Berita Samarinda Terkini

Pedagang Liar di Depan Pasar Baqa Kota Samarinda Masih Berjualan, Pemkot Optimis Bisa Ditertibkan

Pedagang liar yang berjualan di depan kawasan Pasar Baqa itu kini sedang disiapkan untuk menempati 200 lapak di dalam pasar.

Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari
Pasar Baqa di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pedagang liar di depan Pasar Baqa Kota Samarinda masih berjualan.

Dinas Perdagangan Samarinda sudah dijanjikan 200 lapak kosong untuk ditempati para pedagang liar depan Pasar Baqa.

Pedagang liar yang berjualan di depan kawasan Pasar Baqa itu kini sedang disiapkan untuk menempati 200 lapak kosong di Pasar Harapan Baru itu.

Memang secara praktis kehadiran pedagang liar di depan Pasar Baqa itu membantu memudahkan warga sekitar mendapatkan bahan kebutuhan pokok selama Pasar Baqa belum aktif.

Namun di sisi lain para pedagang di dalam Pasar Baqa mengaku sepi pembeli, juga faktor keamanan lalu lintas karena berada di pinggir jalan.

Baca juga: Satpol PP Belum Tertibkan Pertamini, Masih Menunggu Surat Edaran Pemkot Samarinda

Bagaimana mengatasi permasalahan ini?

Kehadiran pedagang liar di depan kawasan Pasar Baqa, Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur sudah lama berlangsung.

Menurut kesaksian Sumiarti, keberadaan pedagang liar di depan Pasar Baqa itu bermunculan sejak tahun 2009.

Seiring berjalannya waktu, pedagang-pedagang liar tersebut kemudian memenuhi tepi jalan hingga beberapa meter.

Tak heran jika sejak dua minggu pindah ke Pasar Baqa, Sumiarti mengaku, tak sedikit pembeli yang enggan masuk ke dalam pasar.

Pasalnya, pembeli merasa lebih mudah menjangkau lapak-lapak liar tersebut.

Hal itu tentu sangat berdampak pada pendapatan harian pedagang Pasar Baqa.

"Ya, agak sepi, karena terbagi ke depan. Banyak yang nggak mau masuk sini," ujar Sumiarti.

Sementara itu, Kepala Disdag Samarinda Marnabas Patiroy mengungkapkan, pihaknya telah mengetahui persoalan tersebut.

Pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan tim terkait yang diketuai oleh Assisten I Pemkot Samarinda, Ridwan Tassa sebagai ketua tim relokasi pasar.

"Akan ditertibkan itu nanti, karena kalau di sana masih berjualan, takutnya di pasar ini sepi," tutur Marnabas.

Oleh sebab itu, Marnabas juga mengaku tak ingin berlama-lama untuk menertibkan pedagang liar tersebut, sehingga kegiatan ekonomi di Pasar Baqa dapat berjalan kondusif.

"Target secepatnya, lebih cepat lebih bagus. Karena bagaimana kenyamanan pedagang tetap terjaga. Yang penting itu," pungkas Marnabas

Terlebih, keberadaan pedagang liar tersebut membantu masyarakat sejak Pasar Baqa mangkrak tak beroperasi selama bertahun-tahun.

Meski Pasar Baqa kini sudah kembali aktif, namun para pedagang Pasar Baqa masih saja mengeluhkan sepinya pengunjung, lantaran pedagang liar di depan Pasar Baqa juga masih beroperasi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda, Marnabas Patiroy, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan tempat khusus bagi para pedagang liar tersebut.

Menurut penjelasannya, Pasar Harapan Baru masih memiliki sekitar 200 lapak yang kosong, cukup untuk menampung para pedagang liar tersebut.

Sebab itu, para pedagang liar tersebut akan segera ditertibkan dan direlokasi oleh pihaknya yang juga bekerja sama dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Saya juga maunya lebih cepat. Tapi kami akan sosialisasi dulu,” ujarnya.

Alih-alih penertiban langsung, pendekatan persuasif dengan cara sosialisasi juga telah dilakukan oleh Camat Samarinda Seberang Aditya Koesprayogi.

Menurut penjelasan Aditya pada TribunKaltim, Minggu (19/5/2024), pihaknya telah melakukan pendataan terhadap pedagang liar ini.

"Kami sudah data karena memang mereka sudah lama, ada 135 yang sudah kami data," sebutnya.

Aditya menekankan bahwa penertiban bukan bertujuan untuk merugikan PKL, melainkan untuk menata kondisi dan memberikan solusi bagi mereka. Terlebih ratusan lapak di Pasar Harapan Baru memang sudah dijanjikan oleh Disdag Samarinda.

"Karena mereka gak bisa lagi berjualan di depan Pasar Baqa, ini bagian dari solusi. Memang di rasa praktis berjualan di pinggir jalan, tapi dampaknya seperti aspek keselamatan yang harus dipertimbangkan," tutur Aditya.

Di sisi lain, Aditya mengaku bahwa hal ini tentu akan beririan, bahkan tak menutup kemungkinan akan menimbulkan permasalahan sosial,

Meski demikian, pihaknya tetap optimistis dan rutin menggencarkan sosialisasi kepada para pedagang liar tersebut. Sebagaimana sejalan dengan program penataan kota.

"Penertiban memang tidak simpel, ada siklus ekonomi ketika dipotong pasti akan bergejolak ratusan pedagang di luar itu. Tapi mau tidak mau harus penertiban, mereka akan kami berikan pemahaman bahwa berjualan di dalam pasar lebih nyaman," tuturnya. 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved