Berita Samarinda Terkini

10 Fakta Terkini Jasad Guru Wanita Membusuk di Apotek di Samarinda, Jeda Waktu Kematian Disorot

Kasus penemuan jasad perempuan guru SD di Samarinda, Bertha Mimi (56) masih menyisakan sejumlah misteri yang belum terjawab.

|
Editor: Doan Pardede
TribunKaltim.co/Rita Lavenia
Proses evakuasi jasad perempuan tanda identitas yang sudah mengeluarkan aroma tidak sedap di sebuah apotek Jalan Hidayatullah Samarinda, Minggu (18/2/2024). Kasus penemuan jasad perempuan guru SD di Samarinda, Bertha Mimi (56) masih menyisakan sejumlah misteri yang belum terjawab. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus penemuan jasad perempuan guru di Samarinda, Bertha Mimi (56) masih menyisakan sejumlah misteri yang belum terjawab.

Belakangan, pihak keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan, salah satunya soal adanya jeda waktu antara kematian korban dengan waktu tiba di Apotek.

Pihak keluarga juga mempertanyakan soal CCTV yang memperlihat korban tiba di Apotek pada 2 Februari 2024 lalu, yang disebut-sebut sudah dihapus.

Berikut sejumlah fakta seputar kasus penemuan jasad guru SD di apotek di Samarinda yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:

Baca juga: Update Kasus Penemuan Mayat di Apotek Samarinda, CCTV Dikirim ke Polri hingga Warga Segel Apotek

1. Keluarga Geruduk Apotek untuk Minta Rekaman CCTV

Puluhan keluarga almarhumah Bertha Mimi (56) menggeruduk salah satu apotek yang berada di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kota Samarinda, Jumat (15/3/2024).

Para massa aksi mengenakan seragam serba hitam yang melambangkan kedukaan mendalam itu para simpatisan itu datang dan melakukan orasi sejak pukul 15.00 Wita.

Sebelumnya diketahui gudang apotek tersebut menjadi lokasi penemuan jasad Bertha Mimi, yang telah membusuk pada Minggu (18/2/2024) lalu.

2. Keluarga Minta Rekaman CCTV

Kedatangan keluarga kali ini adalah untuk meminta pihak apotek memberikan keterangan pasti dan menunjukan rekaman CCTV yang merekam detik-detik almarhum masuk ke dalam sarana kesehatan masyarakat tersebut.

"Tadi ada pihak apotek keluar. Mereka bilang sudah menyerahkan semua ke kepolisian. Benar-benar tidak ada jawaban yang kami dapat," kata Iwan, salah satu perwakilan keluarga.

3. Jeda Waktu Kematian Disorot

Kejanggalan itu dirasakan sebab almarhum dikatakan masuk ke dalam apotek pada 2 Januari 2024.

Kemudian saat ditemukan pada Minggu, 18 Februari polisi mengatakan korban sudah meninggal dunia selama 4 hari sebelum ditemukan.

"Artinya ada jedah 14 hari almarhum di dalam gudang sebelum meninggal. Masa sih pihak apotek tidak tahu ada orang di dalam gudang selama itu? Kenapa sih kejanggalan itu tidak dijawab secara gamblang?" sahut Marta, perwakilan keluaga lainnya.

Pihak keluarga semakin mendesak sebab mereka merasa janggal dengan jawaban kepolisian yang mengatakan pihak apotek telah menghapus rekaman CCTV saat almarhum masuk.

"Apakah sengaja dihapus atau bagaimana? Kami cuma mau jawaban pasti," tegasnya.

Puluhan warga menggeruduk sebuah apotek yang ada di Jalan Pangeran Hidayatullah Samarinda, Jumat (15/3/2024).
Puluhan warga menggeruduk sebuah apotek yang ada di Jalan Pangeran Hidayatullah Samarinda, Jumat (15/3/2024). (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Sebagaimana diketahui hasil autopsi dari jasad perempuan yang pernah menjadi seorang guru itu telah keluar pada Rabu (6/3/2024) lalu.

Dari hasil autopsi mengatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan alasan almarhum meninggal adalah mati lemas.

Meski begitu pihak keluarga masih merasa janggal dengan segala fakta-fakta yang mereka temukan.

Oleh sebab itu mereka masih menunggu kepastian dari pihak Polsek Samarinda Kota terkait kapan gelar perkara terkait kasus tersebut akan dilaksanakan.

"Tapi diundur-undur terus (gelar perkaranya). Harusnya hari ini (Jumat) tapi polisi bilang masih sibuk," timpal Alfrida, sanak family lainnya juga.

Pukul 16.30 Wita puluhan warga itu akhirnya membubarkan diri. Namun mereka meyakinkan akan kembali melakukan aksi yang sama Sabtu (16/3/2024) besok (hari ini)

"Kami tidak akan mundur. Karena kematian almarhum sangat janggal," tegas Martha lagi sebelum berlalu.

4. Keluarga juga Pernah Gerunduk Polsek Samarinda Kota

Keluarga merasa janggal dengan tewasnya Berta Mimi (56), yang jasadnya ditemukan membusuk di dalam gudang sebuh apotek di Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda pada Minggu (18/2/2024) lalu.

Pihak keluarga menduga mantan guru Sekolah Dasar (SD) itu telah menjadi korban pembunuhan.

Dugaan itu muncul sebab ditemukan sejumlah kejanggalan semenjak Berta dinyatakan hilang pada Rabu (31/1/2024) lalu.

Oleh sebab itu, sejumlah orang yang merupakan keluarga almarhum datang ke Mapolsek Samarinda Kota untuk menanyakan perkembangan hasil penyelidikan pihak kepolisian.

"Kami curiga sama suaminya. Karena memang sudah beberapa kali keluarga kami ini (almarhum Berta) dianiaya," ungkap Marta Pare, salah satu keluarga korban saat ditemui TribunKaltim.co di Kantor Polisi yang berada di Jalan Bhayangkari Kota Samarinda tersebut, Selasa (20/2).

Ia menjelaskan kecurigaan itu bukan tanpa dasar.

Pasalnya, pihak keluarga menganggap suami Berta tak merasa panik semenjak sang istri dinyatakan hilang.

Selain itu pihak keluarga juga menemukan berbagai kejanggalan lain.

Sebelum dinyatakan hilang, berdasarkan rekaman CCTV, almarhum sempat melakukan kontrol ke RSJD Atma Husada Samarinda pada Rabu (31/2) dengan ditemani sang suami.

Namun mendadak pihak keluarga mendapat laporan bahwa almarhum tak pulang ke rumah mereka yang berada di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Palaran Samarinda sejak Kamis, 1 Februari 2023.

Oleh sebab itu suami almarhum bersama keluarga melakukan pelaporan hilangnya korban ke Polsek Palaran pada 2 Februari 2024 lalu.

Polisi pun melakukan pelacakan ponsel korban.

Saat itu handphone korban dinyatakan masih aktif dengan titik akhir berada di Jalan Aminah Syukur.

"Oleh karena itu Polsek Palaran mengarahkan kami untuk laporan kehilangannya ke Polsek Kota," kata Marta.

Pihaknya sempat mencari keberadaan Berta di titik yang dimaksud.

Namun tidak membuahkan hasil sampai ponsel almarhum tak lagi aktif dan justru ditemukan meninggal dunia di seputaran lokasi pencarian.

Setelah jasad Berta ditemukan, polisi akhirnya memanggil suami almarhum untuk dimintai keterangan.

Di situlah pihak keluarga baru mengetahui bahwa ternyata suami almarhum bekerja di sebuah kantor yang berada di Jalan Aminah Syukur.

"Tapi kenapa saat kami laporan kehilangan, suami almarhum tidak memberitahu kami kalau dia kerja di sana. Padahal kami heran, kok almarhum sampai ke sana (Jalan Aminah Syukur)," bebernya.

Tidak hanya itu, meski kepolisian mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak keluarga mengklaim menemukan fakta yang berbeda.

Mereka menemukan memar pada pipi, bibir atas rusak, pelipis kiri robek, pada dahi kanan, dan kepala bagian belakang terdapat beberapa luka terbuka serta terdapat bekas jeratan tali di tangan dan kaki.

"Makanya kemarin kami bersikeras minta jasad almarhum diautopsi," imbuhnya.

Selain itu mereka juga menemukan sejumlah barang tak biasa di dalam jok motor suami Berta.

Seperti palu-palu, kain dan pisau kater.

"Motornya sudah ditahan. Kami belum melakukan pelaporan karena masih menunggu hasil autopsi," pungkas perempuan asal Kota Bontang tersebut.

Sementara jasad korban telah dikebumikan siang tadi, meninggalkan misteri penyebab kematiannya yang belum terungkap. (Rita Lavenia)

5. Jasad Pertama Kali Ditemukan oleh Cleaning Service

Jasad berstatus Mrs X atau tanpa identitas itu pertama kali ditemukan oleh seorang cleaning service pada pukul 12.15 Wita.

Petugas kebersihan bernama Dahri itu menjelaskan, awalnya ia tengah mengepel dan mencium aroma tidak sedap dari arah gudang bagian belakang.

"Itu gudang tempat penyimpanan obat-obatan kedaluwarsa," sebut Cleaning Service 52 tahun tersebut.

Penasaran dirinya pun langsung menuju sumber bau.

Namun saat hendak masuk, pintu gudang tersebut seperti terganjal sesuatu.

Ia pun langsung mengintip dari balik jendela dan mendapati penampakan mengerikan.

"Ada jasad perempuan, sudah membusuk, posisinya terlentang," bebernya.

MAYAT DI APOTEK - Proses evakuasi jasad perempuan tanda identitas yang sudah mengeluarkan aroma tidak sedap di sebuah apotek Jalan Hidayatullah Samarinda, Minggu (18/2/2024).
MAYAT DI APOTEK - Proses evakuasi jasad perempuan tanda identitas yang sudah mengeluarkan aroma tidak sedap di sebuah apotek Jalan Hidayatullah Samarinda, Minggu (18/2/2024). (TribunKaltim.co/Rita Lavenia)

Penemuan jasad dengan pakaian baju corak cokelat putih dipadukan celana hitam panjang itupun langsung ia sampaikan kepada atasannya.

"Bos saya langsung telepon polisi. Tidak ada yang kenal, bingung juga kok dia (korban) bisa masuk ke dalam," ucapnya.

Dikofirmasi terpisah terkait penemuan itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Tri Satria Firdaus mengatakan, pihaknya langsung melakukan olah TKP awal.

Pihaknya juga masih mencoba mengidentifikasi indentitas korban sebab tak ada satupun tanda pengenal diri yang melekat pada tubuhnya.

"Yang jelas tidak ada tanda-tanda kekerasan. Dari kondisi jasadnya, korban sudah meninggal sejak 3 atau 4 hari lalu," pungkasnya.

Saat ini jazad korban telah dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie untuk proses visum dan penyelidikan lebih lanjut. 

6. Ternyata seorang guru

Identitas jasad perempuan yang ditemukan sudah membusuk di salah satu apotek kawasan Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (18/2/2024) siang, akhirnya terungkap.

Dari hasil identifikasi diketahui korban bernama Bertha, warga Kelurahan Handi Bakti, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.

Dari keterangan Juli (52), almarhum berprofesi sebagai seorang guru.

7. Sudah 2 Minggu Menghilang

Memang sejak dua minggu terakhir pahlawan tanpa tanda jasa itu dinyatakan hilang dan terus dicari oleh pihak keluarga.

Baca juga: Keluarga Perempuan yang Jasadnya Membusuk di Gudang Apotek Samarinda Geruduk Kantor Polisi

"Tadi (siang) sudah sampai di rumah duka. Informasinya akan dikuburkan besok," kata Juli kepada TribunKaltim.co, Senin (19/2/2024).

Dikonfirmasi terpisah, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Samarinda Kota Kompol Tri Satria Firdaus membenarkan bahwa korban teridentifikasi bernama Bertha (56), warga Palaran.

Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, jasad korban langsung diautopsi dan siang tadi sudah dijemput oleh sanak family.

"Kalau dari pemeriksaan Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Tapi pastinya kita tunggu hasil autopsi," bebernya.

8. Sempat Izin Menumpang Toilet

Ditanya mengenai bagaimana korban bisa berada di apotek tersebut, Kompol Tri Satria mengatakan dari keterangan karyawan beberapa hari lalu ada seorang perempuan datang dan meminta izin menumpang toilet.

"Diizinkan. Setelah itu karyawan tidak lagi memperhatikan dan dikira sudah pergi karena saat itu apotek lagi ramai," bebernya.

Sementara dari keterangan keluarga kepada pihak kepolisian, beberapa waktu lalu korban pergi berobat.

Namun pihak keluarga juga tidak tahu bahwa almarhum pergi sendiri dan sempat ke apotek sebelum hilang tanpa kabar.

"Kata keluarganya almarhum sempat menjalani perawatan di RSJD Atma Husada," pungkasnya.

9. Penyebab Kematian

Hasil autopsi dari jasad Bertha Mimi (56), akhirnya keluar pada Rabu (6/3/2024) kemarin.

Diketahui jasad Bertha ditemukan dalam kondisi sudah membusuk di gudang salah satu apotek, Jalan Hidayatullah, Kota Samarinda pada Minggu (18/2/2024).

Keluarga yang merasa janggal dengan kematian korban yang telah hilang sejak 31 Januari 2024 itu akhirnya meminta untuk dilakukan autopsi.

Setelah menunggu 14 hari, akhirnya hasil autopsi itu keluar.

Kuasa Hukum keluarga Bertha, Tino H. Ampulembang mengatakan dari hasil autopsi yang dibacakan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Sesuai hasil autopsi yang dibacakan, almarhum meninggal dunia karena lemas," kata Tino.

10. Sempat Terlihat Mondar Mandir

Ia menjelaskan, dari rekaman CCTV yang berhasil didapatkan oleh pihak kepolisian, almarhum memang terlihat mondar-mandir di Jalan Hidayatullah pada 31 Januari 2024, Pukul 11.00 Wita.

Kemudian sore harinya almarhum masuk ke apotek tersebut.

Ia menjelaskan di hari itu almarhum telah melakukan kontrol ke RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda.

Dari CCTV yang terlihat kala itu Bertha ditemani oleh sang suami sebelum sore harinya dinyatakan hilang.

"Kalau pengakuan suaminya habis kontrol almarhum diminta untuk menunggu saat usai kontrol. Tapi pas kembali katanya sudah tidak ada," kata Joice, salah seorang pihak keluarga yang menemani.

Tino Ampulembang melanjutkan, dari hasil autopsi, almarhum sudah meninggal dunia selama 5 hari sebelum akhirnya ditemukan pada Minggu (18/2/2024).

"Cuma yang dirasa janggal oleh pihak keluarga adalah mengapa begitu lama almarhum di dalam gudang itu, dan masih banyak yang lain," kata Tino Ampulembang.

Ia melanjutkan setelah ini pihaknya akan mengumpulkan keluarga almarhum untuk melakukan diskusi terkait langkah apa yang akan diambil.

Pihak keluarga juga akan dihadirkan dalam gelar kasus yang segera dilaksanakan Polsek Samarinda Kota dalam waktu dekat.

"Tapi kuasa hukum dan pihak keluarga tentu tidak akan tinggal diam karena masih ada kejanggalan-kejanggalan yang belum terjawab," pungkasnya.

Sementara itu pihak kepolisian belum memberikan jawaban lanjutan saat media ini mencoba melakukan konfirmasi. 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved