Berita Paser Terkini

Kasus Stunting, Disdikbud Paser Harus Pastikan Siswa Konsumsi Tablet Serentak dan Rutin Setiap Pekan

Kasus Stunting, Disdikbud Paser Harus Pastikan Siswa Konsumsi Tablet Serentak dan Rutin Setiap Pekan

Penulis: Ias | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
STUNTING - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser saat melakukan rembuk stunting bersama stakeholder terkait, yang berlangsung di Hotel Kryad Sadurengas, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunKaltim.co/Syaifullah Ibrahimi

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Kasus Stunting, Disdikbud Paser Harus Pastikan Siswa Konsumsi Tablet Serentak dan Rutin Setiap Pekan.

Pemerintah Kabupaten Paser dan berbagai daerah di Indonesia kini tengah gencar menangani kasus stunting di wilayah kerjanya.

Ketepatan dan disiplin mengonsumsi obat harus dipastikan berjalan dengan baik, agar proses berjalan sesuai target.

Baca juga: Sejarah 28 Februari: Hari Gizi Nasional Indonesia, Cek Cara Mencegah Stunting dengan Makanan Bergizi

Kepala Disdikbud Paser serta Dinkes Paser diharapkan untuk bekerja sama meningkatkan cakupan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri.

"Pastikan tabletnya telah benar-benar dikonsumsi, upaya yang nyata yaitu dengan mengonsumsi tablet tersebut secara serentak dan rutin seminggu sekali di kelas masing-masing."

Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Paser, Romif Erwinadi mewakili Bupati Paser, Fahmi Fadli pada kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Paser tahun 2024 di Hotel Kyriad Sadurengas, Selasa (26/3/2024).

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser menargetkan lokus penanganan stunting untuk tahun depan menyasar 14 desa.

Untuk tahun ini, Pemkab Paser tengah fokus menangani stunting di 47 desa sebagaimana target prevalensi stunting nasional tahun 2024 ini mencapai 14 persen.

Baca juga: Brimob Polda Kaltim Bagikan Susu Formula untuk Cegah Stunting pada Anak di Balikpapan

Pemerintah daerah hingga pusat saat ini tengah gencar-gencarnya memberikan perhatian terhadap stunting.

"Kami targetkan tahun depan ada 14 desa yang menjadi lokus penanganan stunting untuk wilayah Kabupaten Paser," terang Romif.

Mengacu pada hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting di Paser mencapai 24,9 persen di tahun 2022.

Sementara di tahun 2023, pemerintah telah menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan baru mendapatkan data tingkat provinsi.

"Prevalensi stunting Provinsi Kaltim tahun 2023 angkanya 22,9 persen, sementara data per kabupaten belum rilis. Pemkab berharap, stunting di Paser dapat terus menurun dan tentu perlu upaya berjenjang agar semua bisa terwujud," sambungnya.

Baca juga: Evaluasi Program Penanganan Stunting di Kota Bontang Berjalan Alot

Stunting, kata Romif bukan semata persoalan tinggi badan namun lebih buruk ialah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis dan ketertinggalan dalam kecerdasan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved