Pilpres 2024

Buruh, Ibu Rumah Tangga Hingga Generasi Z Ingin Para Kandidat di Debat Capres Adu Gagasan

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan kembali tampil di JCC Senayan, Jakarta Pusat pukul 19.00 WITA

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
DEBAT CAPRES- Neli, Perwakilan Buruh (kiri), Ibu Rumah Tangga, Yaminah (tengah), M. Rafik, Pemilih Pemula Generasi Z (kanan), ketiganya menyampaikan agar debat Capres yang digelar KPU, Minggu (4/2/2024) bisa beradu gagasan dan tolok ukur mana yang pantas dipilih oleh masyarakat.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

Dia sendiri melihat dalam proses debat politik yang sudah dilangsungkan beberapa kali dari KPU, para capres yang ada belum ada memberikan gambaran keberpihakan kepada rakyat terutama kelas pekerja.

Pemerintahan melalui Presiden dan Wakil Presiden yang akan dipilih 14 Februari mendatang jadi sarana warga negara berharap kepada kepemimpinan nasional yang kuat, mandiri dan demokratis bisa berbuat banyak.

"Pemilu ini buat kita sebagai rakyat, ya untuk memberikan dukungan dan suaranya yang akan memerintah 1 periode. Artinya kita sebagai yang memberi amanah harus juga diperhatikan," tukasnya.

Baca juga: Terakhir! Info Debat Capres ke 5 Jam Berapa dan Tayang di TV Apa, Jadwal Debat Pamungkas Hari Ini

Sementara itu, M. Rafik (20), Pemilih Pemula Generasi Z yang kini akan mengikuti Pemilu perdananya menganggap bahwa debat Capres terakhir sudah semestinya ada adu gagasan.

Tolok ukur kalangan generasi Z bukan saja dilihat dari bagaimana tim kampanye masing-masing capres membranding agar bisa diterima seluruh masyarakat saja, tetapi kepada apa yang akan dilakukan ke depan setelah terpilih.

"Tak saling menjatuhkan personal, selama ini kan forum debat bukan jadi diskusi intelektualitas, tapi capres jadi ajang saling menjatuhkan, itu sangat merusak demokrasi apalagi pemilih pemula," tukasnya.

Mestinya KPU, kata dia, harus memberikan edukasi politik yang baik ke generasi muda.

Generasi Z menurutnya, merupakan penerus dan penopang jalannya demokrasi ke depan, untuk itu para capres diharapnya punya ide dan bahan kuat dalam mempertarungkan pikiran masing-masing untuk bangsa ke depan.

"Kalau stigma negatif ini diteruskan, akan berdampak ke pemilih pemula, jatuhnya politik tidak diminati, karena peserta debat mencerminkan perilaku tidak baik dalam kontestasi pemilu," pungkasnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved