Berita Bulungan Terkini

BPMP Fasilitasi Ekosistem Pendidikan di Kaltara, Ubah Peran Supervisor Jadi Fasilitator Perubahan

BPMP fasilitasi ekosistem pendidikan tumbuh di Kaltara, ubah peran supervisor jadi fasilitator perubahan.

Editor: Diah Anggraeni
DOK/Disdikbud Kaltara
Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltara, Jarwoko bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kaltara, Teguh Henry Susanto mendampingi Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menerima penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Mendikbudristek di Yogyakarta, Mei 2023 lalu. 

Jarwoko menginginkan bagaimana anak-anak sekolah di Kaltara ada kebahagiaan dan kedamaian.

Menurutnya kenyamanan sekolah itu penting karena kalau sekolah itu nyaman guru-guru akan berpihak kepada peserta didik.

Di mana guru itu harus memihak kepada manusianya bukan pada materi pelajarannya, dengan mengutamakan manusianya terlebih dahulu.

Hal tersebut dapat dirasakan jika anak-anak masuk di suatu sekolah bisa merasakan auranya bahagia.

Demikian juga pembelajaran yang disampaikan oleh para guru harus memberikan rasa nyaman kepada para siswa terlebih dulu.

Selain itu, dengan adanya BPMP jarak antara pemerintah pusat dan daerah itu dianggap jauh, maka harus ada titik tumpu yang bisa jadi pengungkit dalam hal ini adalah UPT.

Serta memastikan semua kebijakan- kebijakan pusat itu diterima di daerah dan untuk kepentingan daerah, bukan sekadar diterima daerah untuk kepentingan pusat. Hal itu yang tidak boleh.

Jarwoko mengungkapkan saat ini satuan pendidikan yang menjadi tumpuan adalah pengawas, maka harus menjadi satu klaster jangan hanya pengawas sendiri.

Baca juga: Muncul Semburan hingga 4 Meter Terjadi di Mangkupadi Kaltara, Kades Pastikan Bukan Minyak 

Saat pelatihan diharapkan ada pengawas, kepala sekolah ada guru dalam satu klaster.

Masing-masing sekolah nantinya ada yang disebut sebagai agen pengerak berasal dari guru.

Di mana pengawas maupun guru bisa mengerakkan perubahan ke arah lebih baik.

Dalam membangun perubahan tersebut, dia mengatakan tidak bisa tergesa-gesa, bukan hanya dibuktikan dengan identitas bahwa sekolah sudah berubah dalam bentuk dokumen-dokumen kurikulum.

Maka yang terjadi mengulang kesalahan yang sama pada saat terjadi perubahan kurikulum.

Namun sebenarnya kurikulumnya tidak pernah berubah hanya dokumennya yang berubah ini berbahaya.

Jarwoko punya harapan ekosistem pendidikan di Kaltara baik, tapi saat ini belum final, masih melihat belum berubah.

Masih ada ekosistem sekolah gurunya masih ada yang membentak tapi masih mempunyai harapan.

“Saya melihat tanda-tanda perubahan ke arah baik. Saat sekarang sudah banyak yang berubah. Guru-guru sampai menangis waktu bertemu saya.

Mereka mengatakan aduh pak saya merasa bersalah. Saya dulu berpikir pada materi pelajaran ketika, tapi bapak memberi motivasi yang lebih baik adalah peserta didik,” kata Jarwoko.

Sebenarnya yang mau diubah adalah membangun image, bagaimana seadainya peserta didik itu punya bayangan bahwa sekolah itu menyenangkan dan asyik, maka anak-anak jadi orang yang suka sekolah. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved