Berita Balikpapan Terkini

Gandeng BPDPKS, SBRC IPB Sosialisasikan Peluang dan Tantangan Oleokimia Minyak Sawit 

Gandeng BPDPKS, SBRC IPB sosialisasikan peluang dan tantangan oleokimia minyak sawit.

Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
Workshop Oleokimia dari Minyak Sawit yang membahas potensi dan tantangannya digelar di Hotel Grand Tjokro Balikpapan, Selasa (7/11/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Minyak kelapa sawit menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara.

Untuk itu, Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC IPB University) menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar kegiatan Workshop Oleokimia dari Minyak Sawit dengan membahas potensi dan tantangannya.

Kepala Divisi Teknologi Proses Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University, Erliza Hambali membeberkan, berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha.

Dengan total produksi CPO Indonesia mencapai 48,24 juta ton produksi PKO sebesar 9,65 juta ton.

Baca juga: Terungkap Kondisi Terkini Pelaku yang Diduga Membakar Mess Perusahaan Kelapa Sawit di Mahulu

Baca juga: Pemkab PPU Kecewa DBH Kelapa Sawit yang Diterima Beda Tipis dengan Daerah tanpa Perkebunan

Baca juga: Besaran Dana Bagi Hasil Kelapa Sawit yang Diperoleh Penajam Paser Utara

Untuk diketahui, CPO dan PKO merupakan bahan baku potensial untuk diolah menjadi beragam produk Oleokimia.

Selain penyumbang devisa, industri kelapa sawit juga menyediakan lapangan pekerjaan yang besar yang menyerap 4,53 juta tenaga kerja petani.

"Mulailah mencintai sawit ini. Karena ini anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Syukur-syukur bisa diekspor. Minimum bisa memenuhi produk dalam negeri," ungkapnya, Selasa (7/11/2023).

Erliza menambahkan, komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan yang didorong oleh pemerintah untuk proses hilirisasi dan peningkatan daya saing.

Sehingga menurutnya, hilirisasi industri kelapa sawit terutama untuk industri berorientasi ekspor diperlukan.

Terlebih dengan pertumbuhan impor tahun 2019 sebesar 7,1 persen yang masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor yang sebesar 6,3 persen.

Untuk itu, dengan adanya upaya hilirisasi industri kelapa sawit, ia berharap dapat meningkatkan perolehan devisa dari kelapa sawit.

"Ke depannya mungkin akan muncul berbagai macam industri. Karena sekarang pemerintah targetnya hilirisasi sawit," ujarnya.

Baca juga: Dorong Potensi Perkebunan, PKT Bekali Marketing Executive dan Agronomis Teknik Budidaya Kelapa Sawit

Bahkan, imbuhnya, nilai tambah produk kelapa sawit dapat dinikmati oleh semua stakeholder di Indonesia.

"Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor," jelasnya.

Ia mengatakan, secara umum, hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu oleo pangan, oleokimia dan biofuel.

Sebagai informasi, hilirisasi oleokimia berupa industri-industri yang mengolah produk industri refinery menjadi produk antara oleokimia/oleokimia dasar.

Sehingga produk tersebut menjadi seperti surfaktan, sabunn deterjen, shampo, biolubricant dan biomaterial dan bioplastik.

"Kalau tantangannya, olekimia dasar investasinya besar. Kebanyakan produk-produk kosmetik brand terkenal untuk mengganti dari bahan yang biasa dia gunakan ke bahan dari turunan sawit, juga butuh effort yang luar biasa," jelasnya.

Baca juga: PLTU Teluk Balikpapan Incar Cangkang Biji Kelapa Sawit demi Tekan Emisi Karbon

Dengan begitu, workshop yang diadakan di Hotel Grand Tjokro Balikpapan ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai produk oleokimia berbasis minyak sawit yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia.

"Kita adakan di Balikpapan, karena dari 22 provinsi penghasil sawit terbesar di Indonesia, salah satunya di Kalimantan Timur," ungkapnya.

Kegiatan ini juga dilakukan demi mendapatkan informasi provider teknologi berbasis minyak sawit, mendapatkan gambaran pasar produk oleokimia berbasis sawit di dalam dan luar negeri, hingga informasi peluang dan tantangan pengembangan industri oleokimia sawit di Indonesia.

"Diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat dan industri minyak sawit terkait pengembangan produk turunan minyak sawit khusunya oleokimia," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved