Berita Nasional Terkini
Panji Gumilang Ternyata Pernah Dipenjara dan Pecat 116 Guru, Ini Kasusnya
Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren/ Ponpes Al Zaytun ternyata pernah jadi terdakwa dan dipenjara 10 bulan.
TRIBUNKALTIM.CO - Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren/ Ponpes Al Zaytun ternyata pernah jadi terdakwa dan dipenjara 10 bulan.
Tak hanya itu Panji Gumilang juga memecat 116 guru, karena melaporkannya dengan dugaan melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Panji Gumilang ternyata bukan kali ini saja berurusan dengan hukum.
Sebelum kasus Panji Gumilang di Ponpes Al Zaytun menjadi viral, ia sudah pernah di penjara karena kasus pemalsuan dokumen.
Simak deretan kontroversi Panji Gumilang di dalam artikel ini.
Deretan Fakta Pondok Pesantren Al-Zaytun
1. Sosok pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang
Pernah dibui akibat pemalsuan dokumen Pada 2011, Panji tercatat pernah menjadi tersangka terkait kasus pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Ia kemudian dinyatakan bersalah dan melanggar Pasal 266 jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Dalam sidang vonis yang berjalan pada 2012, Panji divonis bersalah dan dihukum 10 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Indramayu.
Vonis tersebut jauh lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntutnya 2 tahun 6 bulan kurungan.
Ia kemudian dijebloskan ke dalam penjara pada 2015 berdasarkan putusan kasasi dari Mahkamah Agung.
2. Pecat ratusan guru pengajarnya
Selain masuk penjara, Panji juga pernah melakukan kebijakan kontroversi di pesantrennya setelah memecat 116 guru pengajarnya.
Setelah pemecatan itu, para guru tersebut bahkan tidak diizinkan lagi masuk ke kawasan pesantren, meski hanya untuk meminta klarifikasi.
Diketahui, para guru tersebut menduga bahwa Panji melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Mereka pun melaporkan Panji ke beberapa pihak, termasuk Ombudsman.
Baca juga: Benarkah Kasus di Al-Zaytun Pimpinan Panji Gumilang Sandiwara? Berikut Penjelasan Wakil Ketua MUI
Kepada Ombudsman, mereka melaporkan Panji atas dugaan tindakan malaadministrasi yang dilakukan pihak pesantren.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu, KH M Syatori angkat bicara soal kegaduhan yang terjadin di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun.
Dirinya menegaskan ajaran di Ponpes Al-Zaytun sangat menyimpang dari syariat Islam.
KH M Syatori pun mengimbau masyarakat untuk tidak ikut pendidikan di Ponpes Al-Zaytun.
"Mulai dari salatnya, puasanya, hingga hajinya," ujarnya dikutip dari Tribuncirebon.com pada Jumat (16/6/2023).
Baca juga: Terjawab Sebenarnya Arti Shalom Aleichem yang Diucapkan oleh Panji Gumilang, Puisi 4 Bait Disorot
Bahkan kata KH M Syatori, menurut ajaran di Ponpes Al-Zaytun, ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah.
Melainkan cukup hanya di Indonesia saja. Hal tersebut bahkan sampai viral di media sosial.
Mereka bahkan menyamakan tanah Indonesia adalah tanah yang suci.
"Ini sangat tidak sesuai dengan syariat-syariat Islam pada umumnya," ujar dia.
3. Pernyataan Al Quran Karangan Nabi Muhammad
Pernyataan Ketua MUI Indramayu, KH M Syatori merujuk sejumlah ajaran yang disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang.
Satu di antaranya, Panji Gumilang menyatakan Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad SAW.
“Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu," ujar Panji Gumilang dikutip dari Instagram @muhammad_khalil_99.
Baca juga: Terjawab Sebenarnya Arti Shalom Aleichem yang Diucapkan oleh Panji Gumilang, Puisi 4 Bait Disorot
Adapun Panji mengatakan, dirinya memiliki landasan soal pernyataan tersebut.
Menurutnya hal ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.
“Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’ itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi,” ungkapnya
Panji menyebut, jika Allah berbicara dengan bahasa Arab maka ia khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.
“Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” sambung Panji sambil tertawa.
Kemudian, Panji juga menyinggung soal perjanjian lama dan perjanjian baru.
Panji Gumilang meyakini bahwa masyarakat Indonesia saat ini dipastikan tidak memahami hal itu.
4. Didemo Massa
Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun dikepung massa pada Kamis (15/6/2023) di Indramayu, Jawa Barat.
Dalam video yang dimuat Facebook Tribun Cirebon, ratusan Polisi pun berjaga agar tidak terjadi bentrok antaran massa dan pendukung Ponpes Al-Zaytun.
Kawat berduri juga dipasang polisi agar massa tidak bisa menggeruduk masuk ke dalam Ponpes Al-Zaytun.
Adapun unjuk rasa di depan Ponpes Al-Zaytun itu lantaran adanya dugaan aliran sesat pada pesantren tersebut hingga dugaan pemerkosaan yang terjadi di dalam pondok pesantren.
Dikutip dari Tribun Cirebon, para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) tersebut datang sekitar pukul 11.30 WIB.
Baca juga: Alasan Panji Gumilang Lagu Yahudi Shalom Aleichem Dinyanyikan Ponpes Al Zaytun
Selain itu di lokasi yang sama, Ponpes Al-Zaytun juga menyiagakan massa tandingan yang jumlahnya tidak kalah banyak.
Massa aksi pun hanya bisa menyuarakan aspirasinya dari jarak jauh.
Koordinator aksi, Jamal Wibisono, mengatakan, ada lima tuntutan yang ingin mereka sampaikan dalam aksi tersebut.

Tuntutan pertama, kata dia, massa mendesak agar pihak MUI dan Kemenag bisa mengusut tuntas adanya dugaan ajaran sesat di Ponpes Al-Zaytun.
"Soal kontroversi yang terjadi, kita ingin MUI dan Kemenag untuk segera menindaklanjuti," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Tuntutan kedua, lanjut dia, soal adanya dugaan tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Korbannya diketahui adalah Kartinih.
Massa mendesak pihak kepolisian segera mengungkapkan kebenaran soal dugaan tindak pidana tersebut kepada publik.
Tuntutan ketiga, kata Jamal, soal penguasaan lahan.
Baca juga: Alasan Panji Gumilang Lagu Yahudi Shalom Aleichem Dinyanyikan Ponpes Al Zaytun
Pihaknya menduga Ponpes Al-Zaytun telah merampas tanah rakyat dan menguasai ribuan hektare yang tidak jelas izin peruntukannya.
Tuntutan keempat, massa mendesak agar pembuatan dermaga khusus oleh Ponpes Al-Zaytun di Kecamatan Kandanghaur dihentikan.
Apalagi, keberadaan dermaga tersebut sangat eksklusif dan tidak boleh ada orang yang boleh tahu kegiatan di dalamnya.
Massa khawatir lokasi tersebut dijadikan tempat untuk menyelundupkan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan senjata api.
Tuntutan kelima, massa menilai, Ponpes Al-Zaytun tidak memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Apalagi ponpes ini tertutup tidak bisa diakses secara umum," ujar dia.
5. Pendukung Pesantren Al-Zaytun Lantunkan Lagu Yahudi Hingga Dangdut
Sambut pengunjuk rasa, massa pendukung Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun nyanyikan lagu Yahudi hingga goyang dangdut.
Para massa tandingan itu menyanyikan lagu Yahudi berbahasa Ibrani dengan komando dari seseorang yang juga ada di lokasi unjuk rasa di depan Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat Kamis (15/6/2023).
Dikutip dari Tribun Cirebon, salah satu lagu yang dinyanyikan massa pendukung Ponpes Al-Zaytun adalah lagu Shalom Aleichem.
Lagu itu dinyanyikan oleh massa aksi tandingan yang disiapkan Ponpes Al-Zaytun.
Bahasa ibrani diketahui juga merupakan bahasa yang kerap kali digunakan oleh orang Yahudi.
"Sekarang giliran kita nyanyikan lagu berbahasa Ibrani," ujar koordinator massa dari pihak Ponpes Al-Zaytun dari pengeras suara.
Dari pantauan massa tandingan yang disiapkan Ponpes Al-Zaytun langsung bernyanyi bersama-sama.
Selain lagu berbahasa ibrani, massa aksi dari Ponpes Al-Zaytun juga menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu dangdut untuk hiburan menunggu massa aksi dari Forum Indramayu Menggugat (FIM).
Sementara menanggapi kontroversi Al-Zaytun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku menunggu arahan Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Karena urusan agama kemudian urusan fiskal, hubungan luar negeri, yustisi, pertahanan dan keamanan itu wilayah pemerintah pusat," ujarnya di Bandung. (*)
Pertahankan Shaf 'Nyeleneh' pada Shalat Idul Adha 2023
Pondok Pesantren Al-Zaytun kembali menjadi sorotan setelah khutbah Panji Gumilang pada salat Idul Adha 1444 H viral, Kamis (29/6/2023).
Selain isi khutbah Panji Gumilang, salat Idul Adha di Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi dengan shaf yang dianggap nyeleneh karena adanya jarak antar jemaah.
Shaf pria dan wanita dibuat sejajar dengan kursi di samping jemaah masing-masing pada momen salat Idul Adha tahun ini.
Dari unggahan di kanal Youtube Ponpes Al-Zaytun, terlihat ada jarak dalam shaf para jemaah di Masjid Rahmatan Lil Alamain Kompleks Ponpes Al-Zaytun.
Barisan wanita dan pria sejajar di depan mimbar.

Ada pula jarak antar para jemaah berkisar 1 meter.
Seusai salat, para jemaah kemudian duduk di kursi masing-masing yang sudah tersedia.
Meski menuai kritik, Al-Zaytun tetap mempertahankan pelaksanaan salat Idul Adha 2023 dengan shaf berjarak.
Baca juga: Havenu Shalom Aleichem Artinya? Salam Yahudi yang Sering Diucapkan Panji Gumilang, UAS Geram
Kondisi itu sama seperti pelaksanaan Salat Idul Fitri lalu yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Banyak pihak mengecam tata cara beribadah tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan akidah Islam.
Dalam tayangan video itu ribuan santri dan pengurus pondok pesantren Al-Zaytun tampak melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Rahmatan Lil Alamin.
Adapun yang bertindak sebagai Imam dan khotib adalah Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Di sisi lain, seluruh jemaah tampak khusyuk mendengarkan lantunan ayat suci Al quran surat As-Shaff ayat 6 sampai 8 yang dibaca Panji Gumilang dalam salat tersebut.
Pada rakaat kedua, Panji Gumilang melantunkan Al-Ikhlas.
Pada momen salat idul Adha itu, Panji Gumilang juga sempat menyampaikan khutbah.
Dalam narasinya, ia menyebut adanya orang yang suka menuduh, mencaci dan menjelek-jelekkan orang lain.
Baca juga: Sosok Panji Gumilang di Masa Lalu Terkuak, Hidup di Rumah Sederhana, Keluarga: Pejuang Pendidikan
Ia juga turut menyindir pihak-pihak yang mau bersuara hanya jika dibayar dengan uang.
Menurutnya, menjadi seorang pemimpin atau sosok yang bisa mewakili khalayak harus tampil dengan iman sejati dan pendidikan yang layak.
Sementara itu, Ponpes Al-Zaytun Indramayu menyembelih sebanyak 30 ekor sapi pada Hari Raya Idul Adha 2023 ini.
Selain sapi, 205 ekor domba dan lebih dari 30 ekor kambing juga disembelih.
Hal tersebut disampaikan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang saat khutbah Salat Idul Adha 1444 H di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Kamis (29/6/2023).
Panji Gumilang mengatakan, ciri-ciri dari Hari Raya Idul Adha adalah umat manusia memberikan pengorbanannya.
"Simbol pelaksanaan kurban di kampus kita tercatat hari ini, sapi 30 kepala," ujar dia.
Panji Gumilang menyebut, total bobot dari 30 ekor sapi itu setara dengan 18.920 kilogram daging.
Baca juga: 3 Masalah Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang Diungkap Mahfud MD: Hukum Pidana akan Ditangani Polri
Kemudian ada pula lebih dari 30 ekor kambing dengan bobot total 1.123 kilogram daging.
Segera sebanyak 205 ekor domba dengan jumlah bobot setara 5.799 kilogram.
Seluruh hasil kurban itu, kata Panji Gumilang nantinya akan didistribusikan kepada sebanyak 5.434 orang penerima.
Selain daging, para penerima juga akan dibagikan beras masing-masing 5 kilogram.
Panji Gumilang menyebut, hewan yang dikurbankan hari ini hanya sebuah pengorbanan kecil yang bisa dinilai dengan kilogram dan jumlah kepala hewan.
Di sisi lain, menurut Panji Gumilang, pengorbanan yang jauh lebih besar itu adalah usaha untuk memahami ajaran agama.
"Agar kita mampu hidup dengan mengenali, memahami apa ajaran kita yang hakiki," ucap dia. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.