Breaking News

Berita Samarinda Terkini

Banyak Telan Korban, Basarnas Beber Titik Sungai Mahakam di Samarinda yang Punya Arus Mematikan

Sebelumnya, Basarnas dari Unit Siaga SAR Samarinda telah merincikan sejak Januari hingga Juni 2023 ini sudah ada 15 kondisi membahayakan manusia (KMM)

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Salah satu operasi pencarian seorang bocah SD yang terseret arus dan tenggelam saat bermandian di Tepian Teluk Lerong Samarinda, Rabu (30/11/2023). TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sebelumnya, Basarnas dari Unit Siaga SAR Samarinda telah merincikan sejak Januari hingga Juni 2023 ini sudah ada 15 kondisi membahayakan manusia (KMM) dengan 17 korban jiwa yang telah mereka tangani.

Meski lokasi kejadian di 2023 ini didominasi Kutai Kartanegara, namun Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Riqi Efendi mengungkap wilayah di ibu Kota Provinsi Kaltim ini tetap menjadi perhatian besar.

Bahkan sebutnya, Samarinda telah mendapat sorotan Basarnas pusat karena tingkat kejadian KMM-nya berskala besar.

"Terutama di perairan Sungai Mahakam Samarinda itu sendiri," bebernya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (23/7/2023).

Ia menyebut, perairan Sungai Mahakam Samarinda mencakup wilayah Pulau Atas hingga Loa Janan.

Baca juga: Basarnas Pakai Alat Sonar, 8 Jam Hilang di Sungai Mahakam Samarinda, Pemilik Klotok Ditemukan Tewas

Sepanjang alur Sungai Mahakam itu ungkapnya, terdapat titik-titik yang memiliki arus kuat yang tak dapat disepelakan.

Pertama aliran sungai yang berada di bawah Jembatan Achmad Amins, Jembatan Mahakam, Jembatan Kembar (Mahakam IV) dan Jembatan Mahulu.

Di titik-titik ini jelasnya, aliran air menyempit dan seluruh arus berkumpul di sana. 

"Makanya kalau ada yang terjatuh dari jembatan, jarang sekali yang selamat," bebernya.

Lalu kedua tikungan sungai di tepian Teluk Lerong dan sepanjang perairan Jalan R.E Martadinata Samarinda.

Baca juga: ABK Jatuh Tenggelam di Sungai Mahakam Kukar, Ketinting Oleng karena Terlilit Sampah Plastik

Riqi mengungkapkan, hampir setiap tahun ada kejadian KMM yang memakan korban jiwa di teluk dan tikungan Sungai Mahakam terdebut. 

"Arusnya dua arah ke Hulu dan Hilir atau membentuk pusaran. Jadi perairan di Teluk Lerong ini arusnya sangat deras dan riskan," bebernya.

Selain arus yang deras, tambahnya, Sungai Mahakam juga berpotensi KMM tinggi karena selalu dilalui kapal besar dan banyak dilalui perahu ataupun klotok untuk penyebrangan.

"Banyak kejadian klotok ditabrak Tugboat. Sementara kesadaran untuk menggunakan alat keselamatan diri (pelampung) masih sangat minim, menjadikan potensi KMM semakin besar," bebernya.

Oleh sebab itu, untuk meminimalisir kejadian, berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholder terkait, Basarnas sering mengadakan sosialisasi untuk penyadaran pentingnya alat keselamatan diri untuk segala aktivitas di perairan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved