Tahun Baru Islam

Apa Itu Bubur Suro? Hidangan Khas saat Tahun Baru Islam 1 Muharram, Begini Asal Muasalnya

Apa itu bubur suro? Hidangan khas saat Tahun Baru Islam 1 Muharram, begini asal muasalnya.

Editor: Diah Anggraeni
kompas.com
Apa itu bubur suro? Hidangan khas saat Tahun Baru Islam 1 Muharram, begini asal muasalnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu bubur suro? Hidangan khas saat Tahun Baru Islam 1 Muharram, begini asal muasalnya.

Salah satu hidangan yang identik dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram adalah bubur suro.

Hal ini lantaran Tahun Baru Islam 1 Muharram selalu dibarengi dengan peringatan 1 Suro pada kalender penanggalan Jawa.

Bubur suro ini dihadirkan masyarakat Jawa saat malam menjelang datangnya 1 Suro atau malam Tahun Baru Islam 1 Muharram.

Pada tahun 2023 ini, Tahun Baru Islam 1 Muharram akan jatuh pada tanggal 19 Juli mendatang.

Lantas, apa itu bubur suro? Bagaimana asal muasalnya?

Baca juga: Amalan Menjelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H/2023 Sesuai Sunnah

Sejarah Bubur Suro

Bubur Suro diambil dari kata asyuro, yaitu bubur yang komposisinya dari berbagai macam biji-bijian.

Biji-bijian mulai dari beras putih, beras merah, kacang hijau dan beberapa lagi jenis biji-bijian kemudian dimasak menjadi bubur.

Setelah masak, kemudian dimakan bersama keluarga dan dibagikan kepada anak-anak yatim, orang tak mampu, mereka yang sedang tidak melaksanakan puasa, atau dimakan saat berbuka puasa.

Mengutip dari jatim.nu.or.id, tradisi membuat bubur suro bila ditelusuri dalam sejumlah kitab klasik memiliki kemiripan dengan yang pernah dilakukan Nabi Nuh dan kaumnya.

Keterangan ini bisa dilihat dalam kitab I’anah Thalibin karya Abu Bakr Syata al-Dimyati juz 2/267 disebutkan:

قَوْلُهُ: وَأَخْرَجَ نُوْحًا مِنَ السَّفِيْنَةِ وَذَلِكَ أَنَّ نُوْحًا - عَلَيْهِ السَّلَامُ - لَمَّا نَزَلَ مِنَ السَّفِيْنَةِ هُوَ وَمَنْ مَعَهُ: شَكَوْا اَلْجُوْعَ، وَقَدْ فَرَغَتْ أَزْوَادُهُمْ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَأْتُوْا بِفَضْلِ أَزْوَادِهِمْ، فَجَاءَ هَذَا بِكَفِّ حِنْطَةٍ، وَهَذَا بِكَفِّ عَدَسٍ، وَهَذَا بِكَفِّ فُوْلٍ، وَهَذَا بِكَفِّ حِمَّصٍ إِلَى أَنْ بَلَغَتْ سَبْعَ حُبُوْبٍ - وَكَانَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ - فَسَمَّى نُوْحٌ عَلَيْهَا وَطَبَخَهَا لَهُمْ، فَأَكَلُوْا جَمِيْعًا وَشَبِعُوْا، بِبَرَكَاتِ نُوْحٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ

Artinya: Allah mengeluarkan Nabi Nuh dari perahu. Kisahnya sebagai berikut: sesungguhnya Nabi Nuh ketika berlabuh dan turun dari kapal, beliau bersama orang-orang yang menyertainya, mereka merasa lapar sedangkan perbekalan mereka sudah habis. Lalu Nabi Nuh memerintahkan pengikutnya untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka. Maka, secara serentak mereka mengumpulkan sisa-sisa perbekalannya; ada yang membawa dua genggam biji gandum, ada yang membawa biji adas, ada yang membawa biji kacang ful,ada yang membawa biji himmash (kacang putih), sehingga terkumpul 7 (tujuh) macam biji-bijian. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Asyura. Selanjutnya Nabi Nuh membaca basmalah pada biji-bijian yang sudah terkumpul itu, lalu beliau memasaknya, setelah matang mereka menyantapnya bersama-sama sehingga semuanya kenyang dengan lantaran berkah Nabi Nuh.

Ya, bubur asyura sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.

Mengutip BangkaPos.com dari laman PISS-KTB, dihikayatkan bahwa tatkala perahu Nabi Nuh as sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya 'kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian'.

Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata '(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum, dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)'.

Kemudian Nabi Nuh berkata 'pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat'.

Dari peristiwa ini, kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian.

Kejadian di atas juga merupakan bentuk praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan.

Peristiwa ini kemudian dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari ‘asyuro.

Baca juga: 20 Poster Tahun Baru Islam 2023, Cocok untuk Peringatan 1 Muharram 1445 H

Sementara itu, mengutip dari Kompas.com, konon katanya tradisi bubur suro berkaitan dengan kisah ketika Nabi Muhammad masih hidup.

Saat itu Perang Badar sedang berlangsung.

Usai perang, jumlah prajurit Islam menjadi lebih banyak.

Saat itu seorang sahabat Nabi Muhammad saw memasak bubur.

Namun jumlah bubur yang ia buat tidak mencukupi karena jumlah prajurit yang begitu banyak.

Akhirnya Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya mengumpulkan bahan apa saja yang tersedia untuk kemudian dicampurkan ke bubur tersebut.

Tujuannya agar bubur yang dibuat menjadi lebih banyak dan bisa didistribusikan kepada semua prajurit.

Baca juga: Filosofi dan Relasi Masyarakat Adat Dayak Abay Kalimantan Utara dengan Alam dan Leluhur

Resep Bubur Suro Sederhana

Resep bubur suro sederhana.
Resep bubur suro sederhana. (Sajian Sedap)

Bubur suro merupakan bubur kaya rempah dengan cita rasa gurih dan sedikit pedas.

Bubur suro biasanya disajikan dengan beragam lauk pendamping yang kaya makna.

Bubur suro dihadirkan sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur umat muslim atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.

Mengutip dari Sajian Sedap, simak cara membuat resep bubur suro sederhana:

Waktu: 45 Menit

Sajian: 8 Porsi

Bahan Bubur
350 gram beras, cuci bersih
2.000 ml santan encer, dari sisa perasan santan
500 ml santan kental, dari 1,5 btr kelapa
2 1/2 sendok teh garam
6 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan

Bahan Kuah
2 paha ayam atas bawah filet, potong kotak kecil
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, memarkan
2 cm jahe, memarkan
2 batang serai, memarkan
4 sendok teh garam
1/2 sendok teh merica bubuk
4 sendok teh gula pasir
1.500 ml santan, dari 1 butir kelapa
2 sendok makan minyak, untuk menumis

Bumbu Halus
6 butir kemiri, sangrai
2 cm kunyit, bakar
1 sendok teh ketumbar, sangrai
10 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1/2 sendok teh jintan

Bahan Pelengkap
Perkedel kentang
Tahu goreng
Kacang kedelai goreng
Kerupuk bawang
Bawang goreng, untuk taburan

Cara Membuat Bubur Suro

1. Rebus beras dan santan encer sampai mendidih. Kecilkan api.

2. Masukkan daun salam, garam, santan kental, dan serai. Aduk sampai menjadi bubur. Sisihkan.
3. Kuah, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, jahe, dan serai sampai harum.

4. Tambahkan ayam. Aduk sampai berubah warna.

5. Tuang santan. Aduk rata. Masukkan garam, merica bubuk, dan gula putih. Aduk rata. Masak sampai santan matang.

6. Sajikan bubur bersama pelengkap. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved