Dinamika Partai Golkar

Airlangga Mundur, Jika Gibran atau Jokowi jadi Ketua Umum Golkar, Pengamat: Demokrasi Diacak-acak

Setelah Airlangga mundur, jika Jokowi dan Gibran jadi Ketua Umum Golkar, pengamat sebut demokrasinya diacak-acak.

Editor: Amalia Husnul A
Kolase Tribun-Timur.com
AIRLANGGA MUNDUR - Poster Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Ketum DPP Partai Golkar pengganti Airlangga Hartarto yang ramai beredar. Setelah Airlangga mundur, jika Jokowi dan Gibran jadi Ketua Umum Golkar, pengamat sebut demokrasinya diacak-acak. 

Selain itu, menurut dia, ada istilah prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (pdlt) dalam tradisi Golkar.

Sementara itu, Gibran dan Jokowi diketahui sebelumnya adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan belum bergabung apalagi menjadi kader Partai Golkar.

Oleh karena itu, Ujang mengatakan, skenario yang paling mungkin adalah menempatkan orang Jokowi yang merupakan kader atau pengurus Golkar sebagai ketua umumnya.

“Menurut hemat saya, yang paling halus mungkin menempatkan orangnya Jokowi jadi Plt (pelaksana tugas) ketum,” ujarnya.

Sebelumnya, Ujang berpandangan bahwa ada upaya menguasai Partai Golkar usai Airlangga secara mengejutkan menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum Golkar pada 11 Agustus 2024.

“Kelihatannya ini invisible hands ya, tangan-tangan kekuasaan, ya mengarah kepada siapa lagi yang sedang berkuasa saat ini.

Ingin mendongkel Airlangga, menempatkan orang-orangnya menjadi katakanlah ketua umum maupun pengurus-pengurus yang lain,” katanya.

Baca juga: Beredar Poster Deklarasi Gibran Rakabuming Calon Ketum Golkar Usai Airlangga Hartanto Resmi Mundur

Ujang menilai bahwa ada upaya mendongkel Airlangga dari posisi Ketum Partai Golkar bisa saja dilakukan melalui tekanan seperti mengangkat perkara hukum.

“Saya melihat Ketum Golkar saat ini, Airlangga ditekan habis-habisan, mungkin akan diangkat kasus hukumnya dan lain sebagainya.

Skemanya tadi, mendongkel Airlangga agar nanti ketum, pelaksana tugas (plt)-nya digantikan oleh orang yang manut kepada kekuasaan saat ini,” ujarnya.

“Ini kan sebenarnya sangat jelas, sangat kasat mata ya permainan yang menurut saya, melakukan segala cara, menghalalkan segala cara untuk merebut Golkar dengan kekuasaan,” kata Ujang lagi.

Usai Airlangga mundur, Ujang memprediksi bahwa sejumlah orang yang dekat dengan kekuasaan saat ini bakal ditempatkan dalam posisi penting di Partai Golkar.

Sehingga, partai tersebut bisa dikendalikan.

“Mungkin skenarionya adalah menempatkan orangnya yang memang aktif di Golkar untuk dipegang, dikendalikan oleh presiden,” ujar Ujang.

Airlangga mundur, muncul nama Bahlil

Baca juga: Sikap Golkar Kaltim Usai Airlangga Mundur sebagai Ketua Umum, Pendaftaran Pilkada 2024 Jadi Sorotan

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved