Berita Kubar Terkini
78 Tahun Indonesia Merdeka, Jalan ke Kubar Masih Memprihatikan, FX Yapan: Ke Samarinda Butuh 5 Jam
Bupati Kutai Barat, FX Yapan mengeluhkan jalan provinsi yang sampai sekarang masih mengalami kerusakan dan belum terbangun.
Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO - Bupati Kutai Barat, FX Yapan mengeluhkan jalan provinsi yang sampai sekarang masih mengalami kerusakan dan belum terbangun.
Bahkan 78 tahun Indonesia sudah berdeka kondisi jalan menuju Kutai Barat sangat menyedihkan.
"Bayangkan, 78 tahun kita merdeka tapi kondisi jalan menuju Kutai Barat sangat-sangat menyedihkan. Ya kita tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tidak," katanya saat diwawancara eksklusif di Kantor Bupati Kubar, Sendawar, pada 16 Agustus 2023 lalu.
Bahkan ia mengatakan, kondisi jalan yang menghubungkan ibu kota Kaltim, Kota Samarinda dengan ibu kota Kabupaten Kutai Barat, yakni Sendawar butuh perhatian serius.
Bupati Kutai Barat, FX Yapan mengakui bahwa masalah jalan memang jadi pergumulan masyarakat Kutai Barat (Kubar).
Keinginan masyarakat tak banyak, salah satunya menginginkan jalan akses menuju ibu kota provinsi bisa diperbaiki.
Baca juga: Cara Bupati Kubar FX Yapan Kenalkan Budaya Sejak Dini, Lebih Bangga jika Orang Dayak yang Menari
Baca juga: Kutai Barat Bakal Punya Jalan Tol, Bupati FX Yapan: Saya Yakin Karena Daerah Kita Penyangga IKN
Bupati FX Yapan juga punya anekdot ketika membahas soal jalan ini.
Seperti apa ceritanya? Berikut petikan wawancara eksklusifnya bersama Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto, dalam program VIP Room Tribun Kaltim.
Saya tadi protes karena perjalanan dari Samarinda ke Kubar selama 14 jam, tapi kata Bupati cuma lima jam. Seperti apa sebenarnya ini pak Bupati?
Kebanyakan orang salah jawab, akhirnya tamu-tamu takut ke Kutai Barat. Karena mereka sering tanya berapa jam Pak, dari Samarinda ke Kubar?
Saya jawab, kalau sekarang dengan keadaan jalan kita rusak, 5 jam.
Kalau dulu jalan masih bagus, hanya 3 jam setengah dari Samarinda.
Jadi berangkatlah sampai ke Kubar, dia protes, Bapak bilang 3 jam, ini kok 13 jam (baru sampai).
Loh, saya jawab sesuai pertanyaan bapak, Bapak kan tanya ke Kubar. Saya bilang ini (jawaban) bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat.
Dari Samarinda lewat Tenggarong sampai tugu batas sebelahnya sudah Kubar. Ya itu 5 jam.
Yang 13 jam sampai 14 jam itu ke Sendawar.
Kalau Bapak tanya dari Samarinda ke Sendawar 14 jam, tapi kalau tanya Samarinda ke Kubar 5 jam.
(Ini adalah cerita anekdot dari seorang Bupati Kubar, yang sebenarnya beliau mengakui bahwasanya jalan akses utamanya tidak terlalu baik. Tetapi tidak bisa berbuat banyak karena status jalan tersebut bukan jalan Kabupaten. Artinya ini mestinya diketahui oleh Jakarta (Pemerintah pusat) dan Pemprov Kaltim agar Kutai Barat ini mendapat perhatian. Begitu pak?
Ya, harapan kita. Memang ini pergumulan seluruh masyarakat yang ada di Kutai Barat. Masyarakat tidak banyak minta hanya satu, infrastruktur dasar. Itu yang menjadi keinginan.
Pertama jalan akses menuju ibukota provinsi karena ini salah satu urat nadi ekonomi masyarakat untuk menuju ke ibukota provinsi.
Bayangkan, 78 tahun kita merdeka tapi kondisi jalan menuju Kutai Barat sangat-sangat menyedihkan.
Ya kita tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tidak. Tidak ada yang salah dengan ini tetapi bagaimana harapan Kita ke depan.
Maka saya membuat motto Kutai Barat "hari esok lebih baik daripada hari ini".
Kenapa demikian? Karena mengharapkan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat Kutai Barat, ini yang sangat kami harapkan, yang sangat kami idam-idamkan selama ini.
Ditambah lagi ibukota negara (IKN) masuk. Wah ini luar biasa harapan kita.
Momentum IKN tentu menjadi harapan juga bagi masyarakat Kutai Barat termasuk infrastruktur jalan ini. Apa kira-kira yang bisa Bapak lakukan soal ini?
Kemarin kita berdiskusi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan, juga pak Gubernur Kaltim. Mereka ada perencanaan jalan tol.
Kalau diukur dari kantor Bupati ini menuju titik nol Kubar itu sekitar 220 kilometer. Nah kalau 220km berarti sekitar 2 jam saja harusnya.
Menurut keyakinan saya ini akan terjadi (jalan tol). Karena Kutai Barat ini adalah penyangga Ibukota Negara.
Yang kedua, Kubar ini serambi IKN, karena potensinya luar biasa, baik tambang, kayu, emas apapun ada di Kutai Barat.
Dan tanahnya subur, zona hijau di pulau Kalimantan, itu kita lihat peta kehutanan ada di Kubar.
Ini luar biasa potensinya, anggrek-anggrek hutan kita itu satu-satunya yang ada di pulau Kalimantan.
Jadi banyak sekali potensi yang ada di Kubar ini yang bisa dibangun dimanfaatkan oleh negara Republik Indonesia.
Maka saya yakin, siapapun Presiden kita nanti, kalau dia sudah melihat Kutai Barat, hati dia akan siang dikenang malam jadi impian.
Dengan situasi sekarang mestinya siapapun punya perhatian yang besar terhadap Jalan infrastruktur di Kutai Barat, sekarang belum ya pak?
Baru mulai, berdasarkan informasi dari Balai, juga pemerintah provinsi, baru mulai.
Harapan kita ini saya berakhir masa jabatan tanggal 19 April 2024, mudah-mudahan di akhir jabatan saya, jalan ini sudah clear, ini harapan saya.
Nah ini potensi Kubar, untuk mengakselerasi ini dan juga menjadi tuan rumah secara budaya, apa yang harus dilakukan masyarakat Kutai Barat untuk menyiapkan IKN di Kaltim ini?
Jadi kita nanti pembukaan Dahau. Dahau itu adalah bahasa Dayak-nya ulang tahun. Ya jadi ulang tahun ke 24 dan rencana kita nanti kita mengundang Pak (Presiden) Jokowi.
Lewat jalan yang 14 jam tadi?
Ah tidak, kan sekarang kita ada pesawat, kita ngga sampai hati juga pak Presiden kita 14 jam di tengah jalan.
Kemarin di Lampung juga begitu?
Ya, beliau kalau di Lampung mungkin. Nah kenapa kita mengundang pak presiden, pertama harapan kita supaya Pak Presiden bisa berkenalan dengan orang Dayak yang ada di Kalimantan Timur.
Yang kedua supaya kita mau memberi gelar kepada Pak Jokowi gelar adat, nanti oleh Kepala adat besar kita untuk disiapkan.
Lalu yang berikutnya supaya pak Presiden kita pak Jokowi melihat langsung, merasa langsung, mendengar langsung masyarakat Kutai Barat, sehingga beliau nanti jelas.
Saya yakin (presiden) akan membuat kebijakan khusus baik infrastruktur dan lain sebagainya.
Karena menurut saya, biar bagaimana brilian program pemerintah Kubar, tapi akses jalan tidak kita bangun, percuma.
Tapi kalau akses ini kita bangun dengan baik, maka program lain itu mengikuti.
Contoh jalan yang sudah kita bangun ini, dengan sendirinya listrik masuk, PDAM masuk, signal bagus, menara-menara masuk, semua ekonomi kreatif masuk. Dampaknya sangat multiplayer effect.
Contohnya seperti di Lingau, di situ sentra buah durian kita, itu terkenal.
Begitu jalan ini kita bangun musim durian tadi itu ribuan mobil masuk ke kampung Intu Lingau dan perputaran uang miliaran rupiah di sana.
Ini luar biasa, maka kami bisa menekan inflasi di Kubar.
Dengan adanya jalan akses ini sudah masuk ke mana-mana, ke Kampung, ke Kecamatan sehingga inflasi bisa kita tekan costnya.
Inilah dampak akses jalan ini. Oleh sebab itu, superprioritas saya selama 2 periode ini memang saya upayakan akses jalan.
Sehingga dengan terbangunnya akses jalan, ekonomi masyarakat berjalan termasuk komunikasi, transportasi, ini yang kita harapkan. (Zainul/Berasambung)
Hasil Operasi Antik Mahakam 2025 di Kutai Barat Kaltim, Polisi Bekuk Pengedar Barang Haram |
![]() |
---|
2 Pria Diamankan Reskrim Polsek Melak Kubar karena Terlibat Peredaran Sabu |
![]() |
---|
Bupati Kubar Harap Sinergi TNI dan Pemkab Terus Berlanjut di Bawah Komando Baru Kodim 0912/KBR |
![]() |
---|
Operasi Antik Mahakam 2025, Polres Kubar Amankan Pria saat Lakukan Transaksi Narkotika |
![]() |
---|
Satreskoba Polres Kubar Amankan Pria Kedapatan Bawa 172 Poket Sabu Siap Edar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.