Berita Nasional Terkini

Terjawab Sudah Sikap Wapres Mar'uf Amin di Kisruh PBNU vs PKB, Tolak Jadi Peluru untuk Menghantam

Terjawab sudah sikap Wapres Mar'uf Amin di kisruh PBNU vs PKB, tolak jadi peluru untuk menghantam

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Setneg/Setwapres
Wakil Presiden, KH Maruf Amin. Terjawab sudah sikap Wapres Mar'uf Amin di kisruh PBNU vs PKB, tolak jadi peluru untuk menghantam 

TRIBUNKALTIM.CO - Perselisihan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU dengan Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB makin memanas.

Terbaru, Wapres Ma'ruf Amin akhirnya bersikap mengenai kisruh tersebut.

Sebelumnya, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf terlibat perang komentar dengan Ketua PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Wapres Maruf Amin menyatakan dirinya tidak akan bersedia menerima PBNU jika pertemuan itu hanya untuk mencari peluru dalam menghantam PKB.

Baca juga: Peluang Anies Baswedan ke Pilkada Jakarta 2024 Kian Tipis, PDIP Jalin Komunikasi dengan KIM Plus

Baca juga: Momen Mengharukan Menko Marves Ucap Salam Perpisahan dengan Jokowi, Luhut: Selamat Jalan, Pak!

Hal ini disampaikan Wapres menanggapi rencana PBNU yang akan meminta keterangan darinya berkaitan dengan konflik yang terjadi antara PKB dan PBNU.

Ma’ruf Amin menekankan bahwa dirinya akan menolak jika pertemuan dengan PBNU hanya mencari peluru untuk menyerang PKB.

Ia tidak ingin menjadi bagian dari konflik antara PBNU-PKB.

“Kalau hanya untuk cari peluru untuk menghantam yang satu, hanya minta (keterangan) dari saya tapi untuk digunakan peluru untuk menghantam yang lain, saya tidak bersedia.

Itu kan namanya saya memberi peluru-peluru untuk tambah konfliknya,” kata Wapres saat ditemui di MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo, Yogyakarta, Rabu (7/8/2024).

Namun demikian, Wapres menuturkan, dirinya dengan terbuka akan menerima PBNU jika ingin mencari jalan keluar atas permasalahan dengan PKB.

Baca juga: Prabowo Beber Anggaran Bangun IKN Nusantara Kaltim di Kisaran 30 Miliar Dollar, Yakin APBN Mampu

Terlebih, kata Ma’ruf Amin, dia merupakan salah satu pendiri PKB dan menjadi Ketua Majelis Syura pertama serta mantan Rais Aam PBNU.

“Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana mengislahkan, mendamaikan ya, dengan tulus, dengan ikhlas, saya sangat bersedia,”

“Bersedia tentu karena untuk mendamaikan itu kan perintah, perintah agama, apalagi saya juga terlibat dulu waktu pendiriannya, bahkan ketua Dewan Syura pertama saya. Sebelum Gus Dur,” ucap dia.

Sebelumnya, Rois Syuriyah PBNU sekaligus anggota Tim Panel PBNU Cholil Nafis mengatakan, Ma'ruf Amin akan dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai salah satu tokoh yang membidani lahirnya PKB.

Baca juga: KPK Bocorkan Alasan Belum Bisa Endus Harun Masiku, Kronologi Ngototnya PDIP Upayakan Masiku ke DPR

"Insya Allah nanti juga akan kita mendatangi sowan bukan manggil kalau kepada Kiai Ma'ruf Amin karena beliau dari awal yang mendirikan PKB," ujar Cholil dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Senin (5/8/2024).

Cholil menyebutkan, pihaknya memberikan perlakuan berbeda kepada kader NU muda dengan yang senior seperti Ma'ruf.

Bila kader muda dipanggil untuk datang ke kantor PBNU, tim panel PBNU akan mendatangi tokoh-tokoh senior untuk meminta keterangan.

"Kepada yang tua kami akan nanti akan mendatangi, termasuk kepada Kiai Ma'ruf Amin insyaallah kita akan mendatangi selain kepada beliau untuk mendapatkan informasi yang cukup, kata dia.

Cholil mengatakan, tim panel PBNU akan meminta keterangan Ma'ruf setelah selesai memanggil kader-kader yang berusia muda.

Baca juga: PKB Belum Putuskan Koalisi dengan PSI, Kaesang Mau Istikharah Dulu untuk Maju di Jakarta atau Jateng

Misalnya, pada Senin lalu, PBNU memanggil Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid meskipun panggilan tersebut tidak dipenuhi.

Konflik antara PBNU dan PKB bermula dari Panitia Khusus Hak Angket DPR-RI terkait penyelenggaraan haji 2024.

Pansus tersebut disahkan oleh Wakil Ketua DPR-RI Muhaimin Iskandar dan dibentuk karena menilai Kementerian Agama bermain dalam kebijakan kuota haji khusus.

Menanggapi pembentukan pansus tersebut, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai ada dendam pribadi dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Yahya menuding pansus tersebut dibentuk untuk mengincar kesalahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan adiknya sendiri. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wapres Tak Bersedia Ditemui PBNU jika Hanya Cari “Peluru” untuk Hantam PKB"

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved