Berita Samarinda Terkini
Minta Pom Mini Dihilangkan, Korban Kebakaran di Ring Road III Samarinda: Kami Sangat Takut
Minta pom mini dihilangkan, korban kebakaran di Ring Road III Samarinda mengaku sangat takut.
Penulis: Eni | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kebakaran terjadi di Jalan H. Ardans atau Ring Road III, RT 12, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Sabtu (16/3/2024) pagi.
Persitiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 05.50 Wita saat kondisinya masih lengang.
Dari video yang beredar, api melalap sebuah rumah toko (ruko) yang diapit oleh dua bangunan permanen.
Bangunan yang tengah terbakar itu berada persis di ujung penghubung Jalan Suryanata dan Jalan Wahid Hasyim II.
Baca juga: Pom Mini Diduga Jadi Penyebab Kebakaran di Jalan Ring Road III Samarinda, Andi Harun Janji Tertibkan
Dalam waktu 10 menit, tim pemadam kebakaran gabungan telah berada di lokasi kejadian.
Mereka dengan sigap menangani si jago merah yang telah membara.
"Ada pom mini. Ini warung kelontong, api terus membesar," bunyi informasi dari handy talky para relawan.
Dari informasi yang terus bersahut-sahutan para tim damkar juga meminta unit PMI membawa kantong jenazah.
Dikabarkan ada penghuni rumah terjebak di dalam gedung yang sudah terkepung api dan asap tebal tersebut.
Pukul 06.40 Wita, kobaran api berhasil tertangan.
Baca juga: Pom Mini di Samarinda Terbakar Lagi dan Telan Korban Jiwa, Andi Harun: Kami akan Tertibkan
Satu Orang Tewas

Korban tewas akibat terjebak dalam musibah kebakaran di Jalan HM Ardans atau Ring Road III, RT 12, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara, Sabtu (16/3/2024) pagi, berhasil dievakuasi tepat pukul 07.20 Wita.
Saat ditemukan, korban berada di dalam kamar yang berada di lantai dua sisi paling kiri.
Tubuhnya dalam posisi sujud di pojok kamar antara pintu dan jendela menuju tangga lantai 1.
"Korban laki-laki, umur 22 tahun. Dia anak dari penyewa ruko tersebut," jelas Koorlap Posko II Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda, Barkani saat dikonfirmasi TribunKaltim.co.
Barkani menjelaskan, kondisi tubuh korban utuh dan pakaiannya tidak terkena jilatan api.
Oleh sebab itu, pihaknya meyakini korban tewas akibat terlalu banyak mengirup asap atau karbonmonoksida (CO).
Korban diketahui bernama Rizky (22), anak dari pemilik rumah toko yang terbakar itu.
Barkani menjelaskan, dari keterangan penghuni yang selamat, korban bersama satu adiknya sempat mencoba untuk melompat turun.
Sang adik sempat melompat, namun korban tampaknya tidak memiliki nyali yang kuat untuk menerobos api.
Korban lantas kembali ke dalam ruangan.
Baca juga: Pom Mini di Samarinda Terbakar, 1 Korban Terjebak Dalam Rumah yang Terkepung Api
Nahas bagi Risky, api semakin membumbung tinggi namun tidak ada akses jalan lain.
Sementara orangtua dan beberapa saudara korban dinyatakan selamat.
Meski sang ayah mengalami luka bakar pada kaki dan ibu korban mengalami syok.
Barkani menyebutkan, kesalahan bangunan berlantai dua tersebut adalah tidak memiliki pintu darurat.
Korban pun tidak memiliki akses keluar lain selain harus melompat dari teras lantai dua.
"Mau lewat tangga tidak bisa juga karena lantai satu sudah penuh api," ucapnya.
"Memang banyak kejadian di Samarinda korban tidak selamat saat kebakaran karena tidak ada pintu darurat," imbuhnya dengan tegas.
Oleh sebab itu, selain harus memiliki alat pemadam api ringan (apar), masyarakat juga diimbau membuat akses pintu darurat di rumah masing-masing.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pagi Buta Pom Mini di Jalan Ring Road III Samarinda Terbakar, Ada Satu Korban Jiwa
Berharap Pom Mini Dihilangkan

Tubuh Ayu mendadak lemas tak berdaya.
Perempuan berusia 48 tahun itu terkejut melihat jilatan api yang sudah menguasai sebelah rumah toko (ruko) sewaannya di Jalan HM Ardans atau Ring Road III, RT 12 Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara, Sabtu (16/3/2024).
Hari masih begitu pagi, waktu baru menunjukan Pukul 05.30 Wita.
Saat itu, Ayu hendak mempersiapkan bumbu makanan untuk dijual saat berbuka puasa pada akhir pekan ini.
Tiba-tiba saja ia mendengar suara kegaduhan dari luar ruko.
Bersamaan itu, penciumannya juga menangkap aroma bahan bakar minyak (BBM) yang cukup menyengat.
Ayu sempat acuh dengan kegaduhan yang ada, mengingat warung sembako dan bengkel milik Ambo itu buka selama 24 jam.
Ditambah lagi setiap hari BBM eceran dari pom mini milik tetangganya itu kerap memenuhi area teras depan.
Ruko permanen berkelir putih yang disewanya merupakan bangunan berlantai dua tiga pintu.
Ia menyewa salah satu dari pintu ruko, sementara dua pintu lainnya disewa oleh Ambo, panggilan akrab pelaku usaha yang menjual sembako dan BBM eceran serta bengkel motor itu.
Baca juga: Tubuh Korban Tewas dalam Kebakaran di Samarinda Utuh dan Pakaian Tidak Hangus, Begini Kata Petugas
Saat Ayu menyiapkan peralatan memasak, tidak berselang lama teriakan meminta tolong membuat detakan jantungnya mulai tak karuan.
"Yang ada di pikiran saya ada perampokan di ruko sebelah. Takut mau keluar. Tapi karena ramai, saya akhirnya memberanikan diri membuka pintu (rolling door)," kata Ayu kepada Tribunkaltim.co.
Alangkah terkejutnya Ayu, dia disambut kobaran api yang berkobar di bagian pom mini dan bengkel Ambo.
Tubuhnya lunglai, namun dia mencoba terus berteriak histeris memanggil nama sang buah hati yang masih terlelap di lantai dua dengan sisa kekuatan yang ada.
Tak ada jawaban, suaminya pun berlari ke lantai dua untuk menyadarkan anak gadisnya.
"Saat itu api sudah setinggi lantai dua. Kalau anak saya tidak bangun, pasti terkurung api," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Keinginan menyelamatkan diri membuat Ayu, suami dan anak mereka yang bernama Yanti tak sempat menyelamatkan satupun barang berharga.
Saat keluar sempat terjadi letupan beberapa kali yang berasal dari pom mini dan bengkel milik Ambo.
Ia melihat Ambo dan sang istri histeris di median jalan. Kaki tetangganya tersebut nampaknya melepuh.
Di sela rasa panik, pendengarannya kembali menangkap suara teriakan meminta tolong.
Suara itu kadang terdengar jelas, namun lebih sering samar. Dia lantas mencari-cari sumbernya.
Baca juga: Jadi Pusat Berburu Takjil, Pasar Ramadan di GOR Segiri Samarinda Dipadati Ribuan Warga Tiap Harinya
Ayu pun terkejut saat suara itu berasal dari bangunan ruko milik Ambo yang tengah terbakar dengan hebatnya.
"Belum ada pemadam. Suara itu ternyata dari lantai dua. Itu anaknya Ambo, namanya Risky," ucapnya dengan linangan air mata.
Saat itu mereka hanya bisa menangis histeris tanpa bisa berbuat banyak.
Pasalnya, ceceran bahan bakar dari pom mini yang ada membuat api cepat membesar.
Suara Risky yang terus melemah masih terdengar selama lima menit lamanya
Hingga akhirnya, pemadam kebakaran gabungan tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan pemadaman.
Dalam upaya penanganan itu, Disdamkar Samarinda menggunakan cairan foam atau busa untuk menangani api yang terus menjadi karena ceceran BBM.
"Pas pemadam datang, suara Risky sudah tidak ada. Pas dicek ternyata meninggal," ucap Ayu pelan sembari mengusap air mata menggunakan daster biru yang dikenakannya.
Peristiwa ini menyisakan trauma tersendiri bagi Ayu, harta benda tak ada yang terselamatkan.
Namun hanya satu permohonannya bersama warga setempat, yakni Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim dapat menghilangkan pom mini.
"Menguntungkan bagi mereka (pemilik pom mini), tapi kalau sudah begini rugi besar, nyawa hilang. Tolong pemerintah hilangkan pom mini, kami sangat takut," pungkasnya dengan mata yang kembali berair. (TribunKaltim.co/Rita Lavenia)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.