Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara
Sepiring Nasi Jadi Kenangan Terakhir Nenek dengan Lima Cucunya yang Tenggelam di KM 8 Balikpapan
Sepiring nasi menjadi kenangan terakhir Wa Ala sebelum lima cucunya tenggelam di KM 8 Balikpapan, Kalimantan Timur.
Penulis: Ardiana | Editor: Miftah Aulia Anggraini
Ringkasan Berita:
- Wa Ala kehilangan lima cucunya sekaligus dalam tragedi tenggelam di kubangan KM 8 Balikpapan Utara, yang biasanya menjadi tempat bermain anak-anak.
- Anaya, salah satu korban, sempat meminta sepiring nasi—momen terakhir bersama sang nenek sebelum ia kembali bermain.
- Peringatan Wa Ala agar cucu-cucunya tidak bermain jauh tak digubris, hingga suara tawa mereka berganti jeritan panik warga di sore naas tersebut.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Sore di salah satu gang RT 68, Graha Indah, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang biasanya riuh dengan suara tawa anak-anak, kini berubah menjadi sunyi.
Keheningan itu terutama terasa di ujung gang, tempat tinggal seorang nenek bernama Wa Ala.
Di sanalah tawa lima cucunya dulu memenuhi udara setiap hari—sebelum semuanya berubah pada Senin (17/11/2025) petang.
Kelima cucunya, Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), Arafa Lirman Azka Faiez (8), Anaya Zaira Azarah (5), dan Kartika Ardayanti (9), menjadi korban tenggelam di kubangan KM 8 Balikpapan Utara.
Baca juga: Kesaksian Ayah Tiga Anak Korban Tenggelam di Kubangan KM 8: Saya Masih Tak Berani Lihat Lokasinya
Tragedi itu juga merenggut nyawa Muhammad Rifai (9), anak dari tetangganya.
Saat ditemui Tribunkaltim.co di rumahnya, Wa Ala mengenang bahwa sore itu sebenarnya berjalan seperti biasa.
Anak-anak kembali bermain di sekitar rumah sepulang sekolah, seperti rutinitas mereka setiap hari.
Bahkan, salah satu cucu yang paling dekat dengannya, Anaya, sempat meminta makan sebelum kembali bergabung dengan teman-temannya.
Baca juga: 3 Indikasi Kelalaian dalam Tragedi 6 Bocah Tenggelam di Kubangan Dekat Grand City Balikpapan
Momen sederhana itu kini menjadi kenangan terakhir yang tersisa.
“Mereka sering kumpul, main di sini. Rumah tetangga sepi, rumah saya yang paling ujung itu paling ramai. Cucu saya itu, Anaya, bilang ‘Nek aku mau makan’. Saya kasi nasi, sayur, ikan. Saya ambilin, dia makan sendiri. Abis makan, dia mainan lagi sama teman-temannya,” ujar Wa Ala sembari mengenang, Kamis (20/11/2025).
Menjelang sore, sekitar pukul 17.00 Wita, saat Anaya hendak kembali bermain, Wa Ala sempat mengingatkan agar mereka tidak pergi jauh.
Namun, peringatan itu tak diindahkan. Keenam anak terlihat asik melangkah pergi tanpa menjawab.
Baca juga: Awal Mula Kubangan Maut di Dekat Grand City Terbentuk, Ketua RT dan DLH Balikpapan Beri Penjelasan
“Sempat saya tanya mau kemana?, mau mainan nek kata mereka. Saya bilang, jangan main jauh-jauh ya. Tapi nda ada jawaban. Saya pikir, sudah asik main,” lanjutnya.
Beberapa jam kemudian, suara tawa anak-anak yang biasanya menyemarakkan rumah itu mendadak berganti menjadi jeritan panik dari para orang tua.
Saat kabar duka menyebar, Wa Ala tersadar bahwa suara tawa itu tak akan pernah terdengar lagi.
“Jadi saya itu kehilangan lima cucu sekaligus,” tutupnya dengan suara lirih. (*)
| Kesaksian Ayah Tiga Anak Korban Tenggelam di Kubangan KM 8: Saya Masih Tak Berani Lihat Lokasinya |
|
|---|
| 3 Indikasi Kelalaian dalam Tragedi 6 Bocah Tenggelam di Kubangan Dekat Grand City Balikpapan |
|
|---|
| Awal Mula Kubangan Maut di Dekat Grand City Terbentuk, Ketua RT dan DLH Balikpapan Beri Penjelasan |
|
|---|
| Tragedi Maut Kubangan Dekat Grand City Balikpapan, Walikota Rahmad Mas'ud Minta Investigasi Total |
|
|---|
| Ketua RT Beberkan Fakta Lumpur Hidup yang Tewaskan 6 Bocah di Balikpapan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251120_Salah-Satu-Ayah-Korban-Tenggelam-di-KM-8-Balikpapan-Utara-Laili.jpg)