Berita Kukar Terkini
OIKN Kunjungi Muara Jawa, Warga Ingin Dilibatkan dalam IKN hingga Keluhkan Kerusakan Pintu Air
Sosbudpemas OIKN kunjungi Muara Jawa, warga ingin dilibatkan dalam IKN hingga keluhkan pintu air yang rusak.
Penulis: Zainul | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMBOJA - Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), merupakan salah satu kawasan yang termasuk dalam titik delineasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kawasan tersebut nantinya akan dilepas dari Kabupaten Kutai Kartanegara dan secara otomatis diambil alih oleh Otorita IKN.
Warga yang tinggal dikawasan Muara Jawa mengaku sudah menyadari hal itu.
Oleh karena itu, mereka ingin dilibatkan dalam program pembangunan IKN.
Baca juga: Dikunjungi OIKN, Warga Kecamatan Muara Jawa Minta Pelatihan Pengembangan UMKM
Baca juga: Tangkap Pria di Muara Jawa, Polisi Sita 20 Poket Sabu dan Uang Tunai Jutaan Rupiah
Baca juga: Wabup Kukar Rendi Solihin Bantu Pengembangan Ponpes Darul Quran Wattarbiyah Muara Jawa
Demikian yang disampaikan langsung Camat Muara Jawa, Safruddin melalui Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Muara Jawa, Rina Mariana saat menerima kunjungan kerja rombongan Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Alimuddin di kantor Kecamatan Muara Jawa.
"Kita sudah mengetahui itu dan kami mohon warga kami tidak hanya dijadikan penonton tetapi ikut dilibatkan dalam program IKN ini," ungkapnya, Sabtu (18/1/2023).
Dia juga menyadari, persaingan di IKN nanti pasti akan ketat, sehingga warga dituntut bisa menghadapi persaingan tersebut.
"Warga Kecamatan Muara Jawa harus melakukan segala persiapan yang matang seperti kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) diberbagai bidang," sebutnya .
Pemerintah Kecamatan Muara Jawa pun telah meminta seluruh kelurahan mendata warganya untuk diikutsertakan dalam program pelatihan peningkatan kualitas SDM yang digelar OIKN.
"Kita sudah berkoordinasi dengan kelurahan-kelurahan di Kecamatan Muara Jawa, khususnya untuk mempersiapkan data-data untuk mengikuti kegiatan pelatihan," ungkapnya.
Baca juga: Wabup Kukar Rendi Solihin Serahkan Bantuan untuk KUB Nelayan Muara Jawa
Seperti diketahui, Kecamatan Muara Jawa merupakan titik kawasan delineasi IKN dan memiliki 8 kelurahan.
Sumber penghasilan masyarakat di Kecamatan Muara Jawa juga beragam mulai dari sektor UMKM, pertanian, peternakan dan perikanan, pariwisata dan perkebunan.
"Kalau melihat masukan dari delapan kelurahan ini, saya melihat di bidang UMKM dari produk-produknya itu pengolahan dari ikan misalnya, terus dari sektor pertanian itu banyak kami di Muara Jawa kelompok-kelompok tani, kemudian di perikanan itu kelompok nelayan," ungkapnya.
Akan tetapi, sektor pertanian dan perkebunan warga di Kecamatan Muara Jawa saat ini justru mengalami beberapa persoalan yang mengakibatkan hasil pertanian warga mengalami kerusakan lantaran empat buah pintu air yang tersebar di Kelurahan Muara Jawa Tengah dan Kelurahan Muara Jawa Ilir kondisinya saat ini rusak parah.
Akibatnya, air laut pun keluar masuk dan merusak tanaman warga.
Baca juga: Takut Digerebek Polisi, Pengedar Sabu di Muara Jawa Kutai Kartanegara Sembunyi di Kamar Mandi
Melalui kunjungan OIKN tersebut, warga kecamatan Muara Jawa berharap ada solusi terbaik soal kerusakan hasil pertanian tersebut.
"Harapan kami beberapa tahun ini saat pelaksanaan kegiatan musrembang selalu menyampaikan ingin diperbaiki ke pintu air, namun sampai dengan saat ini belum ada sama sekali perbaikan pintu air tersebut. Harapan ke depannya dengan adanya kegiatan ini, melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang datang pada kegiatan hari ini, itu bisa membantu menjadi perpanjangan tangan kami untuk bisa menyampaikan kepada PUPR tentunya dalam rangka perbaikan pintu air," harapnya.
"Ada empat pintu air. Di Kelurahan Muara Jawa Ilir itu ada dua, kemudian di Kelurahan Muara Jawa Tengah ada satu, kemudian di Kelurahan Muara Jawa pesisir juga ada satu. Pintu airnya rusak berat sudah beberapa tahun. Dampaknya besar sekali kerugian untuk lahan perkebunan kelapa itu, khususnya itu yang tidak bisa dikembangkan. Jadi semenjak rusak itu tidak ada lagi perkebunan yang menanam kelapa," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.