Berita Samarinda Terkini
Tabrak Batu Karang Diduga Penyebab Bocor dan Tenggelamnya LCT Karya Fortuna di Muara Pegah Kukar
Proses penyelidikan untuk mengetahui tenggelamnya kapal Landing Craft Tank (LCT) di Perairan Muara Pegah, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Rabu (24/1/
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Proses penyelidikan untuk mengetahui tenggelamnya kapal Landing Craft Tank (LCT) di Perairan Muara Pegah, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Rabu (24/1/2024) lalu masih terus bergulir.
Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kapten Muhammad Ridha mengatakan pihaknya baru selesai memeriksa para crew kapal per Senin (29/1) kemarin.
"Tapi belum kita simpulkan penyebabnya apa. Karena masih proses penyelidikan juga di Polairud Anggana (Kabupaten Kutai Kartanegara)," kata M. Ridha ditemui di ruang kerjanya, Selasa (30/1/2024).
Ia menjelaskan, sebelumnya LCT dengan nama lambung Karya Fortuna itu berlayar dari Balikpapan menuju Muara Berau dengan membawa muatan sejumlah alat berat.
Baca juga: Upaya Selamatkan Bocah Tenggelam di Samarinda, Aco Sempat Raih Tangan Anak Itu, Namun Terlepas
Baca juga: Bocah 9 Tahun Tewas Tenggelam, SAR Samarinda Ungkap Sungai di Kota Tepian Tidak Aman
Namun saat tiba dan berlabuh di perairan Muara Berau, LCT dengan 10 anak buah kapal (ABK) tersebut mengalami larat (Anchor Dragging) atau hanyut terdorong arus deras.
Akibatnya kapal tersebut tidak dapat meneruskan perjalanan dan harus berlindung di tepi perairan Muara Berau.
Namun arus yang tak bersahabat terus menerjang pertahanan labuh jangkar kapal dengan International Maritime Organization (IMO) 8738524 tersebut hingga hanyut ke perairan dangkal.
"Jadi diduga saat itu kapal menabrak karang. Karena di Muara Berau banyak yang dangkal dan bawahnya batu. Beda di Sungai Mahakam yang masih aman karena lumpur," bebernya.
Sadar kapal telah mengalami kebocoran, nahkoda LCT Karya Fortuna memilih untuk kembali ke Samarinda.
Nahas kapal yang dibuat di Samarinda pada 2009 lalu tersebut tak mampu bertahan dan karam di cardinal buoy (penanda alur yang aman dilewati kapal) 3, Muara Pegah, Kukar.
Dari keterangan kapten kapal saat itu dipastikan seluruh Crew telah mengenakan life jacket.
Baca juga: Pulau Beras Basah di Kota Bontang Berbenah, Ini Harga dan Waktu Pelayanan Kapal Nyebrang ke Pulau
Namun nahas bagi Mualim II yang ditemukan meninggal dunia sesaat setelah mereka terjuan ke air.
"Entah life jacketnya terlepas atau bagaimana itu yang masih dalam penyelidikan Polairud," bebernya.
Karena cardinal buoy 3 merupakan alur pelayaran vital, KSOP Samarinda telah menarik LCT Karya Fortuna keluar sehingga aman untuk dilayari kembali. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Peluncuran Magister Hukum Untag 45 Samarinda demi Cetak Penegak Hukum yang Berkeadilan |
![]() |
---|
Dishub Samarinda Terus Matangkan Skema Parkir Berlangganan, Retribusi Dipastikan Masuk Kas Daerah |
![]() |
---|
Akun Ojol Mati, Orderan Hilang: Ratusan Driver Maxim Demo Gubernur Kaltim, Tuntut Kantor Dibuka Lagi |
![]() |
---|
DPRD Samarinda Bahas Cepat Revisi Perda Pajak dan Retribusi, Batas Waktu 15 Hari |
![]() |
---|
Camat Palaran Tindaklanjuti Keluhan Warga Soal Penerangan Usai Insiden Driver Ojol Dibegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.