Ibu Kota Negara
Panglima Jilah Dukung IKN Nusantara, Beredar Foto bersama Istri di Pernikahan Kaesang - Erina Gudono
Panglima Jilah dukung IKN Nusantara. Beredar foto bersama istri hadiri pernikahan Kaesang - Erina Gudono. Ada pula foto bersama Jokowi dan Iriana
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok dua orang yang ramai disebut Panglima Dayak yakni Panglima Jilah dan Panglima Pajaji tengah menjadi sorotan lantaran berbeda pendapat soal IKN Nusantara.
Di satu sisi ada Panglima Jilah yang menyatakan mendukung IKN Nusantara, sementara di lain pihak ada Panglima Pajaji yang menolak proyek Ibu Kota Negara yang baru tersebut.
Kini ramai beredar foto Panglima Jilah yang diketahui mendukung IKN Nusantara, terlihat ada fotonya bersama istri saat hadir di pernikahan anak ketiga Jokowi, Kaesang dengan Erina Gudono.
Selain foto Panglima Jilah bersama istri di pernikahan Kaesah dan Erina Gudono, ada juga foto pasutri ini bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Iriana.
Seiring dengan pamornya yang makin banyak disebut, sosok Panglima Jilah pun menjadi perhatian hingga keberadaan istrinya juga ramai dicari.
Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah memiliki nama lengkap Agustinus Jilah.
Diketahui, Panglima Jilah lahir pada 19 Agustus 1980 di Desa Sambora, Toho, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Dikutip TibunKaltiim.co dari TribunJatim.com di artikel berjudul Potret Istri Panglima Jilah, Pernah Terekspos saat Hadiri Pesta Pernikahan Kaesang, Panglima Jilah diketahui sudah menikah dan memiliki anak.
Namun informasi terkait keluarga Panglima Jilah cukup sulit untuk ditemukan.
Tak banyak informasi yang menjelaskan tentang seluk-beluk keluarga Panglima Jilah.
Begitu pun tentang istri dan anak Panglima Jilah yang saat ini banyak dicari tahu.
Walaupun begitu, keberadaan istri Pangeran Jilah sempat beredar di media sosial.
Melansir dari YouTube Pojok Terang, dikutip dari Sripoku, Senin (21/8/2023) terungkap istri Pangeran Jilah pernah terekam kamera.
Baca juga: PNS dan PPPK di IKN Nusantara Bakal Dapat Tambahan Insentif, Menkeu Sri Mulyani Lagi Hitung-hitung
Ia bersama Panglima Jilah hadir dalam pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Panglima Jilah mengajak sang istri berfoto dengan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Tak lupa di samping istri Panglima Jilah terlihat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sang istri.
Mengenakan setelan baju khas Dayak, istri Panglima Jilah menunjukkan pesonanya.
Ia tampil sebagai cerminan dari perempuan Suku Dayak di hadapan ribuan tamu undangan.

Tak hanya itu, beredar juga kebersamaan Panglima Jilah dan sang istri ketika foto dengan Jokowi.
Kendati begitu, informasi terkait istri Panglima Jilah belum diketahui secara jelas.
Mengenakan baju Dayak berwarna merah delima, penampilan istri Panglima Jilah kerap disorot.
Ia tidak pernah melepas identitasnya sebagai perempuan Dayak terkhusus istri dari seorang panglima.
Sebagai informasi, kehadiran istri Panglima Jilah tidak terlepas dari isu yang tengah viral saat ini.

Beda Sikap
Beda sikap Panglima Jilah dan Panglima Pajaji menjadi perbincangan hangat.
Kedua tokoh Suku Dayak ini mengalami perseteruan karena perbedaan prinsip.
Baca juga: Wamen BUMN Ungkap Kondisi Keuangan Wika, Daftar Proyek PT Wijaya Karya di IKN Nusantara?
Panglima Jilah disebut mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Sementara Panglima Pajaji menentang sikap pro Panglima Jilah terhadap program kerja Presiden Jokowi.
Menurut Panglima Pajaji, adanya IKN akan merusak hutan adat di Kalimantan.
Sehingga kelestarian alam dan budaya akan mudah untuk tercemari.
Panglima Pajaji Ingatkan Panglima Jilah soal Ramalan Leluhur Dayak
Ada sejumlah alasan Panglima Pajaji menolak pembangunan IKN Nusantara, selain itu ia juga mengingatkan soal ramalan leluhur Suku Dayak.
Panglima Pajaji menentang pembangunan IKN Nusantara karena berpotensi besar merusak Hutan Kalimantan termasuk Kalimantan Barat yang menjadi paru-paru dunia.
Bahkan Panglima Pajaji berani berhadapan langsung dengan Panglima Jilah, hingga siap beradu dada dan kesaktian terkait dengan soal pembangunan IKN Nusantara.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan Panglima Pajaji bersikap keras, ia menentang Panglima Jilah yang mengultimatum Rocky Gerung karena mengkritik pembangunan IKN.
Sebab, Panglima Pajaji menilai tindakan Panglima Jilah itu, sudah melanggar hak demokrasi seseorang dalam berbangsa dan bernegara.
Bahkan, Panglima Pajaji juga tegas menentang dan menganggap seluruh pernyataan Panglima Jilah tidak mewakili masyarakat Dayak.
Sebab, sebagian besar masyarakat Dayak menolah pembangunan IKN belum final dan Panglima Jilah tidak berhak untuk melarang pendapat masyarakat Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 40 T untuk IKN Nusantara di Tahun 2024, Pengamat Singgung soal Beban
Selain itu, Panglima Pajaji juga membongkar soal ramalan petuah suku Dayak yang sudah pernah terjadi perihal kondisi daerah mereka.
Dikutip dari unggahan akun Instagram @kamidayakkalbar beberapa waktu yang lalu, Panglima Pajaji dengan tegas menyatakan bahwa dirinya menentang seluruh pernyataan Panglima Jilah seputar pembangunan IKN.
“Anda malah menyetujui mega proyek terbesar yang ada di negara Republik Indonesia ini yaitu IKN.
Itu adalah mega proyek besar yang meraup sekian puluh ribu hektar tanah kita yang ada di Kalimantan,” ujar Panglima Pajaji seperti dikutip TribunKaltim.co dari Sripoku.com di artikel berjudul Tentang Panglima Jilah Dukung IKN, Panglima Pajaji Bongkar Ramalan Leluhur Suku Dayak, Tanah Dijarah.
Panglima Pajaji pun membongkar ramalan suku Dayak yang sudah pernah terjadi di depan matanya sendiri.
Panglima Pajaji juga menyebutkan beberapa alasan mengapa masyarakat Dayak menolak proyek pembangunan IKN di Kalimantan, seperti adanya perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara yang dinilai telah merusak tanah Kalimantan.
“Yang seharusnya anda itu menolak, anda sudah tau dan mengetahui, bahkan melihat dengan mata kepala sendiri.
Banyak sekali tanah tanah kita yang dirampas, dirampok, dijarah oleh mafia mafia tanah, dijarah, banyak tanah masyarakat yang dirampas tanpa kompensasi, banyak masyarakat yang dirampok, dirampas oleh pihak pihak besar, anda sudah tahu itu.
Dan kenapa anda membiarkan IKN dengan total sekian puluh ribu hektar, anda setuju,” ujar Panglima Pajaji.
Kemarahan Panglima Pajaji ini bermula saat Panglima Jilah mendukung pembangunan IKN.
Bahkan Panglima Dayak Jilah diketahui ikut melaporkan Rocky Gerung ke Bareskim terkait dengan kasus dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo terkait rencana pembangunan IKN atau Ibu Kota Negara.
Panglima Jilah juga menambahkan bahwa dirinya mewakili masyarakat Dayak merasa marah karena IKN merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan.
“Kami masyarakat Dayak marah, tidak boleh lagi ada yang menghina Presiden.
Kami juga tidak terima orang orang yang menganggu pembangunan IKN. IKN itu kebanggaan masyarakat Kalimantan,” ujar Panglima Jilah seperti dikutip dari salah satu unggahan yang ada di akun instagram @kamidayakkalbar.
Hal ini lah yang membuat Panglima Pajaji marah dan memberikan peringatan kepada Panglima Jilah.
Lalu siapa Panglima Pajaji dan Panglima Jilah?
Berikut sosok dua Panglima Dayak yang tengah jadi perhatian seperti dikutip TribunKaltim.co dari Surya.co.id di artikel berjudul SOSOK Panglima Pajaji dan Panglima Jilah yang Viral Bersitegang Soal IKN, Sama-sama Punya Ilmu Kebal.
Sosok Panglima Pajaji
Melansir dari Sripoku, Pria bertato khas dayak ini ternyata memiliki ilmu kebal.
Terlihat dalam salah satu atraksi ia memanjat di atas sebuah senjata tajam dan tidak terluka sedikit pun. Dia pun memiliki kekuatan yang luar biasa dan itu ditunjukkan dalam atraksi.
Adapun atraksi tersebut dilakukan Pangalima Pajaji di Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang 2023.
Panglima Pajaji pun disebut sebagai Pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Adapun dalam keterangannya di Youtube resminya, Panglima Pajaji menjelaskan bahwa ilmu kebal itu didapatkan dari para roh leluhur dayak di tubuh Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Hal itu membuat para pasukan tersebut kebal terhadap benda senjata tajam.
Panglima Pajaji pun sosok yang cukup komitmen dalam menjaga adat dan tradisi dayak di Kalimantan.
Menurutnya, kalau bukan orang dayak tidak ada lagi yang mau menjaga tradisi tersebut. Dia menyatakan selama ini masyarakat Dayak kerap ditindas. Maka perlu menjaga dan melestarikannya.
Sosok Panglima Jilah
Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, nama aslinya adalah Agustinus Jilah.
Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.
Seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dalam artikel 'Siapa Panglima Jilah? Anak Dayak yang Sakti dan Rendah Hati Pimpinan Pasukan Merah, Masa Kecil Miris'.
Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.
Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.
Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.
Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.
Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.
Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.
Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.
Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.
Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.
Bersama sekitar 44 ribuan Pasukan Merah, Panglima Jilah menjadi orang terdepan untuk memperjuangkan keadilan dan bertanggung jawab penuh atas adat budaya Dayak.
Sejumlah persoalan yang merugikan masyarakat telah dituntaskan hanya bermodal keberanian dan kemampuannya beradu pendapat.
Walau demikian, Panglima Jilah sangat menyadari semua itu adalah titipan. Ia tidak sombong, tidak pula semena-mena.
Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.
Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.
Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.
Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.
Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?
Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan. Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.
Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah.
Baca juga: IKN Nusantara Jadi Pemangsa Pulau Lain, Jatam Sebut Pertambangan Nikel Meluas Hanya Buat Listrik
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Panglima Jilah
IKN
IKN Nusantara
Ibu Kota Negara
Ibu Kota Nusantara
istri
Kaesang
Erina Gudono
Jokowi
TribunKaltim.co
Fungsi Balai Kota di IKN Nusantara yang Telan Dana hingga Rp 500 Miliar |
![]() |
---|
IKN Nusantara Masih Jadi Magnet Kunjungan Wisata di Kalimantan Timur, Jumlah Wisman Justru Menurun |
![]() |
---|
Beda Progres Pembangunan Istana Negara dan Kantor Presiden di IKN Nusantara |
![]() |
---|
IKN Nusantara Pakai TKA China Hingga Polisi Berbahasa Mandarin, Cek Fakta atau Hoaks |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.