Berita Nasional Terkini
Penyebab Imam Masykur Diculik hingga Tewas, 2 TNI dan 1 Paspampres Sempat Ngaku Sebagai Polisi
Culik dan aniaya Imam Masykur hingga tewas, 2 oknum anggota TNI dan 1 anggota Paspampres sempat ngaku sebagai polisi.
Namun, warga tidak berani bertindak lebih lanjut. Mereka mengira yang membawa Masykur adalah benar anggota kepolisian.
Irsyad mengatakan, Praka RM dan rekannya menculik Imam karena merupakan pedagang obat ilegal.
Mereka berani menculik karena tahu Imam tidak akan berani melapor ke polisi.
”Imam Masykur dan teman-temannya itu pedagang obat ilegal. Jadi, jika mereka diculik atau diperas, mereka tidak akan lapor polisi,” kata Irsyad.
Pihak Pomdam Jaya masih mendalami sejak kapan para pelaku merencanakan penculikan. Irsyad menegaskan, saat ini belum ditemukan keterlibatan masyarakat sipil dalam kasus ini. Sejauh ini, ia baru menahan tiga tersangka.
Menurut dia, ketiga tersangka tidak ada permasalahan dengan korban. Pelaku dan korban tidak saling mengenal. Saat ini, ketiga tersangka telah ditahan di Pomdam Jaya Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Irsyad juga membenarkan, tersangka meminta tebusan Rp 50 juta kepada Imam. Akan tetapi, Imam tidak bisa menyanggupinya sehingga tersangka terus memukulinya. ”Jadi, sudah jelas bahwa tersangka ingin memeras korban,” lanjutnya.
Baca juga: Trending, Apa Itu Paspampres? Tugas dan Fungsi Pasukan Pengamanan Presiden, Senjata Serbu Andalan
Mengaku sebagai polisi
Kerabat korban, Said Sulaiman, menuturkan bahwa ia mendapat kabar penculikan Imam dari warga sekitar. Ia menceritakan, Imam sempat meneriaki pelaku sebagai perampok. Sebab, pelaku tiba-tiba memasuki toko dan menantang Imam. Teriakan Imam pun langsung direspons oleh warga sekitar.
”Awalnya ada satu pelaku yang mendatangi korban. Kemudian, turunlah dua pelaku lain dari mobil yang dia parkir di samping jalan. Mereka bilang kepada warga dari aparat kepolisian,” kata Said.
Keluarga korban membaca Al Quran di makam almarhum Imam Masykur (25), warga Desa Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (27/8/2023). Imam meninggal karena penyiksaan.
Setelah itu, korban dipaksa masuk ke mobil pelaku dengan kondisi tangan diborgol. Salah seorang warga yang melihat kejadian itu kemudian menghubungi Said. Saat Said mencoba menelepon korban, nomornya sudah tidak aktif.
Pada pukul 20.00, adik Imam mendapatkan video penyiksaan dari nomor korban. Dalam video yang dikirim terlihat kondisi Imam saat disiksa. Imam tidak berhenti menangis dan meminta keluarganya agar segera mengirimkan uang agar dia tidak lagi disiksa. Saat dihubungi, para pelaku meminta tebusan Rp 50 juta agar Imam selamat.
Menurut Said, orangtua Imam di Aceh sempat mencari pertolongan dengan mencoba meminjam uang untuk menebus Imam. Namun, pihaknya tidak menerima telepon lagi baik dari Imam maupun pelaku.
Khawatir dengan keselamatan Imam, Said memutuskan untuk melaporkan penculikan itu kepada Polda Metro Jaya. Laporan itu dibuat dua hari setelah peristiwa penculikan Imam. Sebab, tidak ada kabar lagi mengenai Imam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.