Berita Samarinda Terkini

Indonesia Coal Summit 2024 Digelar di Samarinda oleh Majalah Tambang dan PERHAPI Kaltim

Batu bara masih memiliki peran sentral menjadi sumber energi andalan di tengah masa transisi energi

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/Majalah Tambang
TAMBANG DI KALTIM - Batu bara masih memiliki peran sentral menjadi sumber energi andalan di tengah masa transisi energi. Hal ini ditegaskan dalam forum Indonesia Coal Summit 2024 yang diselenggarakan Majalah TAMBANG di Samarinda, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Batu bara masih memiliki peran sentral menjadi sumber energi andalan di tengah masa transisi energi.

Hal tersebut ditegaskan dalam forum Indonesia Coal Summit 2024 yang diselenggarakan Majalah TAMBANG di Samarinda, Kalimantan Timur.

Penyelenggaraan kegiatan tersebut oleh Majalah Tambang bekerja sama dengan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) PD Kalimantan Timur Indonesia Mining Association (IMA), Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), dan Forum Kepala Teknik Tambang (FKTT) Kaltim.

Tema yang diangkat adalah "The Resilience of Coal: Powering a Sustainable Future."

Dalam sambutannya, Direktur Utama Majalah TAMBANG, Atep A Rofiq menyebut wacana net zero emission bukan berarti no coal.

Baca juga: Perusahaan Tambang di Kukar BBE Group Tanam 2.024 Pohon Sengon, Salah Satu Upaya Reklamasi

Batu bara, kata Atep, masih sangat diandalkan untuk menopang ketahanan energi di Indonesia.

“Meskipun di luar sana kita sering mendengar ada dorongan net zero emission dan sebagainya, tentu ini kita pahami, bahwa bukan berarti no coal. Batu bara masih sangat diandalkan untuk menopang ketahanan energi di Indonesia dan di berbagai negara,” ungkap Atep melalui keterangan resminya, dikutip pada Jumat (12/7/2024).

Karena itu, Atep mendorong pelaku usaha, pemerintah dan stakeholder untuk bersama-sama mencari upaya-upaya inovatif agar emisi yang dihasilkan dari batu bara bisa ditekan. Dengan begitu, ketahanan energi RI tetap aman dan berkelanjutan serta minim polusi.

“Penting bagi kita untuk terus mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk menjaga keberlanjutan dan mencari jalan keluar agar emisi yang dihasilkan itu bisa ditekan, baik pada operasi pertambangan maupun di sektor hilir dari pembakaran batu bara atau PLTU,” ucap Atep.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kaltim, Ujang Rachmad menegaskan, butuh upaya-upaya berkelanjutan agar industri batu bara berkesesuaian dengan arah kebijakan pemerintah, misalnya pada proyek gasifikasi.

“Batu baranya tetap ada, tapi kemudian diberi nilai tambah yang lebih signifikan dengan hilirisasi batu bara tersebut. Misalnya diarahkan kepada gasifikasi batu bara,” beber Ujang.

Ia menyampaikan, pertambangan batu bara yang dibarengi dengan percepatan program hilirisasi ini menjadi arah kebijakan pembangunan ekonomi Pemprov Kaltim di masa mendatang.

“Itu arahan strategi pembangunan ekonomi Kaltim ke depan,” jelasnya.

Di Kaltim, industri pertambangan termasuk batu bara masih menjadi tumpuan utama ekonomi. Dominasi kontribusi sektor pertambangan dan penggalian lebih dari 40 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim.

Capaian kinerja dari laju pertumbuhan ekonomi (tahun 2023) telah melampaui target yang telah ditentukan, namun perekonomian Kalimantan Timur masih bergantung pada sektor ekstraktif terutama sektor pertambangan dan penggalian.

"Dominasi kontribusi sektor pertambangan dan penggalian lebih dari 40 persen terhadap PDRB Kaltim,” beber Ujang.

Baca juga: Trending Pray for Gorontalo, 6 Kecamatan Terendam Banjir hingga Tambang Emas Suwawa Longsor

Hal senada diungkapkan oleh Koordinator Hilirisasi Minerba, Kementerian ESDM, Muhammad Ansari. Menurutnya, batu bara masih mendominasi dalam bauran energi nasional di mana tahun 2023 angkanya mencapai 40 persen.

Sejauh ini, pemanfaatan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi ramah lingkungan terbilang masih rendah. Karena itu, dibutuhkan penyesuaian seiring strategi penggunaan batu bara ke depan untuk mendukung pengurangan emisi karbon.

“Peran batu bara memerlukan penyesuaian seiring strategi penggunaan batu bara ke depan untuk mendukung pengurangan emisi karbon. Kemudian kita selaraskan dengan optimasliasi energi baru dan terbarukan,” tegas Ansari.

Lebih lanjut, perlu dilakukan percepatan pengembangan industri hilir batu bara agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan aman bagi lingkungan.

“Pemanfaatan biofuel dan energi terbarukan lainnya perlu dioptimalkan untuk menggantikan energi fosil di area pertambangan, juga termasuk menetapkan strategi agar transisi energi dapat memberikan peluang bagi perekonomian,” tandas Ansari.

Sebagai informasi, jika melihat data sumber daya dan cadangan yang tersedia, batu bara masih jadi andalan dan akan digunakan hingga 20 tahun ke depan.

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim Tantang Poltek Pertanian Samarinda Menanam di Lahan eks Tambang Batu Bara

Saat ini, sumber daya batu bara mencapai 97 miliar ton dan cadangannya mencapai 31 miliar ton.

Lebih Lanjut Ketua Perhapi Kaltim Ahmad Helmy mengatakan, Coal Summit ini rencananya akan diadakan rutin setiap tahun dengan bahasan-bahasan yang update setiap tahunnya.

Supaya hasil bahasan coal Summit bisa dijadikan rekomendasi terkait pertambangan yang baik dan benar dan juga menerapkan konsep penambangan ESG (Enviromenta Sosial Governance).

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved