Tribun Kaltim Hari Ini
Ini Alasan PKL Pasar Pandansari Balikpapan Tidak Mau Pindah di Lantai 2
Mereka tampak berjajar menjalar di sepanjang jalan area fasum dan fasos pasar, dengan turut memanfaatkan meja dan payung untuk membuka lapak berjualan
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sejumlah pedagang kali lima (PKL) kembali nangkring berjualan di fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) Pasar Pandansari, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur.
Padahal, pemerintah kota (Pemkot) Balikpapan belum lama ini melakukan penertiban besar-besaran.
Tepatnya 23-25 Juli 2024 lalu, ratusan lapak PKL dibongkar tuntas. Pantauan TribunKaltim.co, para PKL masih nekat berjualan di luar gedung Pasar Pandansari, yang merupakan area fasum dan fasos yang seharusnya dilarang sebagai tempat untuk berjualan.
Mereka tampak berjajar menjalar di sepanjang jalan area fasum dan fasos pasar, dengan turut memanfaatkan meja dan payung untuk membuka lapak berjualan. Pengawasan dan pengamanan oleh petugas gabungan juga telah digalakkan sejak Jumat (26/7).
Baca juga: Reaksi Kepala Satpol PP Balikpapan soal PKL Liar Kini Kembali Marak di Pasar Pandansari
Namun, upaya tersebut tampaknya belum membuahkan hasil yang optimal untuk membersihkan area fasum dan fasos dari lapak para PKL.
Salah seorang pedagang cabai, Kusni mengaku dirinya masih enggan untuk pindah ke tempat yang telah disediakan oleh pemkot Balikpapan. Tepatnya di lantai 2 dalam Gedung Pasar Pandansari.
Kusni khawatir, dengan berjualan ke dalam gedung, dapat menghilangkan pelanggan tetap. Belum lagi, ia merasa tidak sanggup untuk membawa dagangannya naik ke atas gedung pasar.
"Ya sudah biasa di sini yang beli, nanti malas masuk mereka. Terus susah bawa barangnya," tandasnya, Kamis (1/8).
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Haemusri Umar mengatakan, total lapak yang berada di dalam Gedung Pasar Pandansari dapat menampung setidaknya 600 orang atau lapak.
Namun pedagang hanya menempati lapak di lantai 1, sementara di lantai 2 dan 3 masih kosong peminat. Dalam artian baru terisi sekitar 30 persen.
Dalam hal ini, kata Haemusri, pemerintah harus mengambil kebijakan alternatif. Dengan menyediakan aksesibilitas untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
"Melihat kebutuhan anggaran yang tidak sedikit. Kalau revitalisasi besar-besaran itu anggarannya sekitar Rp16 miliar, termasuk dengan membuat kantong-kantong parkir yang ada di lantai atas," pungkasnya. (*)
Tragis! 2 Balita di Samarinda Tewas di Tangan Ayah Kandung, Terungkap dari Kain Sarung Kotak-kotak |
![]() |
---|
Beras Murahan Dijual Mahal, Polda Kaltim Bongkar Kecurangan 2 Merk Label Premium di Balikpapan |
![]() |
---|
Kecelakaan di Jembatan Busui Paser, Bus Tujuan Banjarmasin Terjun ke Sungai, 1 Korban Meninggal |
![]() |
---|
Sidang Perdana Kasus Narkoba Eks Direktur Persiba, Penangkapan Bermula dari Kunjungan Catur ke Lapas |
![]() |
---|
Polda Kaltim Tetapkan Tersangka Pembunuhan di Muara Kate Paser, Terduga Pelaku Masih Enggan Mengaku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.