DPRD Kutim Dorong Peningkatan SDM Melalui Pendidikan Formal

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Yan Ipui mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan formal.

Pendidikan formal mulai jenjang sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi dapat mempengaruhi kualitas SDM di Kutai Timur.

Apalagi bagi pejabat-pejabat yang memiliki wewenang dalam pembuatan kebijakan.

"Pendidikan formal sangat penting, apalagi kita-kita (pejabat) yang membuat kebijakan, bayangkan kalau kita (pejabat) hanya lulusan dari Paket A, B, C lalu diminta untuk membuat kebijakan, kan tidak pas," ungkap Politikus dari Partai Gerindra, Senin (28/8/2023).

Baca juga: DPRD Kutim Terima Aspirasi Warga Marga Mulia Soal Pengadaan Sumur Bor

Baca juga: Hadir di Peresmian Pabrik Semen, DPRD Kutim Harap Serap Tenaga Kerja Lokal Maksimal

Lanjutnya, apabila pejabat hanya lulusan sekolah paket, maka akan berpengaruh terhadap sosial dimana kebijakannya belum tentu bisa dilaksanakan oleh seluruh pihak.

Oleh seba itu, pentingnya pendidikan formal bagi calon-calon pejabat sangatlah dibutuhkan agar kebijakan yang dibuat nantinya tepat sasaran.

Namun, pendidikan tinggi juga kenyataannya tidak menjamin nasib seseorang di lingkungan sosialnya.

"Salah satu itu yang jadi dilematis, di kampung saya itu cukup banyak sarjana yang menganggur dan ada anak yang tidak mau sekolah lulus SMP tidak lanjut SMA dan mereka berkebun dan menghasilkan," jelasnya.

Tapi, lanjutnya, dilematisnya juga justru yang lulusan sarjana sekolah dari kecil terbiasa sekolah sehingga tidak terbiasa berkebun.

Baca juga: Ketua DPRD Kutim Apresiasi Perusahaan di Kutim Bantu Rumah Layak Huni Lewat CSR

Kendati demikian, ia berharap agar para sarajana di Kutai Timur dapat menjadi petani dan pekebun yang handal serta mengimplementasikan ilmu di sekolah untuk di perkebunan.

"Kembali pada masing-masing orangnya ya, tapi harapan kami mahasiswa-mahasiswa di Kutim bisa mempraktikkan ilmunya di lapangan," pungkasnya. (*)