Berita Nasional Terkini
Terbaru! Terjawab Kenapa Gas 3 KG Langka dan Penyebab? Begini Kata Jokowi dan Solusi dari Pengamat
Terjawab sudah kenapa gas 3 Kg langka dan penyebab sebenarnya? begini kata Jokowi dan solusi dari pengamat.
Menurut aturan, elpiji subsidi hanya diperuntukkan bagi rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran, dan petani sasaran.
Rumah makan atau restoran berskala besar dilarang untuk menggunakan elpiji tersebut.
"Dan itu jumlahnya cukup banyak. Kami tidak bisa memberikan sanksi karena yang bisa memberikan itu dari Pertamina. Wewenang Pertamina untuk penyedia, distribusi, dan pengawasan. Sementara kami dari pemerintah daerah untuk pemantauan distribusi dan stok wilayah," kata dia, seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Gas Melon Langka, Warga Belitung Sampai Cari di Medsos, Jokowi Ingatkan Hanya untuk Rakyat Tak Mampu.
Terpisah, Sales Service Pertamina Jember yang membawahi wilayah Banyuwangi, Muhammat Rifail mengatakan, suplai gas elpiji 3 kg di Banyuwangi tak berkurang.
Banyuwangi mendapat kuota 54 metrik ton gas elpiji untuk setahun 2023. Jumlah itu setara dengan 18 juta tabung gas elpiji melon.
"Realisasi sampai Juni 28.313 metrik ton. Untuk penyaluran ini, kami sesuaikan dengan kuota yang didapat dari Dirjen Migas," kata Rifail.
Baca juga: Subsidi Jadi Barang Mahal, Masyarakat Kabupaten Paser Kesulitan Beli LPG 3 Kilogram
Untuk mengatasi langkanya tabung gas elpiji ukuran melon, Pemkab bersama Pertamina dan Hiswana Migas menggelar operasi pasar.
Dalam sepekan ini, operasi pasar digelar bergantian di 12 lokasi berbeda. Operasi akan dilanjutkan di kecamatan-kecamatan lain pada pekan berikutnya.
Untuk setiap lokasi operasi pasar, 12 ribu sampai 16 ribu tabung gas elpiji 3 kg disediakan. Warga bisa menjual Rp 16 ribu per tabung dengan syarat membawa KTP.
Pengamat Ekonomi Untan Ungkap Penyebab Gas LPG 3 Kilo Langka
Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan), Ali Nasrun menanggapi kelangkaan gas elpiji 3 kilo yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Pontianak maupun daerah lain di Kalbar.
Ia mengatakan bahwa kelangkaan yang terjadi bisa saja karena adanya periodesasi pengiriman dari tangker ke depot yang tidak dilakukan terus menerus.
Jadi ada periode atau senggang waktu itulah yang membuat ada hilangnya beberapa waktu pada pendistribusian gas.
Selain itu terjadi kepanikan dari warga yang membuat semuanya ikut panik dan ikut turun mengantre gas.
“Itu yang membuat panik. Sebenarnya kalau orang tidak panik akan biasa saja. Ini kan berita menyebar dari mulut ke mulut ujung-ujung semuanya nyerbu,” ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin (27/7/2020).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.