Tahun Baru Islam

Deretan Puisi Indah Penuh Makna di Tahun Baru Islam, Inspiratif dan Penuh Doa

Deretan Puisi Indah Penuh Makna di Tahun Baru Islam, Inspiratif dan Penuh Doa. Mari menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1445 H dengan lantunan

Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Mathias Masan Ola
Kolase TribunKaltim
Deretan Puisi Indah Penuh Makna di Tahun Baru Islam, Inspiratif dan Penuh Doa. Mari menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1445 H dengan lantunan puisi-puisi indah dan pantun-pantun menarik. Kolase TribunKaltim 

Di awal Muharram
Tuhan memberi kesempatan
Kepada angin untuk mengubah arah
Kepada hujan untuk membanjiri telaga
Kepada belalang untuk menjajah
Kepada daun untuk berganti warna
Dan kepada orang-orang
Untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur

Puisi 3

Awal Muharram telah tiba
Alhamdulillah
Satu tahun lainnya kita telah bertahan
Tahun ini kita berusaha untuk menjadi jauh lebih baik
Lakukan semua salat kita tepat waktu
Lakukan banyak perbuatan baik di masa jaya kita
Beri zakat tanpa ragu

Sering-sering membaca Alquran
Perlakukan semua yang kita temui dengan kebaikan
Terus-meneruslah meminta pengampunan
Selamat Muharram untukmu
Jika Tuhan mengizinkan
Semoga semua doamu menjadi kenyataan

Puisi 4

Kini telah tampak hilal Muharam
Menyisakan kenangan masa silam
Telah memasuki gerbang kehidupan baru
Baik atau buruk pun belum tentu
Kehidupan silam hanya bisa dikenang
Sisa hidup pun kian berkurang
Tantangan hidup kian menjulang
Perjalanan hidup tak selalu senang
Doa dan nasihat terus mengalun
Menguntai makna yang penuh harap
Jalani hidup dengan semangat
Semoga Allah selalu menuntun
Menjauh dari hidup yang gelap
Hingga selamat dunia-akhirat

Puisi 5

Setiap terbit fajar tahun baru Hijriah
Terkadang aku senyum ceria tanpa keluh kesah
Terkadang juga menangis histeris sendiri
Entah kenapa
Tanpa perlu mencari jawaban entah mengapa
Terkadang senyum ceria tanpa keluh kesah
Menyaksikan matahari dan bulan masih tetap utuh sejak dulu hingga kini
Terkadang ku menangis histeris sendiri
Teringat akan jejakku berufuk makin melampui matahari
Akan kekeliruan mungkin belum jua mampu lapuk termakan usia
Esok, masih adakah bulan purnama menjadi harapan baru
Akan bersemi bersama matahari pada tahun depan
Atau hanya namaku tertulis indah
Terpesona pada batu nisan
Selamat datang tahun Hijriah
Nan tak lekang seiring waktu mesti berlabuh
Bulan dan matahari juga mesti terus bertasbih

Puisi 6

Dulu di sana sekarang di sini
Mengupayakan untuk menggapai mimpi
Mimpi yang tak pasti apakah benar-benar akan terjadi
Mengikuti omongan orang yang menyuruh ke kanan dan ke kiri
Satu Muharam kembali diperingati
Tapi tak kunjung menemukan atas apa yang dicari
Waktu terasa cepat berlalu
Ilmu dan pengetahuan serasa tidak ada yang baru
Hanya kesibukan yang seakan-akan terus memburu
Mengesampingkan bantu-membantu
Muharram yang dinanti
Akankah tahun depan nanti
Dapat berjumpa denganmu lagi
Dengan dambaan yang masih dicari
Dengan harapan yang terus meninggi

Puisi 7

Hari terus bergulir
Melupakan hari kemarin
Bulan menggantikan semangat baru
Melahirkan sejarah baru
Tersadar makin singkat perjalanan kehidupan
Habis kata kata untuk mengucapkan
Masihkah ada keselamatan atas perbuatan
Haruskan mengisi tahun baru dengan kemeriahan
Ataukah menjadi sebuah kesedihan
Selamat datang satu Muharram

Puisi 8

Hari demi hari kita lalui
Bulan ke bulan kita jalani
Waktu terus beranjak

Tak terasa sudah akhir Zulhijjah
Tibalah tahun baru Islam
Tahun baru awal yang baru
Tahun baru kehidupan yang baru

Sungguh kesenangan yang menyelimuti Muslim
Terlepas dari kesenangan tersebut
Tahun baru harusnya diiringi doa

Doa memohon ampunan segala dosa
Doa memohon petunjuk di kemudian hari hingga di tahun baru
Sehingga kehidupan kita lebih bermakna dari tahun sebelumnya (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved