Pilpres 2024

Pengamat Ungkap Alasan Gibran Enggan Angkat Kaki dari PDIP, dan Megawati Enggan Pecat Putra Jokowi

Pengamat ungkap alasan Gibran Rakabuming enggan angkat kaki dari PDIP, dan Megawati enggan pecat putra Jokowi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Instagram prabowo
Momen Gibran bersama Prabowo di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-63 tahun bulan Juni 2023. Pengamat ungkap alasan Gibran Rakabuming enggan angkat kaki dari PDIP, dan Megawati enggan pecat putra Jokowi 

TRIBUNKALTIM.CO - PDIP belum juga memecat Gibran Rakabuming sebagai anggota partai.

Meskipun putra sulung Presiden Jokowi ini sudah terang-terangan melakukan manuver politik dengan menjadi pasangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Gibran Rakabuming juga sepertinya undur diri dari partai yang dipimpin Megawati ini.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, PDIP dan Gibran saling menunggu.

PDIP tak ingin memecat Gibran, pun Gibran enggan angkat kaki dari PDIP.

Baca juga: Ahmad Dhani Minta Maaf ke TNI, Kampanyekan Prabowo dan Mulan di Area Militer, Janji Naikkan Pangkat

Menurut Adi, baik PDIP maupun Gibran tidak mau disebut sebagai pihak yang pertama meninggalkan.

“Mungkin saja sikap saling tunggu PDIP dan Gibran ini bagian dari komunikasi ke publik jangan sampai ada kesan siapa yang meninggalkan duluan,” kata Adi, Jumat (27/10/2023).

Merujuk pada aturan partai, PDIP seharusnya memecat Gibran yang telah melakukan manuver tajam.

Jika putra sulung Presiden Joko Widodo itu tak dipecat, PDIP terkesan tidak tegas terhadap kader yang pilihan politiknya jelas berbeda.

Namun, seandainya PDIP menyingkirkan Gibran, partai banteng bisa dinilai emosional.

Selain itu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut bakal dianggap sebagai pihak yang meninggalkan.

Menurut Adi, baik PDIP maupun Gibran enggan disebut sebagai pihak yang pertama meninggalkan lantaran hal itu bisa mengurangi simpati publik.

“Sepertinya memang saling tunggu. Kalau PDIP yang pecat Gibran, tentu terkesan PDIP baper (terbawa perasaan) pada manuver politik Gibran,” ujar Adi.

“Sebaliknya, kalau Gibran yang meninggalkan PDIP, maka yang mendapatkan insentif politik adalah PDIP, karena yang terlihat meninggalkan PDIP adalah Gibran,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Adi menyebut, hubungan Megawati dan Jokowi menjadi rumit setelah Gibran menjadi bakal cawapres Prabowo.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved