatanya balita itu tetap tampak bugar, aktif, dan bahkan tak hentinya mengoceh.

Kondisi itu diamini Sub Koordinator Rehabilitasi BNNK Balikpapan, dr. Henny Damayanti.

Dia memaparkan, sabu merupakan narkotika jenis stimulan, d imana efeknya memacu kerja otak dan meningkatkan aktivitas di tubuh.

Baca juga: Wawancara Eksklusif Ibu Sang Balita di Samarinda yang Positif Narkoba, Ungkap Kronologi Lengkap

Baca juga: Balita di Samarinda Utara Ini tak Mau Makan, Minum Bahkan Tidak Tidur 2 Hari, Diduga Ini Penyebabnya

Seperti denyut dan tekanan darah yang meningkat, tubuh sangat aktif, hingga sering berkeringat.

"Penggunaan narkoba jenis apapun dapat mempengaruhi otak dan saraf pusat, serta berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan pada tubuh," Henny menjelaskan.

Lebih lanjut, ia merincikan permasalahan itu berdampak terhadap tiga hal. Baik secara fisik, psikis, maupun interaksi sosial si balita.

Bahkan jika dengan intensitas yang berat, Henny meneruskan, menyebabkan ketergantungan di mana kerusakan yang ditimbulkan pada fisik dan mental menjadi irreversible atau tak dapat diubah.

Berkaca dari kejadian balita positif sabu di Samarinda, Henny mengimbau agar orangtua melakukan pengawasan yang ketat serta keaktifan orangtua mencari tahu soal bahaya narkoba.

"Memperhatikan lingkungan dan kondisi sosial lainnya juga mengurangi faktor risiko terjadinya penyalahgunaan narkoba di dalam keluarga," tutup Henny.

Sebelumnya, berawal dari postingan seorang ibu mengatakan anaknya yang berusia 3 tahun berperilaku aneh. Balita itu tak mau makan, minum dan tidak tidur 2 hari.

Masih dalam postingan ibu korban di Samarinda, bocah tiga tahun itu aktif, terus menerus mengoceh dan terlihat sangat sehat.

Postingan ibu korban itu terendus Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur (Kaltim).

Baca juga: Polisi Amankan Tiga Orang, Terkait Dugaan Balita Dicekoki Sabu di Samarinda

Ketua TRC-PPA Kaltim Rina Zainun akhirnya meminta ibu tersebut untuk berjumpa dan segera menghapus postingan yang ada untuk menghindari spekulasi tak baik dari masyarakat.

Rabu (7/6/2023) sore TRC-PPA Kaltim akhirnya bertemu dengan ibu tersebut.

Rina Zainun menjelaskan, dari pengakuan ibu korban, pada Selasa (6/6) sore ia datang ke salah satu rumah tetangganya untuk sekadar bercengkerama.

Namun, mendadak sang buah hati datang meminta minum.

Lantaran rumah mereka cukup berjarak, akhirnya sang ibu memintakan minum kepada tetangganya tersebut.

"Tetangganya itu memberikan minuman dalam botol yang tersisa setengah. Diminum si anak sampai habis," beber Rina Zainun saat dijumpai Tribunkaltim.co di Mapolresta Samarinda, Kamis (8/6/2023).

Memasuki waktu Magrib, ibu dan anak itu pun pulang. Di rumah, bocah tiga tahun itu mulai memperlihatkan perilaku tak biasa.

Anak itu, sebut saja Kencur (nama samaran) tak tertidur hingga tengah malam.

"Kata ibunya, biasanya jam tujuh malam (Kencur) sudah tidur. Ini sampai jam 10 malam kok main dan terus mengoceh meski tak ada yang mengajaknya berbicara," bebernya.

Baca juga: Tersangka yang Diduga Mencekok Balita Pakai Air Campur Sabu di Samarinda Terancam 10 Tahun Penjara

Keanehan itupun terus berulang pada malam selanjutnya. Balita itu masih sangat aktif meski tak mau makan, minum ataupun tertidur.

Sang ibu pun mulai tak tenang. Ia menduga minuman yang diberikan kepada anaknya bukan cairan biasa.

"Apalagi isu yang beredar di lingkungan mereka, tetangganya itu (seorang perempuan) diduga menggunakan narkoba," ungkapnya.

Tak ingin berspekulasi buruk di awal, anggota TRC-PPA Kaltim wilayah Kelurahan Tanah Merah yang kala itu mendampingi akhirnya mengarahkan agar balita itu menjalani tes urine di RSJD Atma Husada Mahakam pada Pukul 21.00 Wita.

Begitu hasil keluar, mereka pun terperangah sebab hasil tes urine menunjukan Kencur positif menggunakan Metamfetamina (Met) atau sabu-sabu.

Berangkat dari bukti itu, TRC-PPA Kaltim akhirnya mendampingi ibu balita itu untuk melakukan pelaporan ke Mapolresta Samarinda, Kamis (8/6/2023).

Hingga saat ini diketahui Kencur tak kunjung mau mengonsumsi apapun, meskipun sekadar makanan ringan.

"Dia diopname. Sempat tidur tiga jam, tapi bangun dan aktif seperti itu lagi," pungkasnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved