Pilpres 2024

Anaknya Dikecewakan, SBY Sindir Pak Lurah dan Musang Berbulu Domba, Singgung Jokowi dan Anies?

Anaknya dikecewakan, SBY sindir Pak Lurah dan musang berbulu domba, singgung Jokowi dan Anies Baswedan?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Warta Kota/henry lopulalan
Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merilis buku barunya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong. Anaknya dikecewakan, SBY sindir Pak Lurah dan musang berbulu domba, singgung Jokowi dan Anies Baswedan? 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY turun gunung menyikapi isu politik yang beredar.

Dikabarkan, Anies Baswedan tak jadi meminang putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.

Anies Baswedan dan Nasdem lebih memilih Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.

Keputusan Anies Baswedan ini membuat Partai Demokrat patah hati dan kecewa.

Pasalnya, sebelum memilih Cak Imin, Anies Baswedan disebut bersurat langsung meminta AHY menjadi wakilnya di Pilpres 2024.

Baca juga: Cak Imin Jadi Cawapres Anies Baswedan, PDIP Buka Pintu bagi Partai Demokrat jika Ingin Bergabung

SBYmengaku pernah diingatkan oleh kerabatnya terkait keputusannya mendukung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024.

Ketika itu SBY diingatkan apakah keputusannya mendukung Anies sebagai Capres di Pilpres 2024 adalah tepat.

Pada saat itu pilihannya mantap mendukung Anies.

Namun kini dirinya baru sadar ternyata ucapan kerabatnya itu benar.

"Kalau jujur sayapun tidak menyangka atas terjadinya kejadian itu 3 hari yang lalu setelah setahun lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar.

Berjuang untuk bisa menjadikan kenyataan mengusung capres dan cawapres yang diinginkan oleh rakyat.

Tiba-tiba terjadilah peristiwa 3 hari yang lalu itu," kata SBY saat memimpin rapat MTP Demokrat di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

"Sebenarnya beberapa teman sudah mengingatkan saya agak lama baik dari kalangan kader maupun luar Demokrat.

Pak SBY benar-benar percaya kepada orang-orang itu?

Saya jawab dengan praduga yang baik saya percaya.

Ya silakan saja dilihat nanti, yang penting saya sudah mengingatkan," tambahnya.

SBY juga mengutip sebuah pesan dari netizen.

"Ada lagi komentar ini, Demokrat kena prank dari musang berbulu domba.

Ini kan peribahasa lama kita dulu sekolah SD, SMP," kata SBY.

"Tapi musang berbulu domba di depan baik, manis, lembut, penuh persahabatan tetapi di balik itu saat lengah kita dicaplok dan dimakan sampai habis.

Peribahasa. Mungkin tafsirnya kita ditelikung seperti peribahasa ini," kata SBY.

SBY lalu menyinggung ada seorang menteri aktif dari Kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengusulkan agar Partai Demokrat berkoalisi dengan PKS dan PPP.

Baca juga: Inilah Pemenang Pilpres 2024 Bila Hanya Ada 2 Pasangan Capres dan Cawapres 2024 Versi Survei

Menurutnya, desakan ini disebut oleh menteri aktif tersebut sudah sepengetahuan 'Pak Lurah'.

"Kita juga tahu seorang menteri masih aktif dari Kabinet Jokowi, secara intensif, melakukan lobi termasuk kepada Partai Demokrat dengan mengajak dan membentuk koalisi yang baru."

"Koalisi (yang diminta) Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan inisiatif (lobi) ini sudah sepengetahuan Pak Lurah," kata SBY.

SBY mengatakan bahwa ada sosok 'master mind' atau dalang yang mengendalikan terkait koalisi partai politik (parpol) dan pasangan capres-cawapres yang bakal maju di Pilpres 2024 mendatang.

Namun, SBY mengungkapkan tidak tahu siapa sosok 'master mind' yang dimaksud tersebut.

"Ada persengkokolan untuk mengeksekusinya, menjalankannya," katanya.

Lebih lanjut, SBY menilai segala bentuk spekulasi dan intrik politik ini akan terbuka pada saatnya di hadapan rakyat.

Siapa Pak Lurah?

Sebagai informasi, istilah 'Pak Lurah' pertama kali disebutkan oleh Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus 2023.

Jokowi mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui sosok yang dipanggil dengan istilah 'Pak Lurah' tersebut.

Jokowi baru mengetahui bahwa istilah 'Pak Lurah' itu ditujukan kepadanya.

"Saya sempat mikir siapa ini Pak Lurah, sedikit-sedikit kok Pak Lurah.

Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah saya.

Saya jawab saya bukan lurah, saya Presiden RI," katanya saat itu.

Baca juga: Merasa Dihianati, Ketum DPD Partai Demokrat Kaltim Hentikan Sosialisasi Capres Anies

Jokowi Bertemu Surya Paloh

Sementara itu Presiden Jokowi membenarkan adanya pertemuan dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/8/2023) petang.

Jokowi mengatakan pertemuan tersebut merupakan pertemuan biasa.

"Ya pertemuan biasa. Pertemuan biasa," kata Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Jokowi tidak menjelaskan isi pertemuan dengan Surya Paloh tersebut.

Namun ia membantah bahwa pertemuan itu membahas NasDem yang berkoalisi dengan PKB mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.

"Ndak ada. Ndak ada," katanya.

Masalah kerja sama politik atau koalisi begitupun sebaliknya keluar koalisi, kata Jokowi merupakan ranah partai politik dan bukan urusan dirinya.

"Urusannya ketua-ketua partai. Urusan partai," ujar dia.

Sebelumnya Ketua Umum NasDem Surya Paloh menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis petang (31/8/2023).

Surya Paloh disebut menggunakan mobil Lexus dan masuk melalui pinta Bali samping masjid Baiturrahim komplek Istana.

Pintu tersebut merupakan akses masuk bagi tamu VVIP Presiden Jokowi.

Baca juga: Sinyal SBY Cari Rumah Baru Buat Demokrat, Surya Paloh: Memang Saya Ada Bakat Pengkhianat atau Tidak?

SBY Bersyukur

SBY mengaku bersyukur ditinggalkan Anies Baswedan dan Partai NasDem.

Dia justru merasa diselamatkan oleh Tuhan karena peristiwa tersebut.

Menurut SBY, peristiwa ini menandakan Tuhan tidak setuju Demokrat mendukung atau bermitra dengan orang yang tidak jujur dan amanah.

Khususnya, pihak yang telah mengkhianati sesuatu yang telah disepakati.

"Saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah apa yang saya maksudkan?

Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain.

Yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar, bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah.

Yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidik, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati," kata SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/9/2023).

SBY menilai Tuhan menjauhkan Demokrat yang tidak memegang komitmen dan janji politiknya.

Dia pun mengkritisi Anies yang tidak amanah meskipun belum memegang kekuasaan yang besar.

"Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya, nah sekarang saja tidak sidik, tidak amanah, tidak memegang komitmennya bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin bukan kekuasaan yang besar? Akan diapakan?" jelasnya.

Lebih lanjut, SBY menambahkan pihaknya akan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialami oleh partainya.

"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka itu dan mengusung seseorang untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia," jelasnya.

Baca juga: Demokrat Patah Hati, Perjuangan Setahun AHY Dekati Anies Baswedan Sia-Sia, Malah Pilih Cak Imin

"Selain itu kita ternyata juga tidak diizinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan.

Tertulis dalam kesepakatan koalisi, menjunjung tinggi prinsip kesetaraan Equality dan kesetaraan," sambungnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jawaban Jokowi Ketika SBY Sebut Nama Pak Lurah soal Anies Pilih Muhaimin, Musang Berbulu Domba Siapa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved