Sejarah
Sejarah 21 Februari: Hari Peduli Sampah Nasional, Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif
Simak sejarah 21 Februari tentang Hari Peduli Sampah Nasional, atasi sampah plastik dengan cara produktif.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Melansir dari situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, pada peringatan HPSN 2024 ini, akan mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”.

Tema ini diambil karena persoalan keberadaan sampah plastik yang masih belum terselesaikan hingga sekarang sehingga membuat adanya persoalan serius baik di Indonesia itu sendiri maupun di kancah global.
Ancaman sampah plastik menjadi masalah yang patut dituntaskan.
Hal ini mengingat United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan jika tidak ada upaya untuk mencegah polusi plastik maka jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040.
Jumlah polusi plastik sekitar 9-14 juta ton pada 2016 berpotensi menjadi 23-27 juta ton pada 2040.
Adapun tujuan mengangkat isu ini pada HPSN 2024 ialah dengan adanya peringatan tahunan ini diharapkan bisa memperkuat posisi Pemerintah Indonesia dalam international legally binding instrument (ILBI) on plastic pollution dan kesiapan dalam melaksanakan komitmen Zero Waste Zero Emission pada tahun 2050.
Pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku penyelenggara juga berharap peringatan HPSN 2024 juga ditujukan untuk mendorong peran semua pihak baik pemerintah daerah, produsen dan masyarakat luas untuk mendukung pemenuhan target nasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah dan sampah.
Baca juga: Sejarah 17 Februari: Simak Profil Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang Memiliki Tanggal Lahir Sama
Sudahkah kita berpartisipasi dalam menanggulangi sampah?
Dikutip dari laman web Univesitas Indonesia, Indonesia merupakan penyumbang sampah terbesar di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara (2017).
Sampah plastik diperkirakan merupakan sampah terbanyak di dunia yang jumlahnya mencapai 9 juta ton/tahun dan masih akan bertambah.
Pada tahun 2016, United Nations Convention On Biological Diversity menyampaikan lebih dari 800 spesies (40 % mamalia laut dan 44 % lainnya adalah spesies burung laut) mati karena sampah.
Pada tahun 2017, PBB menyebut sampah plastik membunuh 100.000 mamalia laut, 1.000.000 burung laut, dan sisanya adalah penyu dan biota lainnya (com).
Selama pandemik ini LIPI menyebutkan terdapat 96 % sampah plastik yang berasal dari bungkus belanja online karena dianggap paling efektif mencegah penularan COVID 19.
Sampah medis kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Indonesia mencapai 1.100 ton selama pandemik 2020.
Banyak yang menyatakan diri peduli terhadap lingkungan, namun tidak berusaha mengubah gaya hidup terutama dalam hal mengurangi sampah.
Baca juga: Sejarah 20 Februari: Hari Keadilan Sosial Sedunia 2024, Arah Baru untuk Masyarakat yang Lebih Adil

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.