Berita Samarinda Terkini
Fakta Kuota BBM di Samarinda tak Pernah Berkurang, Namun Terjadi Kelangkaan dan Itu Berulang-ulang
Fakta Kuota BBM di Samarinda tak Pernah Berkurang, Namun Terjadi Kelangkaan dan Itu Berulang-ulang
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Fakta Kuota BBM di Samarinda tak Pernah Berkurang, Namun Terjadi Kelangkaan dan Itu Berulang-ulang
Akibatnya terjadi antrean panjang menuju SPBU di berbagai kota di Kalimantan Timur, termasuk Samarinda sebagai kota dengan penduduk terbanyak.
Kelangkaan BBM berulang-ulang terjadi, sementara kuota dari Pertamina tak pernah berkurang, antrean panjang di mana-mana.
Baca juga: Antrean Panjang di Sejumlah SPBU Balikpapan, Pertamina Klaim tak Ada Penghapusan Pertalite

Walikota Samarinda, Andi Harun bereaksi keras atas situasi yang kontraproduktif ini.
Menurut pandangan orang nomor satu di Samarinda ini, bahwa kuota BBM tetap berada di batas normal.
"Setahu saya kuota itu nggak pernah berkurang. Tapi kenapa bisa terjadi kelangkaan, dan itu bukan sekali dua kali, tapi berulang-ulang. Berarti ada sesuatu," ungkapnya kepada TribunKaltim.co baru-baru ini.
Dalam hal ini, ia pun mempertanyakan peran Pertamina. Sebab persoalan ini tidak hanya terjadi di Kota Samarinda.
"Ini bukan sekali dua kali terjadi, dan tidak mungkin ada sebuah peristiwa yang berulang-ulang kalau tidak terjadi sesuatu," tuturnya.
Baca juga: Antrean Panjang di SPBU Timbulkan Kemacetan, Ketua Bapemperda DPRD Samarinda: Perlu Dievaluasi

Ia juga menyoroti kemungkinan adanya kelangkaan BBM terindikasi dari potensi pengalihan kuota ke industri dengan modus tertentu.
Andi Harun juga menyebut kemungkinan adanya praktik ilegal seperti penggunaan tangki mobil yang dimodifikasi untuk mengambil BBM.
Tak hanya itu, ia juga menggambarkan terkait keberadaan Pertamini yang tersebar di banyaknya toko kelontong.
Andi Harun ini kembali menegaskan bahwa terkait hal ini, kewenangan pemerintah sangat terbatas.
Baca juga: Antrean Panjang Truk Solar di SPBU KM15 Balikpapan, Sopir Sudah Antre 8 Hari, Biaya Konsumsi Bengkak
Sehingga ia mempertanyakan kewenangan dari pihak Pertamina.
Menurutnya jika Pertamina menegakkan aturan kepada setiap SPBU, maka mengendalikan penjualan ilegal agar tak membuat kecurangan adalah hal yang mudah.
"Jadi kalau mereka nggak tahu, itu tidak benar. Karena biang keroknya itu ada di Pertamina," beber Andi Harun.
"Harusnya tata kelola niaga distribusi BBM nya diperbaiki," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.