Sejarah
Sejarah 4 Februari: Hugo Chavez Memimpin Kudeta Menumbangkan Presiden Venezuela Carlos Andres Perez
Sejarah 4 Februari mengingatkan kita pada tragedi 32 tahun yang lalu di Venezuela.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Chavez meninggalkan warisan yang kompleks dan kontroversial, dan pandangan terhadap kepemimpinannya sangat bervariasi di kalangan masyarakat Venezuela dan dunia internasional.
Bagaimana Kudeta Chavez Bisa Terjadi?
Hugo Chavez tidak memimpin kudeta untuk menumbangkan Presiden Venezuela Carlos Andres Perez.
Sebaliknya, Hugo Chavez terkenal karena memimpin upaya kudeta yang sukses pada tanggal 4 Februari 1992, yang dikenal sebagai "Kudeta Chavez."
Pada saat itu, Hugo Chavez, seorang letnan kolonel dalam angkatan bersenjata Venezuela, bersama dengan sekelompok perwira dan prajurit militer, mencoba untuk menggulingkan pemerintahan yang dianggap korup dan tidak adil di bawah kepemimpinan Presiden Carlos Andres Perez.
Namun, upaya kudeta tersebut gagal, dan Hugo Chavez ditangkap.

Meskipun kudeta pada tahun 1992 tidak berhasil mencapai tujuannya, peristiwa tersebut membawa Chavez ke sorotan politik dan populer di kalangan sebagian besar masyarakat Venezuela.
Hugo Chavez kemudian dihukum penjara, tetapi pada tahun 1994, Presiden Rafael Caldera memberikan amnesti kepada Chavez dan rekan-rekannya, memungkinkan mereka keluar dari penjara.
Hugo Chavez kemudian terlibat dalam politik sipil dan secara demokratis terpilih sebagai Presiden Venezuela pada tahun 1998.
Baca juga: Sejarah 2 Februari: Pemakaman Ratu Inggris Victoria, Jadi Ratu di Usia 18 Tahun dan Memiliki 9 Anak
Ia menjadi tokoh sentral dalam politik Venezuela dan memimpin negara tersebut hingga kematiannya pada tahun 2013.
Mengapa Hugo Chavez Melakukan Kudeta?
Hugo Chavez melakukan kudeta pada tanggal 4 Februari 1992 karena beberapa alasan utama:
1. Ketidakpuasan terhadap Kebijakan Ekonomi dan Sosial
Chavez dan sekelompok perwira militer yang mendukungnya merasa tidak puas dengan kebijakan ekonomi dan sosial yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Carlos Andres Perez.
Kebijakan-kebijakan tersebut, termasuk pemotongan subsidi bahan bakar dan peningkatan harga bahan pokok, menimbulkan ketidakpuasan di kalangan banyak lapisan masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.