Tribun Kaltim Hari Ini

DPRD Kota Samarinda Minta Tambah Rambu-rambu Peringatan di Jembatan Mahkota II

Novan menjelaskan bahwa tahap pengupasan aspal lama merupakan langkah penting untuk memastikan kualitas perbaikan. Jika lapisan aspal lama tidak

Penulis: Martinus Wikan | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari
Jembatan Mahkota II Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO - Proyek perbaikan Jembatan Mahkota II yang menghubungkan Kecamatan Sambutan, Samarinda Seberang, dan Palaran, terus menjadi sorotan.

Proyek yang telah berjalan beberapa waktu ini rupanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang melintas.

Terlebih terdengar kabar duka dari peristiwa kecelakaan yang menimpa dua warga kota Samarinda diduga dampak dari proyek pengupasan aspal yang masih dalam proses pengerjaan.

Hal ini pun mendapat respons dari Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahrony Pasie.

Baca juga: Relawan Kotak Kosong Tuntut Demokrasi Sehat, Kesbangpol Kaltim: Pilkada 2024 Harus Kompetitif

Novan mengakui bahwa keluhan masyarakat tersebut beralasan, namun ia juga mengingatkan bahwa perbaikan jembatan bukanlah pekerjaan mudah.

"Proses pengaspalan jembatan berbeda dengan jalan raya biasa.

Bobot aspal yang digunakan harus sangat diperhatikan agar tidak merusak struktur jembatan," jelas Novan.

Novan menjelaskan bahwa tahap pengupasan aspal lama merupakan langkah penting untuk memastikan kualitas perbaikan.

Jika lapisan aspal lama tidak diangkat, maka lapisan aspal baru tidak akan menempel dengan sempurna dan berpotensi cepat rusak.

"Dan justru hanya berpotensi menjadi PR baru bagi pemerintah kota. Nanti akan ada perbaikan-perbaikan terus menerus. Makanya harus ada pengupasan (aspal lama) terlebih dahulu," ungkapnya.

Selain itu, Politikus Partai Golkar ini juga menyoroti pentingnya penambahan rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi proyek.

Menurutnya, rambu-rambu tersebut sangat diperlukan untuk mengingatkan pengendara akan kondisi jalan yang sedang diperbaiki, sehingga dapat membatasi laju kendaraan.

"Ini penting agar kecepatan kendaraan bisa lebih dibatasi. Dan kewaspadaan pengendara perlu ditingkatkan lewat rambu-rambu tentang pekerjaan yang juga harus jelas," ujar Novan.

Novan mengaku tak menutup kemungkinkan bahwa akan dilakukan penutupan akses ke jembatan secara total. Namun di sisi lain, menurutnya, hal itu akan sangat memberatkan masyarakat.

Mengingat jembatan yang sudah terbangun sejak 2017 ini merupakan salah satu akses utama antara Palaran, Samarinda Seberang dan Sambutan, yang menjadi jalur utama pilihan bagi warga setempat.

"Sulit juga karena akses jalannya harus memutar jauh," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved