Berita Kaltim Terkini
Mengenal Lebih Dekat Rina Zainun, Ketua TRC PPA Kaltim, Anak Vespa yang Dulu Suka 'Nangis di Motor'
Bagi masyarakat Provinsi Kalimantan Timur, terutama Kota Samarinda tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini, Rina Zainun.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bagi masyarakat Provinsi Kalimantan Timur, terutama Kota Samarinda tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini, Rina Zainun.
Ia merupakan Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur yang kini juga menjadi Master Mentor di Pulau Borneo.
Di balik suksesnya ia membangun lembaga sosial yang kini dipercaya penuh oleh masyarakat ternyata tersimpan seribu kisah berliku yang tidak mudah ia lalui.
Baca juga: TRC-PPA Kaltim Sebut Bocah Kutim Korban Rudapaksa Menderita PMS, Alat Sensitif Keluar Bau tak Sedap

Sebelumnya mari kita mengenal lebih jauh sosok perempuan 46 tahun ini.
Kak Rina, sapaan akrabnya, terlahir dari pasangan berdarah Kutai bernama Muhammad Asli dan Hartini di Samarinda pada Sabtu, 12 Februari 1977.
Ia merupakan anak keenam dari 10 bersaudara. Mereka tumbuh dalam keluarga berkecukupan dan harmonis di sebuah rumah yang berada di Jalan Rukun, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda.
Ia merupakan alumni dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) 2 yang kini berganti nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 4 Samarinda.
"Kakak pernah kuliah di Untag (Universitas 17 Agustus Samarinda) tapi tidak selesai karena terlalu asyik dengan kegiatan sosial," ucap Rina dalam obrolan santai dengan Tribunkaltim.co di Mapolresta Samarinda.
Baca juga: Belum Ada Kasus Bullying di Samarinda, TRC-PPA Kaltim Gencarkan Sosialisasi dan Perkuat P5

Memang sejak duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi Rina sudah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.
Beberapa di antaranya yaitu praja muda karana (Pramuka) dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).
Dikenal sebagai sosok 'Malaikat tanpa sayap' rupanya sifat penuh kasih Rina menurun dari ayah dan ibunya.
Ayahnya, almarhum Muhammad Asli pernah menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akhirnya beralih profesi menjadi seorang pelaut dengan ijazah terakhir Ahli Nautika 4 (ANT IV).
Sementara ibunya, almarhum Hartini merupakan ibu rumah tangga (IRT) yang dikenal sebagai sosok yang penuh kasih.
Baca juga: Cegah Bullying, TRC PPA Kaltim Ajak Pelajar Samarinda Harus Perilaku Sesuai Pancasila
Sejak kecil rumah sederhana mereka selalu dipenuhi anak-anak dengan beragam status sosial, suku dan budaya.
"Mamak sama bapak suka bawa pulang anak-anak terlantar. Ditampung di rumah dan disekolahkan. Benar-benar dirawat seperti anak sendiri," kenang Rina Zainun.
Hujan deras yang melanda Kota Samarinda membuat Rina Zainun semakin bersemangat menceritakan beribu kenangan masa kecilnya.
Termasuk mengulik sisi lain beliau yang ternyata memiliki komunitas Vespa yakni Sarang Tawon Samarinda. Sama seperti scooteris lainnya Rina memilik Vespa kesayangan bernama Ruwi.
Berbagai cerita seru mengenai komunitas Vespa-nya sempat mewarnai obrolan panjang nan santai kami.
Baca juga: TRC PPA Kaltim Galang Dana untuk Sopir yang Kritis Karena Dikeroyok Pemotor di Loa Janan
Hingga tiba di pertanyaan alasan single mom dengan tiga anak ini memilih mendedikasikan sebagian hidupnya untuk mendampingi dan menolong setiap warga kurang mampu yang memiliki permasalahan terutama kasus menyangkut perempuan dan anak.
Ia sempat terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Rupanya ia larut dalam kenangan pahit masa kecil, hingga jatuh bangunnya menjalani kehidupan termasuk membangun TRC PPA Kaltim.
Selalu tersenyum ramah, menegur dengan lembut namun tegas, siapa sangka Rina memilik kenangan masa kecil yang menyakitkan.
Rupanya ia pernah menjadi korban rudapaksa saat berumur 7 tahun oleh seseorang yang ia kenal. Kala itu Rina kecil tak mampu mengungkapkan tindakan asusila yang menimpanya tersebut.
Akibatnya jiwa periangnya pun hilang. Rina menjadi murung dan takut bertemu orang asing.
Baca juga: Awal Mula Balita 3 Tahun di Samarinda Positif Narkoba, TRC PPA Kaltim Kaget Hasil Tes Urine Positif
Beruntung ia memiliki orangtua dan saudara yang melihat perubahan sikapnya dan semakin memberikannya kasih sayang dan dukungan penuh.
"Jadi kasih sayang itulah yang membuat kakak kuat meski harus menyimpan luka sendiri. Hingga masuk SMEA, kakak baru berani cerita ke orangtua," ungkapnya.
Berangkat dari kenangan buruk itulah membuat Rina Zainun tergerak membantu setiap anak yang menjadi korban kekerasan ataupun tindakan asusila.
Mengambil dari pengalamannya yang tidak mudah menghilangkan kepahitan masa lalu membuat Rina paham dan menegaskan bahwa trauma anak korban pencabulan atau kekerasan akan terus membekas dan merusak masa depannya apabila tidak terselesaikan.
Namun kembali mengambil dari dirinya sebagai penyintas, ia mengatakan luka dan trauma batin hanya bisa disembuhkan oleh diri orang itu sendiri.
Baca juga: Positif Narkoba Bocah 3 Tahun di Samarinda Utara Bikin TRC PPA Kaltim Terperangah, Ini Penjelasannya
"Sementara kasih sayang dan dukungan dari orangtua dan saudara itu sangat membantu diri kita menerima keadaan. Itu menjadi vitamin dalam merawat luka itu," ucapnya.
Oleh sebab itu ia merasa sedih sebab masih banyak anak yang menjadi korban tindakan asusila tidak bisa berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu sebab justru disalahkan dan dikucilkan oleh keluarga dan lingkungan sekitar.
"Makanya tidak sedikit kasus yang kami temukan para korban memilih menjadi perempuan penghibur atau masuk ke dunia malam," ucapnya dengan mimik sedih.
Berangkat dari rasa prihatin dan bisa merasakan sakitnya para korban, Rina akhirnya memilih bergabung dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kaltim pada 2014 silam.
Kemudian pada 2018 ia terpilih menjadi Ketua Generasi Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK) Kaltim.
Baca juga: Usai Dampingi Korban Asusila, Relawan TRC PPA Kaltim Diduga Menjadi Korban Pelecehan Driver Online
Semakin aktif menjadi salah satu garda terdepan membantu mendampingi kasus anak, pemilik usaha catering Dapoer Inun ini akhirnya dipercaya menjadi ketua TRC PPA Kaltim sejak 2019 lalu.
Awalnya TRC PPA merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan nama Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRCPA).
Namun Rina mengatakan persoalan anak pasti akan selalu sejalan dengan permasalahan yang menjadikan perempuan sebagai korban.
Oleh sebab itu dalam kepemimpinannya ia menjadikan TRC-PA menjadi Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim.
Mampu menangani permasalahan perempuan juga rupanya berangkat dari kehidupan rumah tangganya yang tak berjalan sesuai harapan.
Baca juga: TRC PPA Kaltim akan Gelar Bazar Pakaian Murah demi Korban Kebakaran di Loa Janan Ilir
Rina Zainun juga pernah merasakan beratnya perjuangan sebagai orangtua tunggal. Sejak bercerai dengan sang suami Rina menjadi kepala keluarga yang harus menghidupi ketiga putri tercintanya.
Untuk bertahan ia pernah menjadi asisten rumah tangga dari rumah ke rumah hingga menjadi penyanyi lokal (electone) dan keliling yang tak jarang tertangkap atau dibubarkan oleh Satpol PP.
Belum lagi ia berkali-kali menjadi korban pembegalan saat berkendara di jalur sepi saat akan pulang ke rumahnya.
"Kakak pernah pulang dengan kondisi perut robek, patah tulang dan lain-lain saat mencari nafkah. Kakak ikhlas selagi itu halal dan anak-anak kakak bisa makan dan sekolah," kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Segudang pengalaman menjadi orangtua tunggal itulah yang mengantarkan Rina Zainun dapat merasakan derita single mom yang seringkali menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia, TRC-PPA Kaltim Minta Penderita Agar Dirangkul Bukan Diskriminasi
Belum lagi perjuangannya dalam membangun kepercayaan warga akan TRC PPA Kaltim juga tidak mudah.
Bersama timnya, Rina berkomitmen untuk mendampingi kasus perempuan dan anak terutama dari kalangan tidak mampu yang harus mendapatkan keadilan.
Tentu mereka memerlukan biaya operasional. Apalagi tidak hanya di Samarinda, TRC PPA juga membantu permasalahan perempuan dan anak yang notabene warga kurang mampu yang ada di berbagai pelosok Kalimantan Timur.
Oleh sebab itu seringkali ia mengajak anggota TRC PPA melakukan perjalanan dinas dengan modal nekat tanpa biaya sepersenpun.
Namun kesulitan itu tidak pernah ia sampaikan kepada anggota TRC PPA yang lain. "Kakak tidak mau anggota tahu susahnya kakak. Karena mereka orang-orang baik yang mau meluangkan waktu membantu orang lain,
Baca juga: TRC PPA Kaltim Dukung Citra Niaga Fashion Week sebagai Ajang Kreativitas Anak Muda Samarinda
Makanya dulu sering kalau pulang kakak menepi di tepian dan nangis sendiri di motor. Puas baru pulang dan mencari solusi," ungkapnya dengan air mata bercucuran.
Namun ia percaya kebaikan hati selalu mendapatkan jalannya.
Hal itu terbukti. Setiap kali menemui kendala secara mendadak ia selalu mendapat uluran tangan dari orang-orang baik yang perduli akan permasalahan sosial.
"Termasuk dari anak-anak yang dulu dibesarkan dan dirawat orangtua kakak," ucapnya.
Ah, masih terlalu banyak kisah jatuh bangun TRC PPA Kaltim yang tak cukup tempat untuk terangkum dalam tulisan pewarta ini.
Baca juga: TRC PPA Kaltim Sebut 80 Persen Penganiayaan Dialami Perempuan yang Menikah Siri
Namun dengan segala perjuangan di jalan yang lurus dan dukungan tim, Rina Zainun bisa bertemu dengan pribadi-pribadi yang baik dan akhirnya bergabung dalam TRC PPA Kaltim.
"Akhirnya kami punya LBH dari kuasa hukum profesional dan donatur yang siap mengulurkan tangan kepada korban-korban yang membutuhkan bantuan. Sungguh itu semua kakak syukuri apalagi mengingat perjuangan kami," ucapnya lagi dengan air mata bercucuran.
Bahkan saat ini TRC PPA Kaltim telah mendapatkan mobil hibah dari Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim sebagai sarana operasional mereka.
"Kami juga telah dipanggil PJ Gubernur (Akmal Malik) dan dapat pilot project untuk menangani stunting di Kaltim. Itu sebuah penghargaan bagi kami," ungkapnya senang.
Namun menjadi pekerja sosial tak membuat mereka lepas dari gunjingan. Tetapi Rina Zainun Asli selalu mengingat pesan kedua almarhum orangtuanya untuk selalu tulus dalam membantu orang lain.
"Abah (bapak) dan mamak selalu berkata bantulah yang meminta bantuan. Jangan berfikir akan ditipu, dibenci atau dibicarakan orang. Karena buah ketulusan tidak pernah mengecewakan," kata Rina Zainun.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Rina Zainun
Ketua TRC PPA Kaltim
Anak Vespa
TribunKaltim.co
Samarinda
TRC PPA Kaltim
Kalimantan Timur
POPULER KALTIM: Guru di Kubar Mogok Kerja, Marbot Kaltim Dapat Insentif Jospol, BBM Ilegal di PPU |
![]() |
---|
7 Daerah dengan Populasi Perempuan Terbanyak di Kalimantan Timur |
![]() |
---|
5 Daerah dengan Jumlah Penduduk Berpendidikan SMP Terbanyak di Kalimantan Timur |
![]() |
---|
5 Daerah Paling Minim Kecelakaan Lalu Lintas di Kalimantan Timur Sepanjang 2024 |
![]() |
---|
4 Wilayah dengan Indeks Pemberdayaan Gender Tertinggi di Kalimantan Timur 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.