Ibu Kota Negara

Operasi Modifikasi Cuaca di Kaltim demi Percepatan Proyek IKN dan Persiapan Upacara HUT ke 79 RI

H-4 kita patroli, BNPB, KLHK, Masyarakat Peduli Api, dan semua pihak. Mobil tangki kami ada 4 standby di IKN, semua sudah siap

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/BNPB
MODIFIKASI CUACA - Pesawat jenis Cessna Caravan 208B yang digunakan dalam operasi modifikasi cuaca saat berada di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur.  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Kalimantan Timur diakui otoritas bahwa dalam upaya mendukung proses percepatan pembangunan dan persiapan jelang upacara HUT Kemerdekaan RI ke–79 di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan upaya OMC bertepatan dengan adanya penetapan siaga banjir di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).

Bentuk mitigasi untuk memodifikasi hujan ini sudah berlangsung sejak tiga pekan terakhir.

BNPB bersama Smart Aviation telah melakukan Modifikasi Cuaca di wilayah Kaltkm dan Ibu Kota Negara baru guna antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Banjir dan Longsor.

Baca juga: BMKG Balikpapan Beberkan Cara Modifikasi Cuaca untuk Dukung Pembangunan Bandara VVIP IKN 

"Jadi aktivitas modifikasi cuaca ini pasca penetapan Pemprov Kaltim perihal kebencanaan, BNPB melakukan langkah yang kebetulan juga sedang berlangsung yaitu percepatan pengerjaan proyek di IKN dan sekaligus persiapan upacara 17 Agustus," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Agustianur, Rabu (7/8/2024).

Lebih lanjut dijelaskan, pesawat jenis Cessna Caravan 208B digunakan untuk mengitari langit Kaltim 24 jam penuh.

Penyemaian awan dilakukan di wilayah Selat Makassar agar mengantisipasi cuaca ekstrem terjadi di Kaltim dan IKN.

OMC sudah berlangsung tiga pekan, BNPB menerbangkan empat pesawat yang terbagi di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. 

Kegiatan ini efektif, sehingga mampu meminimalisir hujan sampai 97 persen. Jadi BMKG memonitor melalui satelit adanya pergerakan awan hujan ke Kaltim atau IKN dari Sulawesi.

"Sehingga bergerak menaburkan garam yang dicampur bahan kimia, dan hujan terjadi di laut (selat Makassar),” terangnya.

“Pergerakan awan hujan sangat aktif, sehingga kenapa 24 jam penerbangan. Jadi sekali terbang memakan waktu dua jam,” imbuh Agustianur.

Baca juga: Upacara HUT RI ke 79 Siap Digelar di IKN, Langkah BMKG Modifikasi Cuaca agar Tidak Hujan Terus

Kegiatan lain, BPBD Kaltim melakukan sosialisasi bersama semua pihak untuk mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), di samping mitigasi bencana banjir dan longsor juga diantisipasi sejak dini, dibawah komando Pangdam VI Mulawarman.

“H-4 kita patroli, BNPB, KLHK, Masyarakat Peduli Api, dan semua pihak. Mobil tangki kami ada 4 standby di IKN, semua sudah siap,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto mengatakan, fungsi modifikasi cuaca agar menurunkan hujan di laut.

Tentunya ini mengantisipasi agar hujan tidak terjadi di kawasan IKN dan daerah penyangga di sekitarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved