Jejak Islam di Bumi Etam
Jejak Islam di Bumi Etam 13 - Masjid Shirathal Mustaqiem, Kisah 4 Tiang dan Syiar Islam di Samarinda
Masjid tersebut dikenal dengan masjid tua atau Masjid Shirathal Mustaqiem yang memiliki makna jalan lurus.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Syaiful Syafar
Kemudian tiang kedua, Lusulunna dari Gunung Lipan, Samarinda seberang.
Disusul tiang ketiga sumbangan dari Petta Loloncang berasal dari Sungai Kapih, Sambutan, Samarinda.
Terakhir tiang keempat dari Kapitan Jaya didatangkan dari Samarinda seberang sendiri.
Dibantu Sosok Nenek Misterius yang Ajukan Dua Syarat
Pada tahun 1881 masjid mulai dibangun, meliputi luas bangunan sekitar 625 meter persegi dan lahan seluas 2.028 meter persegi.
Pembangunan masjid diceritakan Sofyan memakan waktu sekitar 10 tahun.
Setelah material siap, termasuk empat tiang yang akan menjadi pilar utama, kata Sofyan, pendirian masjid belum bisa terlaksana di bawah komando Habib Abdurachman.
Konon, para pekerja kala itu kesulitan mendirikan empat tiang utama masjid.
Tiang berbahan kayu ulin setinggi 14 meter dengan diameter 80 sentimer itu tak kunjung bisa berdiri.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 8 - Kisah Pangeran Noto Igomo, Ulama Besar di Kesultanan Kutai
Banyak masyarakat tak mampu mengangkat dan menanamkan tiang utama, berkali-kali percobaan dilakukan, tetap saja gagal.
Permulaan pendirian empat tiang yang jadi pilar utama, masyarakat sekitar masjid hingga kini percaya pada kisah yang turun-temurun tentang adanya sosok yang membantu pendirian masjid.
Sofyan bertutur kepada TribunKaltim.co soal kisah di balik pendirian masjid kuno ini.
"Ketika setelah semua siap, dari pagi hingga petang, masyarakat yang berkumpul tak bisa mendirikan empat tiang utama.
"Menjelang maghrib ada sosok berpakaian putih menyerupai orang tua, nenek-nenek, mengucapkan salam pada Habib Abdurachman dan lainnya, kemudian bertanya ada apa ramai-ramai, yang kemudian dijawab akan mendirikan masjid," jelas Sofyan.
Baca juga: Jejak Islam di Bumi Etam 7 - Gelar Raja Berubah jadi Sultan
Nenek tersebut kemudian mengutarakan niat ingin membantu pendirian masjid, yang kemudian ditertawakan oleh masyarakat sekitar.
Masjid Shirathal Mustaqiem
Samarinda
Kalimantan Timur
Habib Abdurachman bin Muhammad Assegaf
Pangeran Bendahara
Jejak Islam di Bumi Etam
Sejarah Islam di Kalimantan Timur
sejarah masjid shirathal mustaqiem samarinda
sejarah masjid tua samarinda
sejarah islam di samarinda
Jejak Islam di Bumi Etam 26 Selesai - Batu Indra Giri, Penanda Hubungan Diplomatik Masuknya Islam |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 25 - Sosok Abu Mansyuh Indra Jaya, Pembawa Islam di Tana Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 24 - Al-Qur'an Tua Tulisan Tangan Jejak Penyebaran Islam di Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 23 - Masjid Jami Nurul Ibadah, Bukti Perkembangan Islam di Paser |
![]() |
---|
Jejak Islam di Bumi Etam 22 - Datu Bejambe, Leluhur Tokoh Penyebar Islam di Paser |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.