Tanggul Proyek tak Berizin Jebol

BREAKING NEWS: Tanggul Proyek Tak Berizin di MT Haryono Samarinda Jebol, Imbasnya Rumah Warga Hancur

Beredar sebuah video berdurasi 41 detik yang menggambarkan lokasi Jalan M Said Gang 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang mengalami longsor.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Warga Jalan M Said Gang 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda melihat tanggul milik perusahaan swasta yang jebol terletak di Jalan MT Haryono Perumahan Bukit Mediterania Cluster Premiers Hills. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Beredar sebuah video berdurasi 41 detik yang menggambarkan lokasi Jalan M Said Gang 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang mengalami longsor.

Video tersebut merupakan kondisi terkini dari dampak jebolnya tanggul pematangan lahan pada proyek Perumahan Bukit Mediterania Cluster Premiers Hills Jalan MT Haryono Samarinda pada Jumat kemarin (29/12/2023).

Diketahui, perusahaan tersebut terus beroperasi meskipun tak memiliki izin lengkap dan diduga mencabut sendiri segel Pemkot Samarinda.

Baca juga: Tanggul Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Semalaman Aleng Dengar Suara Pergerakan Tanah

Sejak kemarin memang beberapa warga terdampak di Jalan M Said Gang 6 Blok F sudah dievakuasi lantaran pergerakan tanah terus terjadi.

Sehingga tanah longsor yang semakin menjadi ini mengakibatkan rumah warga hancur total.

Saat ini Pemkot Samarinda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan posko di lokasi sekaligus memantau tingkat pergerakan tanah di kawasan tersebut.

Kepala BPBD Samarinda Suwarso mengatakan demikian.

“Sejak jam 12.00 Wita tadi memang ada dorongan tanah merobohkan dinding pembatas, dan kemudian menimpa rumah Pak Aleng,” ungkap Suwarso.

Baca juga: BPBD Samarinda Dirikan Posko Pantau Pergerakan Tanah Jebolnya Tanggul Perumahan Bukit Mediterania

Dirinya menjelaskan bahwa kerusakan tersebut telah mencapai 90 persen.

“Bahkan di bagian teras tadi itu keramiknya sudah pecah semua. Sudah hancur dan tidak bisa dihuni lagi,” jelasnya.

Menurut pemantauannya dilapangan, saat ini masih terus pergerakan tanah dan penurunan tanah juga semakin banyak.

“Walaupun pihak perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban tanah, di situ juga ditemukan adanya titik jenuh air sehingga gundukan tanah mudah bergerak,” tutupnya.

Terpantau TribunKaltim di lokasi saat ini, telah dilakukan pemasangan terpal pada tanah sebagai upaya meminimalisir penyerapan air ketika terjadi hujan. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved