Berita Bulungan Terkini
BPMP Fasilitasi Ekosistem Pendidikan di Kaltara, Ubah Peran Supervisor Jadi Fasilitator Perubahan
BPMP fasilitasi ekosistem pendidikan tumbuh di Kaltara, ubah peran supervisor jadi fasilitator perubahan.
Hal ini sangat membantu dan sekarang mereka mentoring di satuan-satuan pembelajaran untuk memanfaatkan platform Merdeka Mengajar melalui satuan pendidikan.
Komunitas ini juga membantu sekolah mana yang belum melakukan aktivasi yang berbasis online di Kaltara dengan melihat dashboard.
"Mereka yang akan membantu bila ada sekolah mengalami kesulitan pembelajaran, karena terdeteksi seluruh Kaltara dengan ekosistem ini yang sudah terbentuk dan bagus,” kata Jarwoko.
Jarwoko mengungkapkan BPMP di Kaltara baru terbentuk dan BPMP termuda yang dipimpinnya.
Sudah mendapat penghargaan dua kali, di mana pada tahun 2021 Unit Unit Pelaksana Teknis (UPT) terbaik tingkat 1 dan pada tahun 2023 mendapat peringkat 3 nasional untuk keterbukaan pelayanan publik yang pertama.
Adalah kinerja pencapaian anggaran, bukan hanya penyerapan tapi juga kepatuhan dan ketaatan anggaran pada tahun 2022.
Keberhasilan BPMP meraih prestasi tersebut, karena keyakinan dari Jarwoko yang selalu berpikir positif dalam mengerjakan dan bekerjasama dengan pihak lain.
“Saya punya keyakinan saja bahwa semua orang itu punya kemauan baik, asal kita bisa gotong royong. Kalau kita sendirian yang tidak mungkin, kita percaya saja,” katanya.
Terutama dengan pemerintah daerah, BPMP harus dirasakan kebeadaannya, jangan hanya ada, tapi juga memberi manfaat atas keberadaannya.
Serta mendorong keberadaan lembaga ini memberikan nilai tambah.
Baca juga: Alasan Konsep Food Estate tak Bisa Digunakan di Bulungan Kaltara, Soroti soal IKN Nusantara
Berbagi dan Berkolaborasi

Membangun ekosistem pendidikan dengan berbagi dan berkolaborasi serta memberikan kontribusi, supaya memberikan manfaat, jadi jangan mengerjakan sendiri.
“Jadi kalau kita bisa ayo mari kita ajak teman kita. Terus kita berkontribusi dengan memberi manfaat. Misalnya teman - teman dari Duta Rumah Belajar berkumpul, ayo apa yang mau disumbangkan,” kata Jarwoko.
Dia menggambarkan bahwa bangsa Indonesia dulu merdeka karena semua orang menyumbang, bukan semua orang minta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.