Berita Kaltim Terkini
Pasien DBD di Bontang Meninggal Dunia, Dinkes Kaltim Klaim Inovasi Wolbachia Tak Gagal
Pasien DBD di Bontang Meninggal Dunia, Dinkes Kaltim Klaim Inovasi Wolbachia Tak Gagal.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan.
Satu penderita DBD di Bontang dikabarkan meninggal dunia, sedangkan di kabupaten lainnya tengah menjalani perawatan intensif.
Di Bontang, selama Januari 2024 tercatat ada 41 orang menderita DBD dan satu di antaranya meninggal dunia, yakni pasien berusia 13 tahun, warga Kelurahan Gunung Telihan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim mengaku belum mengetahui terkait hal itu.
"Kapan itu? Saya belum menerima laporan yang satu orang meninggal itu, saya akan langsung telepon, lalu saya akan buat kebijakan," ungkap Kepala Dinkes Kaltim dr. Jaya Mualimin ditemui, Jumat (19/1/2024).
Baca juga: Ucapan Menohok Kajari ke PU Soal Kontraktor DAS Ampal Ngeyel: Jangan Diomongkan Tapi Langsung Tindak
Pihaknya menampik proyek inovasi yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kasus DBD dengan menyebarkan bibit nyamuk Wolbachia gagal.
Diketahui, pilot project penanggulangan dengue melalui Wolbachia di lima kota yakni Bontang, Jakarta Barat, Bandung, Semarang dan Kupang.
Pilot project itu sebagai inovasi penanggulangan DBD berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022.
Dengan adanya penyebaran bibit nyamuk Wolbachia, diharapkan dapat membuka kesempatan bagi Indonesia untuk bebas dari DBD.
Inovasi itu harus tetap diiringi dengan 3M Plus yaitu menutup, menguras, menyingkirkan atau mendaur ulang serta plus seperti menaburkan bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
"Memang perlu waktu untuk Wolbachia, baru beberapa kecamatan di Bontang, belum semua. Tergantung musim juga DBD ini kan. Tetapi tahun ini saya sudah meminta agar DBD tidak menjadi ancaman, karena kita akan melakukan kegiatan dan upaya menurunkan angka kesakitan serta mengelola pasien itu agar menekan risiko meninggal dunia," terangnya.
"Nggak (gagal), Wolbachia itu upaya panjang, nyamuknya harus berkawin dulu, yang kami datangkan itu baru telurnya agar menetas. Nanti menjadi jentik, lalu nyamuk, baru kawin dengan nyamuk liar, butuh proses. Akhirnya nyamuk itu yang mengurangi kemampuan menularkan virus dengue," sambung dr. Jaya.
Baca juga: Cuaca Madinah Panas Menyengat Dinkes Kaltim Ingatkan Jemaah Haji Perbanyak Minum
Adanya Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim mendorong inovasi adanya bibit nyamuk Wolbachia sebagai pilot project, termasuk vaksinasi DBD yang telah dilakukan kick off di Kota Balikpapan.
Kadinkes pun kembali menyanggah bahwa upaya menekan angka kesakitan dan kematian DBD gagal dilakukan.
Pasalnya, pihaknya tengah mendorong seluruh kabupaten/kota untuk melakukan upaya vaksinasi sebelum nantinya secara keseluruhan juga akan dilakukan penyebaran bibit nyamuk Wolbachia.
Wolbachia sangat aman untuk semua lantaran di Kota Yogyakarta, Wolbachia sudah diterapkan lebih dari 10 tahun dan terbukti aman, karena tidak ada bukti berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia.
"Perlu waktu, 6-12 bulan harus kawin dulu nyamuk ber-Wolbachia ini. Ini masih proyek nasional. Jika memang berhasil, saya akan menawarkan karena Kemenkes meminta akan membuat laboratorium agar bisa didistribusi ke seluruh Indonesia, tanpa harus mengambil ke Yogyakarta," tukasnya.
Upaya lain yang dilakukan pihak Dinkes Kaltim dengan melakukan kick off pada 5 Desember 2023 lalu.
Hingga Januari 2024, vaksinasi DBD mencapai 59 persen.
Vaksinasi DBD di Kecamatan Balikpapan Utara diikuti 3.414 murid dan Balikpapan Tengah 2.436 murid.
"Sebenarnya inisiatif gubernur dan wakil gubernur sebelumnya dan diminta secara khusus menangani DBD. Sekali suntik Rp300 ribu, tapi sekarang kan gratis. Umur 6-12 tahun kita target untuk siswa SD, akan juga ada di daerah lain vaksinasi, suntiknya 2 kali," tandas dr. Jaya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.