Tribun Kaltim Hari Ini
TPAS Juata Kerikil Kota Tarakan Diresmikan, Sistem Pirolisis Tiru Banyumas
Operasionalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Juata Kerikil Kota Tarakan akhirnya diresmikan, Selasa (27/2/2024).
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Operasionalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Juata Kerikil Kota Tarakan akhirnya diresmikan, Selasa (27/2/2024).
Kegiatan peresmian ditandai dengan membunyikan sirene dan pelepasan truk pengangkut sampah menuju TPAS Juata Kerikil Kota Tarakan. Peresmian ini dikebut menjelang berakhirnya masa jabatan Walikota Tarakan Khairul, Jumat (1/3/2024).
Khairul mengatakan, peresmian TPAS Juata Kerikil segera dilakukan. Meskipun TPAS tersebut belum sempurna. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, biasanya transisi kepemimpinan, tak ada tindak lanjut seperti RSUKT dulu.
Baca juga: Gandeng UPTD TPAS Manggar, PLN Kelola Sampah Jadi Bahan Bakar Jumputan Padat

Sehingga saat menjabat wali kota barulah dioperasionalkan. Sementara, anggaran yang dipakai mencapai puluhan miliar.
Untuk pembebasan lahan TPAS sudah diproses saat dia menjabat sebagai Sekkot Tarakan dulu. Pembebasan pertama dilakukan zaman wali kota terdahulu H. Udin. Pembebasan lahan saat itu sekitar 20 hektare. Saat ia masuk menjabat sebagai Sekkot Tarakan pada tahun 2013, pembebasan lahan itu baru diproses.
"Sampai jadi Walikota Tarakan itu belum selesai. Kemudian 2019 kemarin persoalannya di administrasi, waktu itu sempat bagus, suruh selesaikan administrasinya, sertifikatnya. Kemudian setelah diurus, dua tahun lalu, 2022 sampai 2023 selesai. Sementara pembebasan kita buat proyek multiyears ini dan selesai satu segmen," ujarnya.
Sesuai perhitungan, kapasitas per hektare bisa menampung sampah selama 10 tahun ke depan. Total lahan di lokasi sekitar 50 hektare. Diharapkan proses pengolahan sampah berubah. Tidak lagi semua sampah diangkut ke TPA. Harapannya, sampah masuk ke TPAS sudah dipilah dan tidak lagi bisa diolah di TPS3R dan dibawa ke TPSA.
"Pesan untuk Kepala Bapedda, pejabat berikutnya yang masih bertahan, Sekda, PU tolong dikawal. Seperti di Banyumas contohnya. Sistem pirolisis menjadi bagian dari cara yang akan mengurangi volume sampah dikirim ke TPAS. Sehingga umur TPAS bisa lebih lama," harapnya.
Baca juga: Sampah Jadi Energi, Kesejahteraan Warga Sekitar TPAS Manggar Meningkat Berkat Jaringan Gas Metan
Menurutnya banyak yang dilakukan untuk mengolah sampah. Yang biasa dilakukan adalah pengomposan. Kemudian, paving dan juga batako dari sampah plastik. Bahkan debu digunakan untuk bahan bakar pabrik semen. Sehingga debu yang sudah tidak terpakai dijual lagi ke pabrik semen.
"Siapa tahu di sini ada PRI perusahaan bubur kertas mau beli. Dan itu bersemangat KSM-nya karena dapat duit dijual batakonya. Siapa yang membeli? Pertama pemerintah hadir. Maka saya minta waktu itu tolong dianggarkan. Termasuk untuk organik pupuk," jelasnya.
Persoalan pupuk organik, dia ingat dulu sama dengan batik. Saat belum membeli, pembuat batik tidak bersemangat membuat. Setelah banyak peminat, maka mulai hidup. Begitu juga TPS3R yang sudah berjalan. Ternyata pupuk organik dibuat dari sampah organik dan dipasarkan di pasar tidak banyak yang membeli.
"Sehingga mereka tidak semangat, tidak diolah, dibuang lagi ke sini. Sehingga mempercepat usia TPA," ujarnya.
Dia meminta kepada Kepala Dinas Pertanian, apakah pupuk organik cukup baik untuk pertanian palawija ataupun holtikultura.
Oleh petani menyampaikan juga sesekali memakai urea. Sehingga ia juga meminta ke Dinas Pertanian untuk dianggarkan untuk membeli pupuk organik dari masyarakat.

"Supaya mereka semangat kerja dan disubsidikan ke petani kita untuk mengurangi juga biaya operasional mereka dari pembelian pupuk urea itu," ujarnya.
Dengan adanya TPAS ini efek berganda (multiplier effect) yang didapatkan masyarakat. Termasuk mengurai beberapa persoalan sampah yang terjadi selama ini. Misalnya persoalan harga kangkung mahal sampai menyebabkan inflasi, karena ternyata salah satunya pupuk tidak disubsidi.
Sehingga upaya yang disampaikan di atas salah satunya misalnya batako yang diproduksi bisa sampai 400 ton kebutuhan sampah plastik dan tidak pecah.
"Mungkin selanjutnya bisa dibuat paving dari pirolisis, saya kira persoalan sampah akan jadi persoalan besar. Negara menghadapi situasi berat, kota akan semakin berkembang, pertumbuhan penduduk Tarakan ini 8 persen. Sekarang di 275.000 penduduk tercatat punya KTP," ujarnya.
Untuk lokasi TPAS saat ini diharapkan dpat menjaga kelestarian hutan lindung. Serta tak ada bangunan dan permukiman merambah di sekitar TPAS. Untuk itu dia mengapresiasi menyampaikan apresiasi kepada Kepala DLH dan tim yang sudah berjuang pembebasan lahan.
"Dan sudah selesai kita bisa manfaatkan 50 hektare ini. Tapi harapan saya mudahan tidak semua bisa dipakai. Karena ada sebagian untuk sumber air. Mudahan bisa tetap dijaga karena pulau kita ini terbatas airnya," ujarnya.
Berbicara fasilitas belumlah lengkap. Masih banyak yang dipangkas dan menjadi PR berikutnya untuk dianggarkan bertahap. Satu untuk jembatan timbang, kemudian kantor, kantor pengolahan, rumah penjaga dan masih banyak lagi harus dibangun di lahan seluas 6 hektare.
Dia berharap bisa dilanjutkan. Serta untuk TPA Hake Babu sudah ditutup dan tinggal dipikirkan sampah menumpuk di sana akan menjadi seperti apa.
"Dalam planning itu akan dijadikan taman kota supaya tidak ada lagi tumpukan sampah di tengah kota," ujarnya.
Semua lurah dan camat kembali dia ingatkan agar penguatan terhadam KSM dilakukan. Setiap kelurahan apabila ada KSM, paling tidak ada satu TPS3R, di sana betul-betul diolah dan residunya tidak terlalu banyak dibawa ke TPAS dan mengurangi biaya operasional.
"Mengurangi volume pengiriman, BBM penggunaan dan operasional lain. Dan itu yang dikurangi dialihkan subsidi untuk membeli kompos, membeli mungkin batako, paving yang diolah KSM dan susbisidkan bahan itu ke petambaj dan petani. Mudahan terjadi multiplier effect. Harapan kita ke depan bisa zero waste dan tidak ada lagi dikirim ke TPA dan jadi museum sejarah TPA," ungkapnya berkelakar.
Berkaca di daerah lainnya seperti Banyumas sudah tidak banyak yang membuang ke TPA. Dia berharap 6 hektare lanjutan selesai dan tersisa lainnya untuk pengembangan.
"Sempat 140 ton produksi dan naik terus. Ini diikuti tidak akan ada habisnya. Pola ke depan bisa zero waste, kebijakan penggunaan kanting plastik diketati dari DLH lakukan sosialisasi, penggunaan bahan plastik agar berkurang," ujarnya.
PR berikutnya yaitu tumpukan sampah di TPAS Hake Babu agar bisa dipakai dan tidak menumpuk. Rencananya pemkot akan membuat mesin pirolisis untuk mengolah sampah. Untuk plastik diolah membuat paving dan sisanya organik diolah pupuk kompos.
Sambil berjalan ditutup, sampah di Hake Babu akan diolah. Ia berharap empat kecamatan ada satu mesin pirolisis yang dikelola kelompok swadaya masyarakat dan mereka kelola dan hasilnya dibeli.
"Paving dibeli, pupuk dibeli dan disumbangkan ke petani dan petambak. Kemudian juga dimanfaatkan untuk kepentingan pemkot. Paving kekuatannya cukup kuat," ujarnya.
Adapun untuk pembangunan TPAS ini adalah tahap pertama namun sudah bisa digunakan. Ada tempat penampungan sampah dan pengolahan limbah. Air lindih yang keluar diyakini akan aman kembali ke alam.
"Berikutnya seharusnya ada bangunan penunjang juga. Di jembatan timbang, kantor pengelola termasuk mesin pirolisis akan dibangun di sini untuk mengolah sampah yang terlewat daru TPS3R, diolah di sini," terangnya.
Tujuannya tak lain mengurangi volume dan memperpanjang usia TPAS. Anggarannya sendiri yang dikucurkan Rp20 miliar berasal dari APBD murni.
"Memang aksesnya ada masuk di lokasi milik negara (Pertamina). Tapi bisa dipakai karena jalan untuk kepentingan umum. Cuma ini khusus. Karena di sana ada bahan meledak sehingga perlakuannya khusus.
Kita menghormati itu, sementara pinjam dulu dengan ketentuan tidak terlalu laju bawa mobil sampahnya dan agar getarannya tidak terlalu kuat," terangnya.
MESIN PIROLISIS KURANGI TUMPUKAN SAMPAH
1. Ubah sampah plastik jadi bata dan paving blok
2. Bahan bakar pengolahan bata menggunakan sampah di TPAS
3. Jumlah volume sampah di Tarakan mampu produksi 400 ton batako
4. Debu sisa daur ulang sampah jadi salah satu bahan baku pembuat semen. (andi pausiah)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Sistem Pirolisis
Kota Tarakan
TPAS Juata Kerikil
Banyumas
TribunKaltim.co
Walikota Tarakan
dr Khairul
Bank Sampah Kunci Adipura Kencana, DLH Balikpapan Targetkan Minimal 6 Unit Setiap Kelurahan |
![]() |
---|
Sabu 1 Kg Diselipkan dalam Baju, Residivis Narkoba Dibekuk Saat Tiba di Bandara SAMS Balikpapan |
![]() |
---|
Bursa Calon Menko Polkam: Sjafrie Sjamsoeddin, Hadi Tjahjanto, dan Tito Karnavian jadi Sorotan |
![]() |
---|
Donna Faroek Terjerat Suap Tambang, KPK Tahan Putri Eks Gubernur Kaltim Terkait Pemberian IUP |
![]() |
---|
BEM UI Minta Purbaya Dicopot, Baru Sehari Menjabat Menkeu Didemo Mahasiswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.