Ibu Kota Negara

Pedagang Pernak-pernik Khas Dayak Kaltim di Rest Area Sepaku IKN Laris Manis, Ada Kalender Kuno

Para pedagang UMKM di rest area Sepaku mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk membuka lapak dagangan mereka

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Bambang, salah satu pelaku UMKM pernak pernik khas suku Dayak Kalimantan Timur memperlihatkan barang dagangannya yang laris manis di rest area IKN Sepaku.TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Rest area Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tak hanya menjadi tempat istirahat bagi para pengunjung, tetapi juga menjadi sentra penjualan pernak-pernik khas suku Dayak Kalimantan Timur (Kaltim) yang laris manis.

Di samping menyediakan aneka makanan dan minuman, rest area ini juga menawarkan beragam kerajinan tangan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan budaya Dayak secara langsung.

Para pedagang UMKM di rest area ini mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk membuka lapak dagangan mereka.

Bambang, salah satu pelaku UMKM yang menjual pernak-pernik khas Dayak Kaltim, mengungkapkan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah kami bersyukur dan berterima kasih karena sudah disediakan tempat untuk UMKM di sini," ujarnya pada Minggu (28/7).

Baca juga: Pentacity Shopping Venue Hadirkan Penta Hub, Jadi Wadah UMKM untuk Pasarkan Produknya  

Baca juga: Raih Rejeki Cantumkan Nilai Gizi pada Produknya, Pengamat UMKM Balikpapan: Ini Salah Satu Kelebihan

Rest area IKN terletak strategis di depan salah satu pintu keluar masuk menuju proyek konstruksi IKN di Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, sekitar 150 meter dari jalan poros utama.

Letak ini membuatnya mudah diakses oleh pengunjung yang melintasi daerah tersebut.

Pernak-pernik yang dijual di sentra UMKM ini sangat beragam, mulai dari pakaian khas Dayak Kaltim, perisai Dayak Kaltim, peralatan tato tradisional khas Dayak hingga peralatan dapur.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 1 juta lebih, tergantung jenis, ukuran, bahan, dan tingkat kerumitan pada motif ukirannya.

"Paling mahal itu kotak tato tradisional, harganya Rp 1 juta lima ratus. Itu sudah lengkap semua peralatan tatonya, tinggal tambah tintanya saja," jelas Bambang. Mayoritas pernak-pernik yang dijual di sini berbahan dasar kayu Ulin, kayu khas Kalimantan yang dikenal akan kekuatannya.

Selain peralatan tato tradisional, di sentra UMKM ini juga terdapat kalender kuno yang terbuat dari kayu Ulin dan telah berusia ratusan tahun.

Menurut Bambang, kalender kuno tersebut digunakan oleh masyarakat Dayak terdahulu untuk menentukan hari yang cocok untuk berburu.

"Di kalender ini ada gambar berbagai jenis hewan yang sering diburu zaman dulu, lengkap dengan hari apes dan hari keberuntungan bagi yang paham membacanya," tambahnya.

Bambang, seorang warga lokal yang telah lama tinggal di Sepaku, sebenarnya merupakan pendatang dari Jogja yang merantau ke Kalimantan dan menetap di Sepaku sejak beberapa tahun lalu. Dia bercerita bahwa pernak-pernik yang dijualnya adalah hasil karyanya sendiri.

"Kebetulan ini buatan sendiri. Kami belajar membuat yang seperti ini dulu di Samarinda dan sampai sekarang saya masih bisa membuatnya," ungkapnya.

Baca juga: Berbekal Hobi Masak Ibu Mariyani Buka UMKM Raih Rejeki Balikpapan, Produk Sambal dengan 5 Varian

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved