Berita Kutim Terkini
Warga RT 04 Teluk Lingga Kutim Keluhkan Asap Pembakaran TPST Prima Sangatta Eco Waste
Keberadaan TPST Prima Sangatta Eco Waste, yang berada di Jalan Rawa Sari atau di belakang Pasar Induk Sangatta Utara dikeluhkan warga
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Keberadaan Tempat Pengelolaan Sampah (TPST) Prima Sangatta Eco Waste, yang berada di Jalan Rawa Sari atau di belakang Pasar Induk Sangatta Utara ternyata dikeluhkan warga setempat.
Salah satu warga RT 04 Jalan Rawa Sari, Kelurahan Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, Aguswinarno (40) mengaku sudah 4 tahun tinggal di lokasi tersebut, sebelum pabrik TPST Prima Sangatta Eco Waste dibangun.
Sebelumnya, ia mengaku dikabari di lokasi TPST itu akan dibangun terminal sehingga disambut dengan senang hati sebab dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.
Tetapi ternyata, lokasi tersebut dibangun TPST Prima Sangatta Eco Waste dan memberikan dampak terhadap lingkungan di sekitarnya.
Baca juga: Luasnya 22 Hektare, TPST di IKN Nusantara Mampu Kelola Sampah 74 Ton Dalam Sehari
Baca juga: Sejumlah Kebijakan Penanganan Sampah di IKN Nusantara Tengah Digodok, Tinggalkan TPA Beralih ke TPST
"Bau sekali sampahnya, lalat juga, kalau mulai masak, asap hitam banyak, abunya hitam-hitam terus kena angin ke arah rumah bahaya untuk dihirup, di air kolam juga kelihatan hitam," ungkapnya, Selasa (15/8/2023).
Senada, Arisandi (40) yang istrinya dalam kondisi hamil 4 bulan merasa kawatir terhadap keluarganya. Sebab, bau dan kebisingan selama 24 jam sangat mengganggu jam istirahatnya.
Ditambah kondisi rumahnya masih dalam tahap pembangunan alias setengah jadi sehingga sangat rentan terhadap asap dan suara bising.
Ia berharap TPST itu dipindah lokasinya jauh dari pemukiman warga misalnya di wilayah Batota yang hampir tidak ada pemukiman.
"Sempat gangguan mual-mual istri saya yang hamil 4 bulan ini, kalau asap tebal masuk ke rumah biasanya kami pakai masker," imbuhnya.
Ditambahkan juga oleh seorang ibu rumah tangga yang tinggal di RT 04 Jalan Rawa Sari itu, Dewi (34) mengaku anaknya juga pernah mengalami mual-mual sampai muntah akibat asap dan bau dari TPST tersebut.
Ia bersama sejumlah warga sekitar sempat protes langsung ke pabrik TPST Prima Sangatta Eco Waste, namun tidak mendapat hasil.
"Sebelum bulan puasa kemarin kami protes ke pabrik, tetapi yang disana hanya pekerjanya, jadi tidaka ada jawaban, padahal bau dan lalatnya itu masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Baca juga: TPST Prima Sangatta Kutim Kembangkan Budidaya Maggot, Manfaatkan Limbah Organik Berlebih
Terakhir, warga RT 04 juga atas nama Ihwan (40) mengaku sudah 4 tahun tinggal di lokasi tersebut. Saat itu, ia membangun rumah berbarengan dengan pembangunan pabrik TPST Prima Sangatta Eco Waste.
Ia juga sebenarnya menolak atas dibangunnya TPST Prima Sangatta Eco Waste.
"Saya tinggal disini non stop cium bau dari pengolahan sampah di TPST itu," pungkasnya. (*)
Satlantas Polres Kutim Lakukan Simulasi Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas |
![]() |
---|
DPRD Kutai Timur Dukung Program PLTS Prabowo untuk Desa Terpencil |
![]() |
---|
Buaya Sering Masuk Permukiman, Kutim Rencanakan Penangkaran di Muara Bengalon |
![]() |
---|
Ketika Sajian MBG jadi Penantian Para Siswa SMP Negeri 4 Sangatta Utara di Kutai Timur |
![]() |
---|
Disperkim Kutim Dapat Rp1,3 Triliun di APBD 2025, Fokus Rumah Layak Huni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.